.
.Tak Bersayap
.
.
Happy reading
Pagi ini keluarga Dimas, sudah berkumpul di ruang makan. Ana yang mulai merasa lebih baik pun sudah terlihat rapih dengan serangan sekolah nya, dia berniat masuk sekolah hari ini."Nanti di sekolah jangan makan sembarangan ya sayang,"pesan Antika pada Ana.
"Iya Mah."
"Dev,"panggil Dimas.
Deva yang sedang fokus dengan sarapannya, langsung menoleh ke Ayah nya.
"Ayah mau, kamu kembali melakukan psikoterapi,"kata Dimas dengan serius.
Deva yang mendengar itu kaget, karena keputusan dua tahun lalu untuk berhenti melakukan pengobatan itu malah sekarang di bahas kembali.
"Gimana? kamu mau?" Tanya Dimas kembali.
"Enggak,"jawab Deva singkat.
"Ayah mau kamu sembuh, ini demi kebaikan kamu juga,"kata Dimas yang berusaha membujuk putranya.
"Aku gak gila,"kata Deva, yang menolak karena menurutnya orang yang ke psikiater itu orang gila.
"Sayang jangan ngomong gitu ya, kita gak anggap kamu seperti itu, tapi mungkin dengan bantuan pengobatan kamu lebih bisa mengontrol semuanya,"kata Antika yang merasa sakit ketika mendengar ucapan Deva barusan.
Ana menatap wajah Deva, yang terlihat sekali bahwa kakaknya itu sedang gelisah.
"Mah, Pah, jangan paksa Kakak ya, aku takut Kakak tertekan,"kata Ana, yang takut perdebatan ini merusak suasana pagi ini.
Dimas dan Antika paham, dan berhenti membahas itu.
Tanpa berpamitan Deva langsung meninggalkan ruang makan, dan pergi begitu saja
"Tenang aja, nanti aku coba cari cara biar Kak Dev mau balik lagi buat pengobatan,"kata Ana menatap kedua orang tuanya.
"Iya sayang, Mamah percaya sama kamu ."
"Yaudah aku jalan juga ya Mah, Pah,"pamit Ana.
"Yaudah sayang hati-hati."
***"Nah akhirnya Lo masuk juga Na,"kata Luna.
"Kangen ya Lo?"
"Enggak juga sih."
"Udah sehat kan Na?" Tanya Nara.
"Udah Nar."
"Lagian dari kemaren kita mau jenguk, malah gak boleh tuh sama Nara sama si EL,"kata Luna.
"Ya kan takut ganggu Luna,"kata EL.
"Gue juga gapapa, jadi gak perlu lah di jenguk,"kata Ana, dia paham juga kenapa Nara dan EL menolak itu demi kebaikan.
"Syukur deh kalo gitu,"kata Nara.
"Sela mana?" Tanya Ana.
"Lagi ke toilet,"jawab EL.
"Oh oke."
***
Semenjak datang tadi Deva memilih untuk berdiam di rooftop sekolah, karena ini tempat paling nyaman untuk menyendiri.
"Masih pagi bro, udah ngelamun aja,"kata Alex yang tiba-tiba datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERSAYAP | TERBIT
ФанфикDevaliano Akhtar Bamantara memiliki trauma sejak kecil, hingga dia di vonis menderita gangguan mental lebih tepatnya kepribadian ganda. Semua di akibatkan karena suatu hal yang berujung dia harus kehilangan ibu dan adiknya dalam satu waktu. Berta...