Setelah penanganan yang tepat dan juga cepat, kini akhirnya mereka bisa tenang melihat wajah damai Vous saat tertidur.
Mereka sempat terkejut mendengar kabar mengenai Vous setelah sepuluh menit lalu mereka abaikan.
"Terimakasih, Bob"
Bobby terdiam mendengar kata terimakasih dari mereka bersama. Baru pertama kali ini Bobby merasa tersentuh mendengar nya.
"Bob?"
Bobby tersadar dari lamunannya saat Ken memanggilnya lagi, ia lantas membungkuk sedikit di hadapan mereka.
"Sama-sama tuan muda, memang sudah tugas saya" jawab Bobby
Mereka hanya mengangguk kecil, lalu keluar kamar untuk ke kamar mereka masing-masing
Bobby masih tetap berdiri di sana, menatap Virgo yang duduk di pinggiran ranjang Vous, dengan tangan kiri yang membelai surai coklat Vous.
"Maaf tuan muda, apa anda akan tidur di sini?" Tanya Bobby
Virgo mengangguk, "Keluarlah, Bob" titahnya.
Bobby mengangguk patuh, lalu melangkah pergi dengan menutup pintu kamar Vous.
"Sleep tight baby boy"
Di pagi hari, sangatlah tenang. Belum ada yang bangun sama sekali dari dua remaja tersebut, walaupun sinar matahari telah masuk ke celah tirai.
Click
"Huhhh... Seperti mengasuh dua anak yang pemalas"
Tirai yang tertutup pun kini terbuka, namun tetap tak membuat mereka berdua bangun hanya sedikit rengkuhan kesal saja.
"Virgo, Vous, bangun, sudah pagi"
1 detik..
2 detik..
3 detik..
"Virgo..."
Virgo, sang empu pun hanya merengkuh tak nyaman atas tepukan pada pipinya, ia memilih memunggungi orang yang membangunkannya.
"Ayo boy, kalau kalian tidak bangun, jangan harap bisa pergi"
Entah karena ada jadwal atau apa, Vous dengan tiba-tiba bangkit dan masuk ke kamar mandi.
Virgo yang akhirnya ikut bangun pun terheran-heran, seperti tak biasanya melihat Vous seperti itu.
Memilih meninggalkan adiknya sendiri di kamar, mereka berdua segera turun untuk menemui yang lain
Sudah terlewat lima menit, Vous dengan cepat bersiap-siap. Sepatu putih bertali, kemeja putih polos dengan jaket parasut hitamnya, dan juga celana panjang hitam.
Drrtt drrrtt drrttt...
Drrrtt drrttt drrttt...
Ponsel yang selalu berdering sedari tadi membuat Vous menjadi tergesa-gesa.
Halo?
Lo dimana Dev!? Sudah hampir telat!
Bentar, gue mau sarapan dulu
Sialan Lo! Kita yang nunggu malah Lo tinggal makan!
Gue laper, Ar..
Kesini, Ben bawa makanan tadi
Hm
Cepetan!
He'em
(Tut)Vous mematikan telfonnya secara sepihak, ia harus cepat sampai ke tempat tujuan sebelum temannya mengumpati dirinya lebih banyak.
Ting!
Vous berjalan dengan cepat menenteng helm cakil berwarna biru metalik miliknya. Mengabaikan semua orang yang menatapnya heran.
"Vous, sarapan dulu"
Vous menggeleng, ia masih tetap melangkah keluar mansion.
Hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai ke tempat tujuan, dan bisa dilihat ada beberapa orang asing juga di sana.
Vous memarkirkan Motornya, dan segera menghampiri temannya yang menatapnya garang.
"Sorry"
Semua teman Vous hanya bisa pasrah atas kelakuan Vous yang masih santai walaupun membuat Kesalahan.
"Tumben Lo pake kaca mata?" Tanya Kris
Vous mengangguk, "Gua ga pake lensa" jawabnya
"Oh ya, kenalkan, mereka si brengsek dari geng sebelah, Declite"
Voue berbalik badan menghadap para gen Declite, dan Vous langsung saja menjauh dari mereka dengan segera.
"Alexander?" Gumam Vous lirih
Arnold menolehkan kepalanya ke arah Vous yang bergumam, terlihat sangat takut.
"Heh, Lo kenapa?" Tanya Jef
Vous menggeleng takut, langkahnya masih bergerak menjauhi mereka yang menatapnya.
Hanya ada satu pemuda yang mendekatinya dengan senyuman devil, dan membuat Vous semakin takut.
"Kapan kau kembali?"
Tangan kiri Vous di cekal kuat oleh pemuda tersebut, membuat langkah Vous terhenti.
"Baby boy, apa kamu tidak senang melihat Kakakmu ini kembali?"
Vous menggeleng, "darimana kau tau aku disini?" Tanyanya dengan nada bergetar
"Dimana pun kau berada, aku tau"
Vous masih mencoba melepaskan cekakan tangan pemuda tersebut yang kiat mengerat.
Hingga Arnold datang dan menyentak tangan pemuda tersebut sampai terlepas dari pergelangan tangan Vous.
"Gue peringati Lo, jangan pernah nyentuh temen Gue!"
Pemuda di depannya hanya tersenyum devil, penuh arti dan juga isyarat.
"Aku, tidak akan melepaskan kalian berdua, walaupun sampai ke ujung dunia sekalipun"
"EVAN ALEXANDER DECLITE!"

KAMU SEDANG MEMBACA
' (𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒)
Novela JuvenilSeorang remaja, satu-satunya pewaris keluarga mafia paling berpengaruh, memilih menjalani hidup sederhana. Bukan karena ia tidak bisa menikmati kemewahan, tetapi karena ia muak dengan belenggu yang selalu mengikatnya. Ia ingin merasakan kebebasan-se...