Chapter 46

857 85 8
                                    

Para bodyguard yang menghampiri Vous pun langsung saja menundukkan kepalanya saat melihat tatapan mata Vous yang terlihat datar.

"Maaf tuan muda, anda tidak boleh keluar mansion, karena banyak musuh yang berkeliaran" ujar salah satu bodyguard yang merupakan kepala dari Bodyguard di sana.

"Musuh?" Ulang Vous

"Benar tuan muda"

Vous berdecih mendengar perkataan bodyguard tersebut. Heiii, dia sudah pernah terluka oleh semua senjata, sampai dia akan tiada, tapi ia tak pernah takut.

Dilihat di sekeliling, memang ada bayangan yang sepertinya mengintai, tapi Vous tetap diam.

"Apa kalian bawa senjata?" Tanya Vous

Para bodyguard mengangguk bingung, tapi pandangannya mengarah pada sekitar.

"Berikan aku revolver"

Setengah dari Bodyguard tersebut berpencar, dan ada yang masuk ke dalam mansion untuk mengadu akan tingkah Vous yang aneh.

"Untuk apa tuan muda?" Tanya bodyguard di depannya

Vous berdiri dan menarik pundak bodyguard tersebut untuk berbisik. "Berpura-pura lah kau menyerang ku, akan kupastikan ada kejadian menarik" bisiknya

Bodyguard tersebut mengangguk ragu, ia awalnya ingin menolak tapi tak bisa karena Vous tengah melototi dirinya.

Vous lebih dulu memulainya. Ia memukul keras bagian rahang atas bodyguard tersebut, dan Bodyguard tersebut yang paham akan pukulan Vous pun, langsung menarik tangan kanan Vous dan memutarnya hingga di belakang badab, tangan kirinya menodongkan pistol ke arah pelipis Vous.

Terdengar suara tembakan yang mengarah pada bodyguard tersebut dari belakang, dan dengan cepat Vous menarik bodyguard tersebut ke arah kanan hingga peluru itu melewati mereka.

"Hei hei hei.. wah.. siapa pemuda manis ini? Apa dia keturunan Leonardo juga?" Ujar seseorang yang berjalan ke arah mereka dengan banyak bodyguard di belakangnya.

Vous tersenyum miring melihat orang itu. Orang yang sama, namun berbeda cerita.

"Untuk apa anda disini tuan?" Tanya Vous sedikit datar

"Aku? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, boy"

Vous menoleh ke arah kiri, sebenarnya ia ingin menghindari tatapan mata orang itu, tapi malahan ia melihat kedua kakaknya yang tengah berdiri di depan pintu utama mansion.

"Hei boy!"

Vous tersentak mendengar suara orang itu yang membuyarkan lamunannya.

"Apa? Kau siapa? Aku tidak kenal denganmu, lebih baik kau pergi" ujar Vous dengan ketus

Vous bergerak melangkah pergi, berniat pergi namun sebuah peringatan membuat langkahnya terhenti.

"Aku peringatkan sekali lagi, jika kau melangkah sekali lagi, aku tidak akan segan-segan melepaskan peluru ini ke arah tulang belikat mu"

Melihat Vous kembali melangkah, membuat hati orang itu menjadi panas. Dia melepaskan satu peluru yang dapat bersarang di belikat Vous.

Dor

Namun sebelum peluru itu melesat Vous sudah dulu menembaknya dengan sekali, dan peluru itu mampu menembus dadanya.

Bruk

Orang tersebut tumbang, dan Vous yang berjalan ke arah orang itu pun semakin membuat para bodyguard nya panas dingin, pasalnya sudah ada bodyguard dari orang tersebut yang menodongkan pistol ke arah Vous.

"Jika aku mati sekarang, aku mungkin akan terlahir kembali detik ini juga. Jangan pernah menuntut apa yang kau inginkan pada orang lain, tuan Deon!"

Vous berlalu begitu saja meninggalkan orang tersebut dan lainnya. Melangkah melewati kedua kakaknya yang tengah menatapnya datar.






















Hari sudah malam, namun Vous masih berdiam diri di kamarnya, ia merasa sangat sakit pada bagian dadanya.

Ia sedari tadi berdiri di depan jendela kamarnya yang menjorok ke luar.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Vous menoleh ke arah pintu kamarnya. Ia berniat untuk membuka pintu namun dadanya sangat nyeri.

Cklek

Pintu dibuka oleh Lino, kakaknya. Ia melihat Lino dari samping dengan tatapan bingung.

"Cari apa kak?" Tanya Vous saat melihat Lino meneliti kamarnya

"Cari adik kakak yang nakal" jawab Lino dengan melangkah ke arah Vous

Vous sontak melangkah mundur, ia tau kakaknya akan marah dengan tindakannya tadi siang.

"Siapa yang mengajarimu untuk berbuat seperti itu, Vous?"

Vous masih saja diam, langkahnya mundur pun terhenti saat punggungnya menempel pada tembok.

"Apa mulutmu itu sudah tidak bisa terbuka? Apa perlu kakak sobek? Hm?"

Kakaknya sudah mengikis jarak diantara mereka, tangan kanan kakaknya sudah menggenggam sebuah pisau lipat.

"Aku tidak bisu, aku bisa bicara kak. Aku tidak pernah diajari, tapi kelakuan kalian mengajariku untuk melakukan semua itu" jawab Vous sedikit lirih

Trang

Kakaknya itu membuang pisau lipatnya dan menariknya ke pelukan kakaknya.

"Maafkan kakak Vous, kakak tidak bisa membuatmu menjadi orang baik"

'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang