Tempat yang nyaman, pemandangan yang indah, angin sepoi-sepoi, dan rintikan hujan yang arang.
Disinilah Vous sekarang, di sebuah kamar hotel dengan fasilitas lengkap bak di mansion sendiri.
Vous sedari tadi terus saja duduk di depan jendela balkon dengan tangan terlipat di bawah dada.
"Boy, apa kamu lapar?" Vous menggeleng
"Kakak suapi ya?" Vous juga menggeleng
Ray kini menjadi heran serta khawatir, Bagaimana tidak? Adiknya ini tidak mau makan, dan juga tidak mau ia ajak kemanapun.
Dimana Austin? Kini ia tengah ada acara rapat bersama para kolega, dan tidak bisa ditunda besok.
"Lihat kakak, kakak bawakan kamu sereal dan juga susu coklat" ujar Ray membujuk
Ray menyodorkan sesendok sereal saat Vous menoleh ke arahnya disambut dengan senyum tipis. Vous pun membuka mulutnya menerima suapan dari Ray.
"Pintar adik kakak" ujar Ray saat Vous mengunyah sereal tersebut
"Kakak tau tidak? Jika aku makan sereal, terkadang aku tidak makan apapun, karena itu bisa membuat perutku sakit" Ray mengangguk
Walaupun terpaksa, Ray tetap tau. Ia mencampur sereal itu dengan obat dari Arnold untuk mengurangi rasa nyeri.
"Tetaplah sehat Boy, kakak disini selalu menjaga dirimu" Vous mengangguk
Tanpa mereka sadari, ada Austin yang menyimak setiap percakapan mereka dari awal sampai akhir. Baru pertama kali ini Austin merasa tidak berguna menjadi seorang ayah bagi satu anak.
"Maafkan Daddy, Boy. Daddy selalu sibuk hingga lupa waktu untuk bersamamu" gumamnya
Setelah mengatakan itu, Austin langsung saja tersenyum dan melangkah ke dalam kamar hotel yang sekarang di tinggali oleh Vous dan juga Ray.
"Baby boy, makan yang banyak ya" ujarnya
Austin ikut duduk di sofa dekat mereka berdua duduk. Mereka hanya menatap Austin dengan senyuman.
"Kak, kita ke sana nanti ya" tunjuk Vous pada pantai yang indah tersebut
"Iya, kita akan ke sana, tapi nanti setelah kamu selesai makan" Vous mengangguk
"Masih gerimis, Ray, Vous"
Mereka sontak menoleh, "Really?" Ujarnya bersamaan
"Ya, Daddy tidak bohong" jawabnya
"Yahhh kita tidak bisa ke sana kak" keluhnya
"Besok pagi, kita ke sana sekalian have fun" Vous mengangguk spontan
Ray masih saja menyuapi Vous yang asik mengajaknya mengobrol, sedangkan Austin ia hanya menyimak pembicaraan mereka.
Berasa punya dua anak. Batin Austin
Di malam harinya, menjelang tidur, Vous sempat mencari Austin yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya.
"Kak, dimana Daddy?"
"Mungkin sedang ada urusan" jawab Ray
"Baiklah"
"Apa mereka sudah menyerah?"
"Belum tuan, mereka bertambah murka dan berpencar mencari tuan muda"
"Singkirkan mereka dengan perlahan"
"Baik"
"Tak akan kubiarkan siapapun menyentuh Vous dan juga Ray, siapapun itu"

KAMU SEDANG MEMBACA
' (𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒)
Teen FictionSeorang remaja, satu-satunya pewaris keluarga mafia paling berpengaruh, memilih menjalani hidup sederhana. Bukan karena ia tidak bisa menikmati kemewahan, tetapi karena ia muak dengan belenggu yang selalu mengikatnya. Ia ingin merasakan kebebasan-se...