.
.
Tak bersayap
.
.
Happy readingHari ini masih sama seperti sebelumnya, hati keluarga Dimas masih merasa resah memikirkan nasib Deva yang sampai saat ini belum ada kabar apapun.
Prang!
Bunyi keras terdengar dari arah dapur, sontak Dimas yang mendengar nya langsung berlari ke arah sumber suara.
"Kamu kenapa? melamun? Bahaya loh ini," tanya Dimas, pada Antika dan langsung menarik menjauh dari serpihan beling dari gelas yang berserakan.
"Maaf Mas, tadi aku gak hati-hati,"kata Antika yang masih terlihat gugup.
Dimas memperhatikan sorot mata Antika, masih terlihat jelas kesedihan di sana.
"Ada yang kamu pikirkan?"
Antika terdiam, dan hanya menatap Dimas.
"Deva?"tanya Dimas kembali
"Aku bingung Mas."
"Bingung?"
Antika langsung tersadar, ucapannya barusan hampir saja dia kelepasan, dan memancing kecurigaan Dimas.
"Maksud aku, hmm aku bingung harus pakai cara apa lagi kita cari Deva."
Dimas menghela napas,"Masih banyak cara sayang, kamu harus tenang."
Antika berusaha menerima ucapan suaminya.
"Mah, Pah, ternyata kalian di sini."
"Eh maaf ya sayang, kamu mau sarapan ya?"
Ana mengangguk.
"Yaudah tunggu di meja makan ya, mamah bersihin ini dulu,"kata Antika.
Ana melihat ke lantai, dia baru sadar banyak serpihan beling di bawah.
"Loh itu kenapa banyak beling?"
"Gapapa sayang, tadi ada insiden dikit."
"Aku aja Mah yang beresin, Mamah sama papah duluan aja,"titah Ana.
"Enggak usah sayang, kamu kan udah pakai seragam,"larang Antika.
"Gapapa,"kata Ana langsung mengambil alih sapu di tangan Antika.
Dengan pasrah Antika menyerahkan sapu itu.
"Yaudah sayang, biarin Ana yang bantu yuk kita ke meja makan!"ajak Dimas.
Setelah kedua orang tuanya pergi, dengan hati-hati Ana membersihkan beling itu. Setelah menyelesaikan membersihkan pecahan beling tadi, Ana sudah duduk di ruang makan.
"Sayang, kalo kamu nanti cari Kakak hati-hati ya, kalo bisa jangan sampai larut malam," pesan Dimas.
"Iya Pah, aku gak akan memaksakan diri kalo udah capek pasti pulang."
"Apa akhir-akhir ini ada yang sering ganggu kamu?" Tiba-tiba Dimas menanyakan itu pada Ana.
Ana yang di tanya langsung menatap Dimas,"Emang kenapa Pah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERSAYAP | TERBIT
Fiksi PenggemarDevaliano Akhtar Bamantara memiliki trauma sejak kecil, hingga dia di vonis menderita gangguan mental lebih tepatnya kepribadian ganda. Semua di akibatkan karena suatu hal yang berujung dia harus kehilangan ibu dan adiknya dalam satu waktu. Berta...