Sudah hampir setengah jam, namun Key belum juga kelihatan batang hidungnya sedikitpun.
Mereka juga sepertinya melupakan Vous, yang sekarang tengah bersama temannya di markas.
Drrrttt drrrttt...
Ken tersentak saat merasakan getaran di ponselnya, ia dengan cepat menjawab panggilan tersebut, walaupun Ray yang sudah menatapnya bingung.
Hanya sebentar, namun panggilan itu terasa sangat penting sekali.
"Kakak!"
Ken menoleh dengan cepat ke arah Ray, lalu menghampiri adiknya itu.
"Ada apa boy?"
Ray menggeleng, "tidak penting, hanya aku ingin tanya, siapa yang akan datang?"
Ken tersenyum devil, "orang yang sudah lama tidak kembali, dan kini, keluarga kita akan kembali seperti semula" ujarnya dengan seringaian tipis.
"Kak Lino?". Ken mengangguk
Ray tersenyum lebar, ia rasa kebahagiaan yang dulu hilang akan kembali lagi.
"Bisa kita pulang kak?".Ken menggeleng
"Kau baru saja sadar, apa kau ingin cepat tiada?"
Kedua mata Ray membola, "kakak mendoakan aku agar cepat tiada!?"
"Entah" jawab Ken acuh
"Intinya aku ingin pulang, dengan ataupun tanpa ijin dari kakak!"
Huh... Sabar.... Batin Ken
Di sisi lain, Key yang sedang di mobil dengan seseorang, yang mengenakan kemeja hitam, celana jeans hitam dengan sobekan di lutut dan sepatu putih.
Mereka berdua tengah asik bercerita, membuang rasa rindu selama bertahun-tahun lamanya.
Hingga sampai di depan rumah yang terletak di tengah hutan, yang merupakan markas Vous dkk.
Tok tok tok
Key mengetok pintu utama dari rumah tersebut, namun tidak ada jawaban, hingga ada seseorang yang membuka pintu dengan pakaian seragam.
"Apa Vous ada?"
Pemuda itu mengangguk, "ada silahkan masuk"
Sejujurnya pemuda tersebut sudah tau, tapi mencoba untuk berpura-pura tidak mengenal.
Terlihat di sana, di ruang tengah yang merupakan seperti ruang keluarga, terdapat banyak pemuda yang memakai seragam sekolah.
Netra key menelisik ke satu persatu pemuda disana, hingga ia dapat objek yang seharusnya ia temukan tadi.
Ia memberikan kode pada pemuda di sampingnya, dengan kode mata.
Pemuda berkemeja hitam tersebut pun tersenyum, lalu menghampiri Vous yang tengah duduk bersama temannya.
"Baby"
Keadaan hening seketika, atmosfer berasa hilang dalam sekejap mata.
"Apa kamu tidak merindukan kakak?"
Vous menoleh dengan cepat, lebih tepatnya menoleh ke arah belakang, dimana pemuda tersebut berdiri.
"Kamu lupa dengan kakak?"
Vous masih termangu, ia tak menyangka bahwa iblis tanpa hati itu datang dengan cepat, dan secepat ini.
"Apa kamu sekarang menjadi orang yang tuli?"
Vous akhirnya menggeleng, ia menunduk takut. Ia merutuki dirinya sendiri saat tak menjawab apapun dari pertanyaan pemuda tersebut.
Pemuda tersebut dengan mudahnya mengangkat tubuh Vous, dan menggendongnya ala koala, meninggalkan area markas beserta teman Vous yang masih bingung.
Sesampainya di mansion, pemuda tersebut langsung saja membawa Vous masuk ke kamarnya bersama key.
Key sempat terkejut akan kedatangan kakaknya yang tiba-tiba, namun ia sudah diberi tau oleh Ken sebelum kakaknya datang.
Pemuda tersebut mendudukkan Vous di tepi tempat tidur, dan key yang ikut duduk di samping Vous dengan tatapan lurus.
"Key, ambilkan piyama di lemari pakaian kakak!"
Tak ada jawaban
"Key?"
Key masih diam, ia melamun, entah apa yang ia lakukan sekarang ini.
"Key!"
Key pun langsung saja tersebar dan berdiri dengan cepat, ia terkejut dengan panggilan kakaknya itu.
"Iya? Ada apa kak?"
"Apa yang kamu lamunkan?" Tanya pemuda itu
Key menggeleng, "tidak. Tadi kakak menyuruh apa?" Alihnya
"Piyama"
Key langsung melesat mengambil piyama sebelum kakaknya kembali bertanya.
"Ini kak"
Key memilih duduk dengan bermain ponsel di sofa bundar.
Setelah berganti pakaian, Vous memilih untuk mendekati Key yang tengah bermain game.
"Kak, bagaimana keadaan kak Ray?"
Key mengangguk, "Baik" jawabnya
"Lalu kak Virgo?"
Key sempat berhenti, ia mematikan game nya lalu berlari keluar kamar.
"Jangan lari, key!"
Key sebenarnya lupa jika Virgo ada di mansion sendirian.
"Ada apa?" Tanya pemuda itu
Vous menggeleng, "aku tidak tau" jawab Vous.
"Tidurlah boy" Vous hanya mengangguk dan menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Novela JuvenilSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...