"Kak, Virgo sakit"
"Apa!?"
Ruangan seketika saja menjadi hening, udara bahkan menjadi dingin.
"Permisi, kenapa kalian diam?" Tanya seseorang
Mereka mengalihkan atensi mereka pada Hino, yang baru saja datang dengan pakaian kerjanya.
"Periksa Ray terlebih dahulu, lalu Virgo" ujar Ken dingin
Hino menggeleng cepat, "Tidak, aku tidak bisa menangani kasus Ray, lebih baik bawa anak itu ke rumah sakit" ujarnya
Hino melenggang pergi ke kamar Virgo, diikuti oleh Key di belakangnya.
"Ian, bantu aku, bawa anak ini ke rumah sakit, aku akan menyusul" Ian pun mengangguk lalu membopong Ray ala bridal style untuk ke rumah sakit.
Ken ikut menyusul ke kamar Virgo, melihat adiknya yang tengah sakit itu.
"Syukurlah, ia hanya demam, mungkin karena kelelahan, dan jangan lupa akan jam makan anak ini, jika kalian tidak ingin terjadi hal buruk"
Key menatap Hino datar, "Mau gue mutilasi Lo?"
Hino menggeleng, "Aku hanya becanda" ujarnya santai
Hino berbalik menatap Ken yang duduk meminum kopi di meja kaca.
"Apa kau akan santai melihat adikmu di rumah sakit?"
Oh ya, Ken baru menyadari itu, ia lantas berdiri dan berjalan cepat ke arah lift.
"Kenapa dengan Ray?" Tanya key
Hino menggeleng, "aku tidak tau, sepertinya dia terkena lambung, atau maag mungkin?"
Key mengangguk, "beritahu aku jika ada kabar apapun tentang Ray" ujarnya yang dibalas anggukan kepala dari Hino
"Dimana adik kecilnya itu?"
Key meneliti sekelilingnya, ada yang kurang.
"Tidur"
"Aku permisi"
Hino kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ray.
Di pagi buta seperti ini, Vous sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia tau apa yang terjadi tadi malam, hanya saja ia tak keluar kamar.
"Pagi kak"
Key yang disana pun tersenyum manis, "Pagi juga, duduk dan makanlah"
Vous mengangguk, namun ia hanya mengambil sandwich yang ada di atas piring dan melenggang pergi.
"Bob, jaga Vous"
"Baik tuan"
Bobby keluar mansion mengikuti langkah Vous yang sudah ingin pergi dengan motornya.
"Tuan"
Vous menoleh, "Apa?"
"Saya antar anda ke sekolah?"
Vous menggeleng, "aku ada urusan, permisi"
Vous langsung saja menancap pedal gas meninggalkan mansion, namun Bobby dengan cepat mengikuti Vous dengan mobil hitam.
Bobby mengikuti arah laju motor Vous yang memasuki lingkungan hutan? Apa!? Hutan!?
Kedua bola mata Bobby serasa ingin lepas dari tempatnya saat menyadari jika itu adalah hutan.
Dari kejauhan terlihat jika Vous berhenti di depan sebuah rumah bertingkah yang sudah ada banyak motor terparkir di sana.
Ia segera menelfon key untuk memberitahu keberadaan Vous ke key.
Bobby memarkirkan mobilnya di dekat sungai, dan melangkah untuk menjadi mata-mata Vous.
Di sisi lain, Ken menunggu Ray yang belum sadarkan diri dari tadi malam.
"Kenapa adikku belum sadar, Hino??"
Hino juga nampak bingung, ia tak salah menyuntikkan obat.
"Tunggu sampai sepuluh menit jika tak ada apapun, akan ku ambil tindakan lain"
Ken sudah ingin mencaci maki Hino, namun ia memilih menelfon key yang dirumah, untuk datang ke sana.
Cklek
Key datang dengan lemas, ia sungguh ingin mati rasanya.
"Jangan meminta bantuan dariku kak, aku lelah"
Key tiduran di sofa panjang dengan asal.
"Dimana Vous?"
"Di markasnya, bersama temannya" jawab Key
"Lalu Virgo?"
"Dia baru saja tidur setelah aku berikan obat tidur" ujar key lelah
Ken menggeleng tak paham akan adiknya itu, "Apa kau sudah makan?". Key mengangguk
"Aku tidak akan ke kantor kak, aku tak bisa mengurus urusan Virgo dan juga kantor dalam satu hari, aku lelah"
Ken masih diam, namun ia menoleh saat Ray merengkuh.
"Ray"
Ray tersenyum kecil melihat Ken yang nampak khawatir.
"Dimana ini kak?" Tanya Ray serak
Saat Ken ingin menjawab, Hino sudah dulu berdehem.
"Jika kau ingin cepat bertemu adikmu, cepatlah sembuh dan menurut, Ray" ujar Hino dengan datar
Ray tau sekarang, dia ada di rumah sakit.
"Tapi dimana Vous?"
"Sekolah" jawab key
Drrrttt... Drrrttt...
Ponsel Ken berdering, dan saat melihat siapa yang menelfon ia langsung saja menjawabnya.Halo?
Jemput aku dua puluh menit lagi
Baiklah
Beep
Ken menatap key dengan memberikan kode mata, dan key langsung saja pergi dari sana
Siapa yang datang? Pikir Ray
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...