52. Keputusan

849 124 13
                                        

.
.
Tak bersayap
.
.
Happy reading

Di sebuah gudang tua, suasana sangat mencekam. Deva yang di ikat kencang, di kursi dengan mulut di sumpal dan tak lupa ada Ricard yang berdiri tepat di samping Deva.

Ricard menarik rambut Deva, sampai keluar ringisan dari balik mulut Deva yang tersumpal.

"Tenang, kamu akan segera bebas setelah saya mendapatkan anak saya kembali,"ucap Ricard dengan tatapan bengisnya.

Deva terlihat pasrah, tubuh nya sudah sangat sakit dengan seluruh siksaan yang di buat orang itu.

"Gue gak tau harus apa, "lirih Deva dalam hati.

"Jaga dia, sebentar lagi kita berangkat,"titah Ricard.

Dengan mata sayu nya, Deva menatap kepergian Ricard dari ruangan itu, dia hanya berharap ada keajaiban untuk mengirim orang dan membebaskan dari orang jahat itu.

***

Di pertengahan jalan Antika memberhentikan mobilnya, dan menepi di bahu jalan. Antika di buat serba salah kali ini, dia tidak tahu langkah yang dia ambil saat ini sudah benar atau justru akan membuat semuanya semakin kacau.

Matanya terlihat gelisah,"Apa dengan aku membohongi Ricard, Deva akan aman?"gumam Antika.

Antika terus berpikir dengan ide yang terlintas di pikiran nya saat ini. Resiko nya sangat besar, terlalu banyak kemungkinan yang terjadi.

Ketika pikiran sedang kacau, tiba-tiba ada Suara notifikasi dari handphonenya. Dengan rasa ragu Antika membuka nya.

Ricard

Lokasi

Aku kasih kamu waktu dua hari untuk berpikir, dan Aku tunggu di tempat itu, dan ingat bawa anak kita!
17.00

Antika bingung mengapa Ricard membatalkan pertemuan sekarang, apakah dia tahu jika Ana tak bersamanya sekarang.

Antika langsung menutup layar handphonenya, tanpa berniat membalas pesan itu.

Dengan perasaan bingung, dia mulai menyalakan mobilnya kembali, dan memutuskan untuk putar balik pulang ke rumah, lagi pula dia berjanji pada Dimas untuk tidak terlalu lama.

Tak jauh dari mobil Antika, terlihat Ana bersama Nata masih setia mengikuti dari belakang. Ana memantau sang Mamah dari jauh, apalagi ketika dengan tiba-tiba mobil itu berhenti di pinggir jalan.

"Kenapa Mamah Lo berhenti di situ Na?"

Ana yang terus memperhatikan mobil sang Mamah, hanya diam dia juga tidak mengerti apa yang akan di lakukan mamahnya saat ini.

"Eh mamah Lo jalan lagi, tapi kok dia puter balik Na,"lanjut Nata.

"Please Nat, ikutin lagi,"titah Ana, yang tak ingin kehilangan jejak mobil Antika.

Dengan cepat Nata mulai mengikuti lagi mobil itu.

***

Kembali ke tempat di mana Deva di sekap, dia masih dengan posisi yang sama kini tatapannya mengarah ke satu objek di depan nya.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang