46. Kegelisahan

1.2K 201 29
                                        

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading

Di kamar yang terlihat elegan itu, terlihat Antika sedang fokus dengan handphone nya.

"Kamu lagi apa sayang?"

Antika menoleh ketika mendengar suara suaminya.

"Enggak Mas, aku iseng aja lagi buka Instagram."Antika masih melihat layar handphonenya, ada satu postingan yang membuat nya sedih.

Dimas memperhatikan layar handphone Antika, dan ternyata ini jawabannya mengapa wajah istrinya nampak murung.

Dimas memperhatikan layar handphone Antika, dan ternyata ini jawabannya mengapa wajah istrinya nampak murung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Deva lebih happy kalo lagi sama Rena, aku semakin merasa gagal jadi ibu..."

"Ssttt... Jangan berpikir seperti itu, aku kan sering bilang kamu itu ibu yang baik, aku gak tau jadinya kalo gak ada kamu." Dimas memeluk Antika dengan lembut.

Antika menghadap ke Dimas, lalu matanya saling bertemu,"Mas, apa kamu mau janji sesuatu buat aku?"

"Tentu, janji soal apa?"

Antika menarik napas, rasanya dia tidak bisa menahan semuanya sendiri dia butuh suaminya, "Janji kamu gak akan marah setelah aku cerita sesuatu sama kamu."

Dimas terdiam sejenak,"Iya aku janji, apa ada hal serius?"

"Dia datang lagi Mas." Antika tampak ragu saat mengatakan itu.

Dimas tertegun saat mendengar ucapan istrinya, dia sangat paham siapa orang yang maksud Antika.

"Sejak kapan dia mengganggu kamu, dan kenapa kamu diam aja?"

"Maaf Mas, aku hanya takut untuk bercerita."

"Apa yang dia mau?"

"Dia ingin Ana Mas," lirih Antika.

"Gak akan aku biarkan!"

"Mas janji sama aku, tolong jaga Ana dan Deva aku takut mereka yang menjadi sasaran nya."

Dimas teringat sesuatu,"Apa yang meneror Deva itu dia?"

"Kemungkinan Mas."

"Mulai sekarang kita harus lebih waspada."

***

Setelah puas bercerita dengan Rena, Deva kini sudah berdiri di ambang pintu bersiap untuk berpamitan.

"Makasih ya Bun untuk hari ini, aku pulang dulu,"pamit Deva.

"Iya sayang, kamu gak mau tunggu Bima dulu?"

"Gak usah Bun, dia masih lama di bengkel."

"Yaudah kalo gitu, hati-hati di jalan."

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang