Chapter 13

4K 300 2
                                    

Satu persatu pertanyaan yang selalu menghantui Vous pun terjawab, bahkan ia baru menyadari jika Daddynya sangat posesif lebih dari dulu.

Dulu, Austin selalu pulang malam bahkan tidak pulang. namun sekarang ia akan pulang siang atau mungkin di sore hari.

"Bob!" Panggilnya

Bobby yang memang sudah stay di depan pintu kamar Vous pun segera berdiri dari duduknya meninggalkan secangkir kopi miliknya.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda?"

Vous nampak mengamati Bobby dari atas sampai bawah, membuat Bobby tergidik ngeri.

Berasa di interogasi sama hantu. Batin Bobby

"Can u help me?"

Hah? Bobby bahkan sampai memiringkan kepalanya sedikit ke kanan, lalu mendekat ke arah Vous yang masih duduk bersandar di kepala ranjang.

"Bantu apa tuan muda?"

Vous tersenyum lebar, seperti mengisyaratkan jika ia menginginkan hal yang mustahil.

Aku harap tidak sulit. Batin Bobby

"Aku mau jalan-jalan, tapi denganmu!" Serunya diakhir kata

Bobby dibuat tertegun dengan permintaan dan bahkan senyuman dari tuan mudanya itu.

"Maaf tuan muda, tapi anda dilarang keluar mansion"

Vous mendengus kesal, "hanya di sekitar mansion, aku tidak ingin keluar" ujarnya

Bobby nampak menimbang-nimbang ucapan Vous sebelum akhirnya ia mengangguk menyetujuinya.

"Boleh!?" Bobby mengangguk

Saat Vous ingin beranjak, ia kembali duduk dengan raut wajah murung.

" Kenapa tuan muda?"

"Aku lupa jika..."

"Jika apa tuan muda?" Bobby dibuat bingung dengan ucapan Vous yang terpotong

"Hah!? Tidak tidak ada apa-apa" jawabnya cepat

Bobby menyipitkan matanya, ia tau jika tuan mudanya itu tengah menyembunyikan sesuatu.

"Tidak usah berpikiran yang negatif!" Ketusnya

Bobby tersentak mendengar Vous yang membaca pikirannya, lalu segera menunduk.

"Maaf tuan muda"

Vous kembali tiduran dengan bermain game di iPad. Tanyanya mengisyaratkan Bobby untuk duduk di sampingnya.

Bobby yang faham pun segera menggeser sofa bulat di samping meja ke sebelah ranjang Vous.

"Apa anda tidak bosan bermain game terus?" Vous menggeleng

"Putar musik, Bob"

Bobby segera memutar musik, ia menyalakan speaker yang terhubung ke laptop dan memilih lagu yang bagus.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Bobby terhenyak mendengar suara datar Vous, ia segera membuang pandangannya ke samping.

"Aku tau kau menatapku horor"

Bobby kembali menatap Vous yang masih sibuk bermain game.

"Apa anda tidak akan mengatakan pada Tuan jika anda bisa membaca pikiran seseorang tuan?" Vous menggeleng

"Jangan katakan pada siapapun juga, Bob" Bobby mengangguk

Setelah seperempat jam, kini Bobby tiba-tiba saja berdiri dan keluar kamar setelah melihat ke arah jam tangannya.

Tak lama kemudian, Bobby kembali datang membawa nampan berisi kebab yang dibuat oleh koki dapur.

"Bob, apa kau merasa ada seseorang yang terus saja mengamatiku?"

Bobby nampak diam, ia masih mencoba mengingat setiap kejadian yang menunjukkan ciri-ciri orang yang mengamati Vous.

Hanya ada satu!
Seseorang yang saat itu datang ke ruang inap Vous saat Vous tengah tertidur, Bobby saat itu ingin masuk ke ruangan namun ia urungkan saat melihat orang yang familiar baginya.

"Ray Davidson" gumam Bobby tanpa sadar

"Huh?"

Bobby menggelengkan kepalanya cepat, "tidak tuan, saya tidak tau" jawabnya

Bobby merutuki dirinya sendiri yang terlalu bodoh, ia tau jika tuan mudanya bisa mengetahui isi pikirannya namun tetap saja berbohong

"Siapa memangnya dia?"

Nah kan! Dasar Bobby bodoh. Batin Bobby

"Pembunuh tuan"

Vous nampak terkejut mendengar jawaban dari Bobby, bahkan ia tidak pernah bertemu dengan orang itu.

"Apa kau mencariku, baby boy?"

Wth!!!

Vous dan Bobby sama-sama menoleh ke arah balkon yang sudah menampakkan seorang pemuda berlesung pipit di kedua pipinya.

"Bagaimana kau bisa masuk!?" Sentak Bobby yang mulai waspada

Pemuda tersebut berjalan dengan arogan ke arah Vous, dan duduk di sampingnya.

"Tenanglah Bob, aku hanya ingin melihat adikku saja" jawabnya santai

Bobby nampak sudah siap untuk mengeluarkan revolver nya saat melihat pemuda itu, namun ia urungkan saat orang tersebut membelai Surai coklat tuan mudanya.

"Siapa kau?"

Pemuda itu tersenyum manis menunjukkan kedua lesung pipinya.

"Ray Davidson"

Seketika saja mata Vous membola mendengar nama yang tak asing dan mungkin tengah menjadi topik hangat di kalangan para penjahat.

Brakkk!!!

'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang