Chapter 22

2.2K 166 0
                                    

Di pagi yang cerah ini, mereka sedang duduk bersantai di bangku taman, mengamati Vous yang tengah bermain dengan bola basket bersama Bobby.

"Kau yang curang, Bob!"

Bobby yang merasa disalahkan pun tak tinggal diam, "Bagaimana bisa saya curang tuan muda? Memang anda yang salah bukan saya" kesalnya

"Sudahlah boy, lebih baik kamu duduk dan makan" ujar Ray yang baru saja menghampiri mereka

Ya, mereka yang kini tengah ribut pun langsung diam. Namun tidak dengan Vous yang menatap garang Bobby.

"Jangan mengataiku di belakangku Bob!"

Bobby langsung saja menunduk, ia lupa jika Boy bisa membaca pikirannya, bahkan ia sempat mengatai Vous jika anak itu memang pendek bukan dia yang terlalu tinggi.

"Ayo boy" Vous menggeleng

"Aku mau bermain lagi" ujarnya

"Besok, okey, sekarang kita makan dulu"

Vous tetap menggeleng, ia tak ingin makan sekarang, ia ingin makan nanti.

"Vous!" Tegur Ray

Entah kesal, atau emosi, Vous membanting bola basketnya ke tanah, lalu pergi begitu saja diikuti oleh Bobby.

"Kenapa anak itu?" Gumam Ray

Ray mau tak mau harus mengikuti Vous ke atas, ia tak mau adiknya marah padanya.





+.+.+







Vous kini tengah duduk di ayunan rotan setelah mandi. Bahkan sekarang Ray tengah duduk di sofa bundar tak jauh dari dirinya duduk.

"Boy, ayolah, makan sedikit saja lalu istirahat"

Hening

"Jangan membuat kakak marah Vous!"

Vous nampak menoleh ke arah Ray, lalu kembali ke atensinya semula.

"Keluar!"

Ray membulatkan matanya, apa ia tak salah mendengar jika adiknya kini mengusirnya keluar kamar?

"AKU BILANG KELUAR!" Bentaknya

Ray bukannya pergi, ia malah menarik Vous kedalam dekapannya, bahkan Vous bisa menangis di pelukannya.

"Maafkan kakak yang memaksa Vous, kakak tidak mau kamu sakit" sesalnya

"Jika tidak ada kamu, mungkin kakak tidak akan bisa seperti ini." Lanjutnya

Vous mengangguk, ia bisa memahami sepenuhnya jika Ray bisa sangat posesif padanya.

"Lebih baik istirahat boy, daripada nanti kamu sakit" Vous mengangguk

Ray mengajak Vous untuk tiduran di tempat tidur, walaupun tak ikut tidur, setidaknya Ray bisa menemaninya tidur.

"Sleep tight Boy" ujarnya










+.+.+







Di sore harinya, kini Vous masih tidur, tak ada yang berani membangunkannya.

Bukan karena apa, namun karena agar mencegah Vous untuk tetap tenang dan tidak kecewa atas kepergian Daddy dan juga Kakaknya bekerja.









+.+.+







Di malam hari, tepatnya sebelum Vous bangun, Austin dan Ray sudah pulang dan duduk seakan tak ada apapun.





Ten minutes later...

Ting!

Vous berjalan ke arah mereka dengan wajah datar, bahkan seperti sedang marah.

"Ada apa boy?" Tanya Austin

"Dad, bisakah kita besok pergi Sunmory? Aku bosan" keluhnya

Austin tersenyum, "boleh boy" jawabnya

Ray kini menatap Austin bingung, ia cukup terkejut dengan jawaban dari Austin.

"Tapi sore kita sudah di rumah" Vous mengangguk

Setelah mengatakan itu, Vous pergi ke ruang makan untuk makan malam. Sendiri.








"Maksud Paman apa?"

"Tidak masalah, tenanglah Ray"

"Gila!" Desis Ray

"Dia putraku, tak ada yang tak mungkin untuknya"

"Terserah"

'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang