Chapter 12

4.3K 329 1
                                    

Halo readers maaf ya Silla lupa up tadi malem, hari ini aku double up deh...















Setelah satu Minggu Vous dirawat di rumah sakit, akhirnya ia diperbolehkan untuk keluar.

Di perjalanan pulang, Vous masih terus saja menatap luar jendela mobil, bahkan saat sampai di mansion, ia hanya duduk di ayunan samping pintu balkon kamarnya yang terbuat dari kaca.

Netra coklat hazelnya mengamati setiap pergerakan masyarakat yang tengah beraktivitas, bahkan para bodyguardnya juga tengah santai di bawah.

Cklek

Pintu kamar terbuka, menampakkan seorang Austin yang tengah membawa nampan kaca yang diatasnya terdapat semangkuk bubur dan juga susu coklat.

"Boy, makan dulu ya"

Vous tidak menjawab, bahkan ia tidak menoleh untuk melihat Daddynya itu.

"Boy, ada apa? Katakan pada Daddy"

Austin meletakkan nampan tersebut diatas meja bundar yang berada tak jauh dari ayunan, tangan kirinya terukur untuk menyisir Surai Vous.

"Apa aku setidak berguna itu dad?"

Deg-!

Austin terkejut mendengar putra semata wayangnya itu mengatakan hal yang menurutnya sangat buruk.

Walaupun Vous menjeda omongannya namun itu tak membuat Austin tidak terkejut.

"Sehingga aku selalu keluar masuk rumah sakit?" Lanjutnya

Kini Austin mengerti arah pembicaraan Vous, ia menarik tangan kanan Vous, dan mendekap tubuh ringkih putranya itu.

"Tidak boy, jangan berkata seperti itu. Memang kamu sedang sakit"

Vous menggeleng cepat,"tidak, aku yakin ada alasan dibalik ini semua"

Austin menghela nafas gusar, "mommy mu dulu juga menderita penyakit yang sama dengan mu"

Deg!

Memang sakit dan perih saat mengetahui kebenaran yang selama ini tidak ia ketahui. Ia hanya mengetahui jika dirinya mempunyai riwayat jantung hanya sebuah kebetulan bukan faktor keturunan.

"Tapi aku mau seperti temanku dad, mereka bisa pergi dan berkelahi tanpa ada batasan"

"Kenapa aku selalu tetap di mansion, dan tidak boleh keluar untuk bermain?"

Austin kini terdiam, bahkan ia juga tidak mungkin untuk mengatakan jika Vous kini telah masuk ke dalam sangar emas tak kasat mata darinya.

"Karena Daddy sangat menghawatirkan keadaanmu Boy" tidak mungkin Daddy membiarkanmu di ambil oleh mereka. Lanjutnya dalam hati

Vous kini bahkan hampir saja menangis, ia tak ingin selalu dirumah dan tetap diam, walaupun ia sangat menyukainya.

"Jika kamu ingin bermain bersama temanmu, panggil saja mereka"

Vous mendongak di pelukan Daddynya, "bolehkah?". Austin mengangguk

Austin melepaskan dekapannya pada Vous, dan mengambil mangkuk bubur yang sedari tadi di campakan olehnya.

"Buka mulutmu boy, makan dulu"

Vous menurutinya tanpa ada penolakan, bahkan ia tidak mengetahui jika bubur tersebut sudah di campur obat penawar rasa nyeri.

Dan dilanjutkan ke segelas susu yang telah kandas di teguk oleh Vous. Susu tersebut sudah diberi obat tidur oleh Austin.

Setelah selesai semua, kini Vous tanpa diperintah langsung naik ke atas ranjang, dan bersandar ke kepala ranjang. Tangannya menyalakan salah satu video game yang dibelikan Austin.

Austin masih duduk menikmati secangkir kopi hitam pekat miliknya, sesekali ia melirik ke arah Vous yang terus saja menguap.

Tak perlu waktu lama, kini Vous sudah tertidur bahkan tangannya masih memegang video game yang tadi ia mainkan.

Austin mengambil video game itu dengan hati-hati agar putranya itu tidak terbangun, dan mengembalikannya ke atas nakas meja kembali.

"Sleep well boy, jangan nakal dan membantah Daddy ya" ujarnya yang diakhiri mencium kening Vous.

Apa maksudnya ini!? Apa dia tau pergerakkan ku!?

'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang