54. Akhir dari semuanya

1.2K 174 43
                                    

.
.
Tak bersayap
.
.
Happy reading

    Ruangan itu terasa lebih menegangkan, Antika yang terus memperhatikan wajah Deva situasi nya membuat dia semakin bingung.

"Kenapa gak jawab pertanyaan saya Antika?"

Antika masih diam, bibirnya terasa berat untuk menjawab pertanyaan dari mantan suaminya itu.

"Mana anak saya!" Bentak Ricard.

Antika menatap tajam ke arah Ricard,"Anak kata kamu? Harus nya kamu sadar, kamu itu gak pantes jadi orang tua!"

Ricard tersenyum kecil,"Dia hak saya juga, jadi tidak ada alasan kamu melarang saya bawa dia."

Di balik kelemahan nya, Deva menyaksikan perdebatan di antara keduanya.

"Sekali lagi saya tanya, di mana Ana?"

"Di mana Antika!"

Antika tersentak kaget, posisinya saat semakin terdesak. Matanya mulai bergerak tak tenang ini konsekuensi yang harus dia hadapi dengan apa yang dia lakukan sekarang.

"Masih belum mau jawab? Oke berarti kamu lebih suka anak kesayangan kamu ini mati kan?" Ricard tersenyum licik, dengan satu pistol yang dia arahkan ke kepala Deva.

"Ricard jangan macam-macam!"

"Saya serius Antika, bisa saja anak ini mati dalam sekejap."

Deva yang merasa dirinya di ujung kematian, tidak bisa melakukan apa-apa.

"Tuhan, jika ini adalah jawaban yang engkau beri aku ikhlas, bunda tunggu Akhtar ya,"lirih Deva dalam hatinya.

"Jangan Ricard! Atau saya telpon polisi sekarang!" Ancam Antika.

"Hahah.. silahkan! Itu artinya akan mempercepat kematian dia!" Ricard semakin mendekat ke arah Deva.

"Stop!"

"Sayang..."

***

Dimas yang sedari tadi mencari istri dan putrinya di setiap sudut rumah, tapi tak juga ketemu. Dia semakin bingung mengapa mereka tak ada di rumah dan kalo pun keluar mengapa tidak berpamitan padanya.

"Kalian di mana?" Hatinya semakin risau.

Ketika dia membuka kamarnya, Dimas baru sadar jika handphone Antika tergeletak di meja rias dengan cepat dia mengecek nya.

Saat dia baru saja membuka,matanya terbuka lebar dan perasaan nya bergejolak raut wajahnya terlihat jelas menahan emosi.

"Sialan!"

Dengan cepat dia mengambil kunci mobil, dan pergi buru-buru.

Di sekolah yang memang sekarang baru saja jam pulang,, kini mereka berada di parkiran.

"Gue mau kerumah Ana, kalian gimana?" Tanya Nara.

"Gue mau tetap cari Deva,"jawab Bima.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang