51. Pencarian

945 145 15
                                    

.
.

Tak bersayap
.
.
Happy reading


   Sudah tiga hari dari hilang nya Deva, tapi belum ada  informasi apapun yang di dapet di mana dan keadaan Deva sekarang. Semua sudah berusaha dari sahabatnya, keluarga,bahkan mereka menyewa beberapa orang untuk mencari keberadaan Deva.

"Mas, kenapa dari kepolisian tidak ada hasil?" Antika di buat gelisah, menunggu kabar  tentang Deva.

"Aku juga bingung sayang, sepertinya orang itu sudah mempersiapkan dengan rapih."

"Aku gak mau tau Mas, Kita harus cepet temuin Deva,"tegas Antika, ketakutan itu sangat besar untuk Antika apalagi ini berurusan dengan orang di masa lalunya.

Dimas memeluk Antika,"Iya, aku janji kita akan bawa Deva pulang."

***

Di sekolah tak jauh beda, sahabat-sahabat nya Deva lebih banyak diam. Kehilangan Deva sangat membuat mereka sedih karena merasa bersalah dengan apa yang terjadi sebelumnya.

"Gue bingung harus cari Dev kemana lagi,"kata Bima.

"Hmm kita udah usaha, tapi hasil nya nihil, gak ada sedikitpun petunjuk,"lanjut Ervan.

"Tapi kita usaha terus, gue gak mau kehilangan sahabat,"kata Bima.

"Iya, Bim kita bakal usaha kok."

Atensi Ervan mengarah ke Alex, dan Nata, yang hanya diam tak menanggapi obrolan soal Deva.

"Gue heran sama kalian, kenapa sih gak ada respect sama sekali soal hilangnya Deva?" Kata Ervan, yang terkesan menyindir.

Keduanya menoleh, saat merasa tersindir dengan ucapan Ervan.

"Maksud Lo apa?" Tanya Alex, dengan tatapan tak suka.

"Ya Lo diem doang gak ngasih solusi, gimana kita bisa temuin Deva,"lanjut Ervan.

"Lo pikir kita dua hari ini cari Deva, gue cuma diem? Mikir dong!" Alex mulai meninggikan suaranya.

Bima menghela napas berat,"Gak usah nambah masalah deh, bisa gak sih gak usah ribut,"kesal Bima.

"Dia yang duluan Bim, gue juga ngerasa tersindir lah, orang gue juga udah effort juga bantu cari,"sahut Nata.

"Udahlah,  kalian harus ngerti situasi, jangan mengedepankan ego. Lagian kalian kalo ada masalah pribadi gak usah deh di bawa ke masalah hilangnya Deva,"kata Bima, yang mulai geram dengan tingkah para sahabatnya.

Mereka terdiam, Alex hanya menatap Ervan dengan tatapan tajamnya.

"Ya sorry, gue salah,"kata Ervan.

***

Di kelas cewek-cewek, masih setia menemani Ana. Dia terus saja sedih karena belum berhasil menemukan keberadaan Kakaknya.

"Na, ayok dong jangan sedih terus, Mata Lo sampai bengkak gitu loh," kata Nara, yang tak tega dengan sahabatnya itu.

"Gimana gue gak sedih, sampai sekarang aja gue gak tau nasib Kakak gue gimana."

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang