.
.Tak Bersayap
.
.
Happy readingKini panitia sedang berkumpul di area basecamp, karena di hari kedua ini akan banyak sekali kegiatan.
"Gimana acara siang, kita bakal tetap heaking?" Tanya Ervan.
"Iya, jadi malem nya kita gak usah keluar, takut juga terjadi hal yang gak di inginkan," sambung Bima.
"Yaudah, kalo itu udah fix, nanti kita mulai dari jam dua siang aja kalo gitu," kata Alex sambil mengunyah kacang.
"Lo rapat,apa mau makan sih Lex?" sindir Nata.
"Ya sambil aja sih Nat, namanya orang sibuk, harus pinter gunain waktu," jawab Alex
"Yaya suhu gak bisa di lawan," jawab Nata, pasrah.
"Yaudah bentar lagi makan siang, coba di cek lagi siapa tau belum pada makan," suruh Bima.
"Biar gue aja," kata Deva, lalu langsung keluar dari basecamp.
"Tumben tanpa di suruh," celetuk Alex.
***
Deva memantau setiap tenda, dan sekarang giliran ke tenda Ana dan kawan-kawan. Dia hanya memantau dari jauh, di sana terlihat Ana sedang memanaskan air.
"Kayanya udah Mateng deh ini," gumam Ana berniat mengangkat panci air itu.
"Awss...! panas banget ya," kata Ana yang kesulitan mengangkat nya.
Tapi dia harus bisa, karena air itu untuk mereka minum.
Dengan perlahan dia mengangkatnya, tapi tiba-tiba badan nya oleng saat berhasil mengangkat panci itu.
"Eeeh...eehh! "Ana tidak bisa lagi menyeimbangkan badannya.
Happ
Prangg
"Arrgg...!"
"Kak Dev..!"pekik Ana, ketika melihat siapa orang yang menolongnya.
Deva hanya diam, sambil meringis kesakitan, karena setelah menahan tubuh Ana, panci berisi air panas itu, sedikit tumpah mengenai tangannya.
"Ya ampun tangan Kakak." Ana langsung menarik tangan Deva untuk mengeceknya.
"Merah, sebentar ya Kak, aku mau ngambil salep bakar dulu, ke tenda kesehatan," lanjut Ana
"Gak usah," jawab Deva, dingin.
"Gak Kak, ini karena aku, jadi tunggu sebentar."
Tanpa menunggu jawaban Deva, dia langsung pergi dari sana.
Tak lama Ana datang membawa kotak P3K.
"Sini Kak!" Ana menarik tangan Deva, membawa nya ke tempat duduk yang tak jauh dari sana.
Deva hanya pasrah, dan mengikuti Ana,
Dan Ana meletakan tangan Deva di atas pahanya, namun Deva menarik kembali tangannya itu."Gue bilang gak usah, denger gak sih," kesal Deva.
Dengan sabar, Ana menarik kembali tangan Deva, "Kalo gak di obatin nanti bisa infeksi," kata Ana sambil mengoles salep ke tangan Deva,, yang kena air panas tadi.
Dengan telaten Ana mengoles salep itu, sambil meniup dan memasangkan perban di tangan Deva, yang semakin terlihat merah.
Deva terdiam, menatap perlakuan Ana, Yang selama ini dia selalu menolaknya tapi tenyata gadis kecil itu masih mau menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERSAYAP | TERBIT
FanfictionDevaliano Akhtar Bamantara memiliki trauma sejak kecil, hingga dia di vonis menderita gangguan mental lebih tepatnya kepribadian ganda. Semua di akibatkan karena suatu hal yang berujung dia harus kehilangan ibu dan adiknya dalam satu waktu. Berta...