22. Jiwa yang lain

1.5K 232 34
                                    

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading

     Tadi malam Ana mengalami demam tinggi, mungkin efek kejadian terceburnya  ke kolam renang kemari sore. Kini Ana masih terbaring di tempat tidurnya, dai berniat ingin sekolah tapi Antika sudah duduk di dekatnya.

"Kamu masih demam, jangan sekolah ya sayang,"kata Antika, yang kini berada di kamar Ana.

"Tapi Mah, aku ada ulangan,"kata Ana.

"Nanti kan bisa susulan."

"Tapi..."

Antika menatap Ana,"Sayang..."

"Iya deh,"pasrah Ana.

"Jangan ngambek dong, kan buat kesehatan kamu,"bujuk Antika.

"Iya Mamah,"Ana tersenyum paksa.

"Gitu dong."

"Yaudah, Mamah ambil sarapan kamu dulu ya ke bawah,"pamit Antika

Ana hanya mengangguk.

***

Di ruang makan, terlihat Dimas sudah duduk dan siap untuk sarapan.

"Ana mana?"tanya Dimas, yang tak melihat keberadaan putrinya itu.

"Dia sakit Mas, jadi aku suruh istirahat aja di rumah,"jawab Antika.

Ketika Dimas dan Antika sedang mengobrol, terlihat Deva baru saja turun.

"Eh sayang, sarapan dulu sini!" Panggil Antika.

"Gak usah, udah telat,"kata Deva, langsung pergi.

Di luar sudah ada mobil yang terparkir, siapa lagi kalo bukan mobil nya EL.

Deva langsung masuk ke mobil itu,"Ngapain liatin gue?" Deva mulai risih, ketika baru masuk langsung dapat tatapan aneh dari EL.

"Mata-mata gue, bebas lah,"jawab nya ketus.

"Aneh."

"Itu Lo udah gak pake Kruk, ngapain masih minta jemput gue sih?" Protes EL, saat menyadari kalo Deva sudah tak memakai Kruk lagi.

"Ya bebas gue juga lah, "balas Deva.

"Terserah deh," pasrah EL.

"Ya iyalah terserah gue, buruan suruh supir Lo jalan,"titah Deva.

EL berdecak,"Jalan Pak!"

"Eh, tapi kok gue gak liat Ana keluar?"

"Mana gue tau,"jawab Deva cuek.

"Dih, Lo tuh ya definisi Kakak yang buruk,"celetuk EL.

Deva hanya  diam, tak menanggapi ocehan El.

"Apa dia sakit, karena kejadian kemarin?" Gumam Deva dalam hati.

***

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang