28. Waktu berdua

1.4K 216 20
                                    

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading

Hari ini cukup melelahkan. tapi terbayar dengan kebahagiaan. Walaupun butuh perjuangan tapi bagi Dimas hari ini cukup membuat nya lebih lega dan tenang dan ini berkat putri tercinta nya karena tanpa adanya rencana dari Ana semua tidak akan berjalan dengan baik.

"Gimana Mas, rasanya bisa jalan lagi sama anak kamu?" Tanya Antika, yang baru saja meletakkan teh di depan Dimas.

"Aku seperti kembali ke masa lalu,"kata Dimas.

Antika tersenyum,"Aku harap kamu jangan bersikap tidak baik lagi sama Deva, pertahankan demi kesembuhan mental anak kamu."

"Iya, ini kan udah aku coba sayang,"kata Dimas, yang tiba-tiba memeluk pinggang Antika.

"Mulai deh manja, gak malu apa udah punya anak dua,"dumel Antika.

"Baru dua, kan janji nya nambah lagi,"celetuk Dimas.

Antika memplototi Dimas,"Enggak ya, kita udah tua!"

"Kamu aja kali yang ngerasa tua, aku sih enggak,"kata Dimas dengan senyum jail nya.

"Ih kamu mah!"

Dengan kesal Antika memukul Dimas.

"Sakit tau,"kata Dimas, sambil memegang bahu nya.

"Kamu nya sih,"kesal Antika.

"Yaudah maaf ya, istriku,"mohon Dimas.

"Iya."

***

Semenjak pulang tadi, Deva langsung masuk kamar dan kini duduk di depan meja belajarnya.

Dia menatap botol tabung kecil yang berisi obat nya,"Semoga gue bisa lepas dari Lo,"Monolog nya.

Tok tok

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Dengan malas dia bangkit, dan membukanya.

Saat pintu terbuka, pemandangan pertama yang Deva lihat adalah Ana,"Ngapain?"tanya Deva jutek.

"Bawa ini," kata Ana, yang mengangkat segelas susu di atas nampan.

Dengan cepat Deva mengambil gelas itu,"Yaudah sana,"usir Deva.

Tapi Ana tak bergeming, dia masih di depan pintu itu.

"Punya kuping kan?"

"Punya,"jawab Ana santai.

"Kalo masih berfungsi, silahkan pergi,"ulang Deva.

Karena Deva kesal, dia dengan cepat menutup pintunya.

Tapi saat dia ingin menutup pintu, tangan Ana dengan cepat menahan nya.

Deva menghela napas,"Lo mau nguji kesabaran gue?"

"Enggak Kak, aku cuma mau ngobrol boleh?"

Deva nampak berpikir, apalagi yang akan adik tirinya itu bicarakan.

"Boleh kan? bentar aku mau ambil sesuatu dulu,"kata Ana,tanpa mendengar jawaban dari Deva, dia langsung lari ke arah kamarnya.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang