Hari ini sudah hari kedua Vous tinggal di mansion Declite bersama dengan orang yang begitu overprotektif padanya.
Dan hari ini juga merupakan hari terakhir ia di mansion terkutuk itu, karena Key, kakaknya itu sudah kembali dari Denmark.
Sedari tadi pagi, Vous terus saja mengamati aktivitas dari Elvan dan Evan yang terlihat sibuk.
Dan sore ini, Hanya ada dirinya dan juga Elvan yang berada di mansion.
Hanya ada keheningan diantara mereka, dan...
Dor
Dor
Dor
Suara tembakan berasal dari bawah, membuat mereka yang larut dalam pikirannya menjadi terkejut.
"Siapa itu?" Gumam Elvan
Elvan bergegas ke arah balkon kamar guna melihat siapa dalang dibalik penyerangan mansion Declite.
"Hayden? Aku harus menelfon kakak sebelum terlambat" gumamnya
Vous memperhatikan Elvan yang tengah menelfon diluar kamarnya, namun ia tak bisa pergi karena ia terus saja ditatap oleh manik mata tajam dari Elvan.
Brakk
Elvan terkejut kala pintu utama mansion di dobrak paksa oleh para Hayden.
"EVAN ALEXANDER!!"
Vous berlari keluar kamar saat mendengar suara kakak tertuanya memanggil nama Elvan.
Namun belum sampai turun tangga, tangannya sudah di tarik oleh seseorang yang merupakan Elvan.
Ken datang dengan ketiga adiknya, mereka mendekati Evan yang dengan lancangnya mengarahkan pisau lipatnya ke leher adik kecilnya.
"Lepaskan dia Elvan!"
Elvan berdecih pelan, ia tak menyangka seorang Virgo yang dulu sangat brutal kini menjadi tenang
"Dulu kau sangat sombong padaku, sampai kau melupakan jika kau juga mempunyai teman seperti diriku" ungkap Elvan
"Kau dulu meninggalkan ku di markas besar Declite, padahal dulu kau tau jika hubunganku dengan kakakku sedang tidak baik"
Virgo semakin merasa bersalah, namun apa boleh buat, jika tidak begitu, ia akan kehilangan apa yang ia dan keluarganya inginkan selama belasan tahun.
"Maaf, aku juga membutuhkan informasi dari kakakmu, aku saat itu hanya yakin jika hubungan kalian akan membaik, tapi tidak denganku" jelas Virgo
Elvan menatap Virgo penuh amarah, tapi ia juga sadar jika memang ia yang terlalu melangkah lebih jauh dan tak menghiraukan Virgo.
"Lepaskan adikku, Van. Dia hidup kami, jangan buat dia hilang" pinta Virgo
Elvan masih diam, sampai ada suara seseorang yang memanggilnya dengan keras.
"ElVAN!!"
Dia Evan, ia datang saat mendapat kabar dari bawahannya jika mansion Declite di serang oleh Hayden dan bawahannya.
Sekarang posisinya berganti, saat suara Elvan membuat Evan menoleh, dengan segera key menarik tangan Vous, dan Ken yang mengunci pergerakan Elvan dengan menodongkan pistol ke arah pelipisnya.
"Lepas bastard!" Umpat Elvan pada Ken yang tengah mengunci kedua tangannya di belakang tubuhnya.
Elvan terhenti kala melihat adiknya ada di tangan Ken.
"Apa mau mu, Ken?" Tanya Elvan
Ken tersenyum miring, "Kembalikan chip yang kau ambil dari kantor ku"
Elvan menggeleng, "aku juga membutuhkannya, aku belum bisa menemukan siapa dalang dibalik pembunuhan keluarga ku"
Virgo maju dua langkah untuk menyamakan kedudukannya di samping kakak tertuanya itu, ia mengambil satu chip di saku celananya, yang dimana itu adalah yang asli.
"Kembalikan Chip ku itu, akan ku beri kau Chip asli saat kejadian itu"
Elvan masih bingung, "Lepaskan adikku dulu" pintanya
Sungguh Evan sangat tak bisa membiarkan adiknya tetap seperti itu, ia sangat takut jika peluru di dalam revolver tersebut bersarang di otak adiknya.
"Aku tidak akan melukai adikmu, aku hanya ingin chip ku kembali"
Evan tak menjawab, ia pergi ke kamarnya dengan segera, dan kembali dengan Chip di tangannya.
"Apa kau bisa membantu ku mencari dalang pembunuhan keluarga ku?" Tanya Evan
Mereka terdiam, hanya Ray yang menjawab dengan deheman, yang membuat mereka bingung.
"Aku tau siapa pelakunya, tapi kembalikan Chip itu kepadaku"
Mau tak mau Evan harus menyerahkan Chip tersebut kepada Ray, dan barulah saat itu Ken melepaskan Adiknya.
"Jangan ulangi kesalahan yang sama, jika kau tak ingin adikmu terluka" peringat Ken pada Evan saat Ken memberikan chip pada Evan
Ken langsung saja menggendong Vous ala koala, dan diikuti ketiga adiknya, keluar dari sana untuk kembali pulang.
"Kesalahan apa kak?" Tanya Elvan
Evan mengusak rambut adiknya gemas, "12 tahun yang lalu" jawabnya
"Saat tragedi-"
"Sshhhttt... Sudahlah, jangan membahas itu lagi" potong Evan saat mata adiknya sudah berkaca-kaca
Evan menatap kepergian mereka dengan senyuman tipis, "Terimakasih telah menyadarkan ku" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...