11. Kemarahan

2.1K 282 16
                                        

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading

    Semua sudah kembali ke tempat kemah, dan keadaan di sana sudah sepi, karena semua peserta sudah beristirahat kecuali Sela dan Luna yang sedari tadi menunggu kedatangan mereka.

"Akhirnya kalian selamat, semua aman kan?" Tanya salah satu guru yang memang bertugas berjaga.

"Aman Pak, cuma ada insiden dikit aja tadi," jawab Bima.

"Yaudah habis ini istirahat ya," pesan guru itu, lalu pergi meninggalkan mereka.

Luna langsung menghampiri Ana,"Ya ampun Na, Lo gapapa kan?" Ada yang sakit gak? Tadi gimana di sana?" Cecar Luna, yang sedari tadi panik memikirkan kondisi Ana.

Ana tersenyum,"Gue gapapa Luna...buktinya gue masih di sini."

"Syukur deh kalo Lo gapapa."

"Beneran kan Na, Lo gapapa?" Tanya Sela yang tak kalah khawatir.

"Gapapa Sel, tenang aja."

"Mending kalian ke tenda kesehatan dulu deh, obati dulu itu lukanya," titah Bima, pada Ana dan Deva.

"Gue gapapa, langsung ke basecamp aja,"tolak Deva.

"Enggak, itu kaki Lo biru, "protes EL yang tau kondisi Deva tadi.

"Iya bener kata si EL, mending Lo ke tenda kesehatan dulu," sambung Alex.

"Yaudah sini Na, gue bantu Lo ke tenda kesehatan," kata Luna yang menuntun Ana.

"Yaudah yang lain balik aja ke tenda masing-masing, istirahat besok kita harus pulang," suruh Bima.

"Yaudah, biar gue yang nanti jagain mereka di tenda kesehatan," sambung Alex.

Dan semua sudah masuk ke tenda, karena kini sudah pukul sepuluh malam.

Di tenda kesehatan

"Nah selesai," kata Luna yang baru saja menempelkan plester pada luka Ana.

"Makasih Luna," kata Ana dengan senyumnya.

Sedangkan di samping Ana, ada Deva yang sedang di kompres kakinya oleh El.

"Sakit gak?" Tanya EL, sambil mengompres kaki Deva.

"Menurut Lo?"

Plak

"Aww? gila ya Lo! Ngapain Lo pukul," teriak Deva, ketika EL tiba-tiba memukul kakinya yang terkilir.

"Kan gue ngetes, kira-kira sakit apa enggak," kata EL dengan entengnya.

"Stress Lo."

Ana menatap keributan antara Deva dan El, rasanya dia ingin di posisi EL saat ini, mengobati Kakaknya, namun rasanya tidak mungkin.

"Lo mending tidur Na, gue temenin di sini," suara Luna berhasil mengagetkannya.

"Ah.. Iya Lun." lalu Ana mulai berbaring.

"Gue tunggu di sana ya," kata Luna menunjuk deretan kursi yang ada di tenda kesehatan.

"Iya Lun, makasih udah nemenin gue."

"Santai aja, kaya ke siapa aja deh," kata Luna lalu meninggalkan Ana.

"Udah ya, udah gue kasih minyak gosok juga tuh,"kata EL, yang sedang merapihkan kotak obat.

"Ya makasih," jawab Deva, singkat.

"Singkat banget Pak, gak pernah bilang makasih ya?" Sindir EL.

"Bawel Lo, sana balik aja ke tenda, gue mau tidur," usir Deva.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang