.
.Tak Bersayap
.
.
Happy readingKeadaan keluarga Bamantara sekarang sudah lebih baik, Dimas yang sudah bisa berdamai dengan ego nya. Tinggal tugas nya melunakkan hati putra pertamanya itu.
"Dev, jangan pulang telat inget nanti malam Kita harus ke dokter," peringat Dimas.
"Hmm." Lalu Deva langsung meninggalkan ruang makan.
Ana tersenyum, saat mendengar bahwa Kakaknya mau konsultasi nanti malam, "Yaudah Mah, Pah aku berangkat ya,"pamit Ana.
"Tapi sayang, supir kita lagi libur, Papah juga gak bisa antar kamu,"kata Antika yang baru ingat, kalo supir nya tadi minta izin tidak masuk.
Ana diam sejenak, kalo dia harus naik taxi, pasti harus menunggu lama,"Yaudah aku sama Kakak aja!" Tanpa mendengar jawaban orang tuanya, Ana langsung berlari keluar berharap Kakak nya belum berangkat.
"Kak tunggu!"
Brukk!
"Awss!" Ringis Ana, ketika dia jatuh akibat ulahnya sendiri.
Deva yang sedang memanaskan motor nya langsung menoleh saat mendengar teriakan dan suara kencang dari belakang nya.
Deva menahan tawa, saat melihat adik tirinya terduduk lesehan di lantai.
Ana kesal melihat Kakaknya hanya diam, dan tak membantunya,"Ihh.. Kakak bukan nya bantuin aku, malah diem aja,"Kesal Ana.
"Salah sendiri, gak hati-hati,"kata Deva lalu mengabaikannya Ana kembali.
Dengan tampang kesalnya, Ana bangun sendiri, dan mendekat ke arah motor Deva,"Kak, aku bareng Kakak ya,"pinta Ana.
Deva menatap Ana,"Kan bisa sendiri."
"Kalo aku pesan taxi lama, nanti aku telat, please ya Kak," Mohon Ana, dengan wajah melasnya.
Karena Deva tak tega saat melihat wajah melas Ana, dia langsung menyerahkan helm nya pada Ana.
Ana terdiam,"Mau gak? Kalo gak yaudah," Deva sudah siap menaiki motornya.
"Ehhh.. Mau Kak!" Dengan cepat Ana mengambil helm itu.
"Buruan!"
Ana pun menurut mereka pun pergi ke sekolah bersama. Setelah Deva dan Ana pergi, tenyata orang tua mereka sedari tadi memantau di balik jendela dekat pintu utama.
"Setidaknya, mereka udah bisa ngobrol ya Mas,"kata Antika
"Iya, semoga awal yang baik."
***
Saat sampai sekolah, Deva menurunkan Ana sebelum masuk ke dalam gerbang.
"Kak, kok aku di turunin di sini?" Protes Ana.
"Udah bagus gue mau bareng Lo, jadi gak usah protes!"
"Tapi kan semuanya udah tau, jadi kenapa harus sembunyi lagi?"
"Cukup orang terdekat aja, jangan sampai satu sekolah ini tau,"Kata Deva, lalu pergi meninggalkan Ana di dekat gerbang.
Ana menghentakkan kakinya, dia sangat kesal dengan tingkah Kakaknya itu,"Padahal gue udah bayangin masuk ke dalam sekolah, terus semau orang tau kalo gue sama Kak Dev saudaraan,"gumamnya, yang berekspresi hari akan menjadi hari baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERSAYAP | TERBIT
FanfictionDevaliano Akhtar Bamantara memiliki trauma sejak kecil, hingga dia di vonis menderita gangguan mental lebih tepatnya kepribadian ganda. Semua di akibatkan karena suatu hal yang berujung dia harus kehilangan ibu dan adiknya dalam satu waktu. Berta...