50. Hilang

1K 134 17
                                    

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading


Sudah lebih dari satu jam mereka mencari keberadaan Deva, tapi tak ada sedikitpun titik terang yang mereka dapat untuk menemukan nya.

Kini mereka berhenti di persimpangan jalan, "Kayanya kalo kita bareng gini akan sedikit susah., Lebih baik kita mencair aja,"saran Bima.

"Gue setuju, karena kalo gini gak akan ada hasil,"lanjut Ervan.

Mereka pun menyetujui nya, Bima, Nara, Ana dan Alex satu team sedangkan Nata dan Ervan pergi ke masing-masing tempat.

Dari kejauhan Ana, melihat ada motor yang terparkir di pinggir jalan, dan dia merasa tak asing dengan motor itu.

Dengan cepat Ana menepuk bahu Alex,"Kak stop!"

"Kenapa sih Na?"

"Itu!" Ana menunjuk ke arah motor.

"Motor Dev?"

"Kita liat dulu," kata Ana.

"Bim, ke sana!" Teriak Alex yang memberi tau.

Setelah mereka sampai di dekat motor itu, ternyata benar itu adalah motor milik Deva.

"Ini beneran motor Deva?" Tanya Nara.

"Iya, bener, tapi Deva nya mana?" Bingung Bima.

Ana yang mulai ngerasa panik, matanya mulai berkaca-kaca. Pikirannya sudah bercabang kemana-mana.

"Lo tenang dulu Na, pasti kita temuin Kak Deva,"kata Nara

"Makin bingung gue, kenapa dia ninggalin motor nya di sini?" Kata Alex.

"Gue yakin ini bukan di sengaja,"kata Bima, yang terlihat serius.

"Terus kita harus gimana Kak?"tanya Ana.

Bima nampak berpikir, dan melihat ke sekitar motor. Matanya langsung tertuju pada sebuah gelang, lalu Bima mengambil nya.

"Itu gelang siapa?" Tanya Nara.

"Ini gelang Deva, gue yakin ini ada yang gak beres,"kata Bima.

Ana semakin tak tenang, dia memeluk Nara.

"It's oke Na, kita usaha terus," kata Nara yang terus mengusap Ana.

"Gue gak yakin, tanpa petunjuk yang lain kita dapet nemuin Deva,"lanjut Alex.

"Usaha dulu lah Kak, masa pasrah aja,"kata Nara.

"Ya kita liat kondisi ajalah Nar, dia aja ngilang kaya di Telen bumi."

"Please Kak, bantuin gue,"Mohon Ana.

Mereka terdiam, Bima juga belum tau apa yang harus di lakukan.

Di tengah keheningan itu, tiba-tiba handphone Ana berbunyi. Ana melihat layar handphonenya ternyata itu dari Mamahnya.

Ana hanya menatapnya ragu.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang