Welcome to back my story, bestie😊
___________________🥕_________________
Pulang? sungguh kata yang tidak tepat..
Lebih tepatnya mereka berdua tengah mempersiapkan senjata api untuk misi berikutnya
Tapi untuk misi kali ini, mereka mungkin akan menggunakan tangan kosong untuk menenangkannya
___________________🥕_________________
Voús memang tengah berakting untuk pulang, agar para gagak hitam tersebut mengikutinya
"Kepung mereka!" Interupsi dari voús pada salah satu anak buahnya
Voús, arnold, dan beberapa anak buahnya tengah berdiri di atas bangunan tua yang sudah lama terbengkalai di sana, untuk melihat seberapa dekat mangsa mereka
Trap trap trap
"Bos, semua titik sudah dikepung sama anak-anak, kita turun bos?" Tanya salah satu anak buahnya yang baru saja datang
"Nanti, bawa bos mereka kesini, dan panggil daren untuk ke sini"
"Baik bos"
Selang beberapa saat, daren datang dengan membawa rantai
"Apa mereka mengikuti mu?"
"Iya bos, mereka ada di bawah, mungkin menuju kesini" jawab daren
"Kepung mereka, jangan biarkan siapapun tau"
Setelah mengatakan itu, voús memilih untuk menemui Arnold kembali,
"Kenapa kau?" Tanya Arnold
"Perut gue sakit" jawab voús
Arnold hanya tersenyum tipis, "aku sudah menduganya, makannya kalo makan itu jangan yang pedas, Lo mau mati apa?"
"Biarin" ujar voús dengan nada mengejek
Arnold hanya menghembuskan nafas lelahnya, menghadapi voús hanya membuatnya naik darah
Brak
"Mereka pasti ada di sini, cepat, cari mereka"
"Tidak ada bos"
Suara samar-samar terdengar di setiap penjuru ruang
Voús, Arnold, dan daren masih bersembunyi, mereka menunggu interupsi dari voús yang juga masih diam
"Vé, sekarang?" Tanya Arnold berbisik
Voús hanya mengangguk.
Bukannya Arnold dan daren dulu yang keluar, namun voús yang terlebih dahulu keluar dengan tangan kosong, cari mati emang
"welcome to my turf, mr greg!" Ujar voús dengan nada dingin
Prok
Prok
Prok
"Siapa kau?" Tanya Greg
Greg, ialah kepala dari pasukan gagak tersebut, ia dikenal dengan kekejamannya, dan juga keegoisannya
"Siapa aku? Tidak penting bagimu, aku hanya seorang anak yang kau hina sebagai anak haram keluarga Devantha" ujar voús dengan senyuman licik
Bagaikan anak panah yang menembus jantungnya, Greg membisu di tempat ia berdiri sekarang.
"Kau dulu menghina keluarga ku, kau bilang aku anak haram, cih.. bahkan kau sendiri tidak tau jika mendiang istri mu sendiri juga seorang pelacur!" Tekan voús penuh emosi
"Aku tidak ingin bertengkar dengan siapapun, aku hanya ingin memberi tau, jika yang kau sebut sebagai anak haram sekarang menjadi malaikat mautmu!"
Greg baru saja tersadar dari lamunannya saat sebuah pistol menempel pada dada kirinya
"Tuan Greg yang terhormat, bukankah anda tau? Jika kawasan ini adalah milikku? Lantas mengapa anda masih ingin merebutnya? Apa anda ingin membeli semua liang lahat yang ada di kawasan ini untuk kematian anda?"
Greg yang semula diam, kini pun tersenyum angkuh. Sebelum peluru tersebut bersarang di dada kirinya, ia juga sudah mengeluarkan sebuah pisau kecil yang ia bawa
"Tapi, sepertinya kau sendiri yang akan ke liah lahat" jawab Greg sombong
Slebb
Dor
Tepat waktu, namun juga terlambat, voús belum sempat menghindar, Greg sudah dulu menancapkan pisau kecil tersebut pada perutnya
"SIALAN KAU GREG, KU PASTIKAN HIDUPMU TIDAK TENANG DI DUNIA INI!" Geram voús dengan tangan kanan yang mencabut pisau yang berdarah pada perutnya dan melemparkannya ke arah lain
Greg sudah tersungkur, dan pingsan.
"VOÚS!"
"BOS!"
Arnold dan Daren yang saat itu ada di sana pun langsung berlari ke arah voús setelah melawan anak buah Greg
Sebelum tersungkur ke tanah, Arnold sudah dulu menangkap tubuh ringkih voús, ia menepuk pelan pipi voús agar tetap terjaga
"Vé, kau mendengar ku bukan?" Voús mengangguk pelan
"Oke, bagus kita bawa ke rumah sakit" perintah Arnold
Arnold langsung saja menggendong voús ala bridal style, untuk ke rumah sakit
"BOS!?" semua anak buah voús yang semua beristirahat setelah melakukan aksi mereka melawan pasukan gagak kini panik saat melihat Arnold membawa bos mereka dalam keadaan setengah sadar
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Interupsi dari Arnold
Mereka semua langsung saja pergi menuju rumah sakit terdekat

KAMU SEDANG MEMBACA
' (𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒)
Teen FictionSeorang remaja, satu-satunya pewaris keluarga mafia paling berpengaruh, memilih menjalani hidup sederhana. Bukan karena ia tidak bisa menikmati kemewahan, tetapi karena ia muak dengan belenggu yang selalu mengikatnya. Ia ingin merasakan kebebasan-se...