.
.Tak Bersayap
.
.
Happy readingMalam semakin larut, namun Deva masih saja berada di Markas. Sedari tadi dia tak berniat pulang sedangkan yang lain sudah pulang.
Yang Deva lakukan hanya melamun di depan markas. Sambil menatap indahnya langit malam di temani dengan rintikan gerimis.
Dringg!
Tiba-tiba handphonenya berdering tanda telepon masuk. Deva menatap malas layar handphonenya ketika melihat nama yang tertera di sana. Dengan terpaksa dia mengangkat panggilan itu.
"Pulang!'
Hanya kata itu yang Deva dengar, lalu sambungan telepon itu terputus.
"Ckk, apalagi sih," decak nya.
Lalu dia mengambil barangnya ke dalam, dan langsung pulang.
***
Saat Deva sampai rumah, keadaan rumah sudah gelap, namun saat dia melewati ruang keluarga lampu itu tiba-tiba menyala.
"Bagus jam segini baru pulang, dari mana kamu?"
Tenyata di sana ada Dimas, dengan tatapan tajam nya semakin membuat suasana menjadi tegang.
"Gak penting,"jawab Deva, acuh
"Gak penting kata kamu?!" Kini amarah Dimas tak bisa di tahan lagi.
"Ya emang gak penting kan? Apa yang Ayah tau tentang aku?!"
"Deva! Mana tanggung jawab kamu sebagai Kakak!"
"Kenapa sih bahas itu terus?" Kesal nya.
"Kamu sudah lalai menjaga adik kamu! Tadi kamu ke mana saat Mamah nitip Ana sama kamu?!"
Seketika Deva termenung, dia bingung apa yang di maksud Ayah nya.
"Apaan sih? Siapa juga yang ngerasa di titipin," kata Deva.
Plak!
Satu tamparan itu melayang di pipi kanan Deva.
"Jangan mengelak kamu! Sudah jelas tadi Mamah nitip Ana ke kamu! Dan gara-gara kamu tinggal, Ana pingsan sendirian di kamar!" Bentak Dimas.
Deva hanya terdiam, mendengar apa yang di katakan ayahnya itu.
"Kamu emang gak pernah bisa jadi Kakak yang bisa di andalkan, selalu membuat adikmu celaka!."
Seketika matanya mulai hilang fokus, dan Deva menggelengkan kepala,"Enggak,enggak, aku Kakak yang baik, Enggak!"teriak nya dan kedua tangan nya mulai menutup kedua telinganya, lalu menjambak rambutnya
"Arrggh!"
"Deva!"
"Bun, aku ajak Athaya main sepeda di depan ya?"
"Tapi jagain yang benar ya bang, kan adek baru keluar dari rumah sakit," pesan sang bunda.
"Siap bunda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERSAYAP | TERBIT
FanfictionDevaliano Akhtar Bamantara memiliki trauma sejak kecil, hingga dia di vonis menderita gangguan mental lebih tepatnya kepribadian ganda. Semua di akibatkan karena suatu hal yang berujung dia harus kehilangan ibu dan adiknya dalam satu waktu. Berta...