Chapter 9

5.4K 361 0
                                    

"Elvan Alexander"

Vous membeku mendengar nama yang tak asing baginya, nama yang sering menjadi perbincangan hangat di kalangan semua orang di kota ini.

Ha ha ha ...

Suara tawa yang begitu candu keluar dari mulut pemuda bernama Elvan tersebut.

Vous tersadar dari lamunannya, ia langsung saja menatap Elvan dengan tatapan horror.

"Hei Vous, tenang, aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin menemanimu"

Vous bangkit dari baringan nya, duduk dengan kedua kaki di tekuk, dan memeluk lututnya. Kepalanya yang sedari tadi menatap Elvan pun kini menelusup ke lipatan tangannya.

"Pergilah, aku ingin sendiri"

Elvan yang tadinya memasang wajah datar seperti orang angkuh pun kini menyiratkan rasa khawatir.

"Hei Vous, kau kenapa?" Tanyanya

Saat Elvan ingin menyentuh pundak Vous untuk berusaha membuatnya tenang, hal itu membuat Vous langsung menepis tangan Elvan dengan kasar.

"Gak usah sentuh-sentuh!" Ketusnya

Elvan akhirnya pun pasrah, ia hanya duduk dengan menghadap Vous yang masih setia dengan posisi awal.

"Aku tidak akan menyakitimu, Vous"

"..."

"Vous, aku berjanji tidak akan menyakitimu, jangan seperti ini"

"..."

"Aarrgggghhh! Jawab aku Vous!"

Vous hanya mendongak tanpa berniat menjawab perkataan Elvan.

"Vous aku mohon, jangan seperti ini"

"Apa yang kau ingin kan dariku?" Tanya Vous

"Menjadi adikku"

Vous berubah menatapnya datar, "Aku anak tunggal" ujarnya

"Aku juga anak tunggal, Vous. Tapi aku tertarik menjadikanmu adik ku"

Vous menggeleng sebagai jawabannya. Ia mengalihkan pandangannya dari Elvan dengan bermain game di iPad Daddynya.

"Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati mu itu Vous!"

Ujarnya yang langsung melenggang pergi dari ruang inap Vous.

Cklek

Vous mendongak melihat siapa yang datang, ternyata Daddynya. Senyumannya mengembang melihat Daddynya datang.

Vous merentangkan kedua tangannya pada Austin, namun sekejap saja ia turunkan kembali.

"Kenapa, tidak mau Daddy gendong?"

Vous menggeleng tatapannya menjadi murung, "sakit Daddy"

Austin duduk menyamping di depan Vous, tanganya terulur untuk mengelus rambut Vous.

"Kalau begitu tetaplah disini ya" Vous mengangguk

"Tapi Daddy, aku mau pulang, mau sekolah"

Vous tau jika Austin tidak akan mengijinkannya semudah itu, namun apa salahnya di coba bukan?

"Baiklah, tapi besok" Vous mengangguk antusias

"Terimakasih Daddy"

Vous memeluk Austin dengan erat, bahkan Austin nampak tersenyum manis membalas pelukan putranya.

Di balik itu semua ada beberapa orang yang tengah dilanda rasa iri terhadap Austin, bahkan tangan mereka sudah mengepal kuat melihat kejadian itu.

"Baiklah boy, sekarang tidur"

Vous mengangguk lalu tiduran, tapi tatapan Daddynya terus saja melihat jam di tangan kanannya.

"Siapa yang memberikanmu jam?"

"Entah, seseorang yang bernama Elvan Alexander" jawab Vous

Austin nampak terkejut mendengar nama itu, "apa kamu disakiti olehnya?"

"Tidak Daddy" jawab Vous

"Aku mau tidur Daddy, selamat malam" Sambungnya

Austin hanya tersenyum memahami Vous, jika ia tak ingin di tanya lebih jauh lagi.

"Sleep well baby boy, have a nice dream" bisik Austin

Elvan Alexander ? Kenapa dia mendekati anakku?. Pikir Austin

'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang