Brakkk!!!
Pintu kamar di tendang paksa oleh seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamar Vous.
Austin masuk dengan tatapan yang tajam seperti tatapan elang. Bahkan sekarang keadaan kamar tersebut menjadi hening.
Saat Vous menyentak tangan Ray yang terus mengusap kepalanya dan berniat untuk menghampiri Daddynya, itu tidak berhasil. Tangannya kembali ditarik oleh Ray yang langsung mendekap erat tubuh ringkih Vous.
"Lepaskan putraku!"
Ray yang mendapat teguran dari Austin hanya tersenyum miring bahkan lebih menakutkan jika Vous melihatnya.
Bobby pun tak bisa berbuat banyak karena ia tau siapa yang ia hadapi sekarang ini.
"Ray, lepaskan putraku!"
Ray masih menghiraukan, namun ia tak ingin melepaskan Vous darinya walaupun itu hanya sebentar.
"Kumohon"
Austin tengah dilanda kebingungan, antara melawan Ray atau membiarkan putranya tetap bersama Ray.
"Putraku bisa sesak nafas, Ray"
Ray yang baru mengingat pun langsung melonggarkan pelukannya, Vous bahkan menyadarkan kepalanya ke dada bidang Ray.
"Apa yang kau inginkan sekarang ini?"
Ray tersenyum manis namun menakutkan, pasti ada alasan dan kemauan dibalik itu semua.
"Vous menjadi adikku"
Benar bukan? Sudah Austin tebak, bahkan Bobby yang mendengar pun menggelengkan kepalanya tak mampu memahami apa yang diinginkan oleh Ray.
"Tidak bisa, dia putraku!"
"Jika kau tidak mengijinkannya, aku akan membawa Vous ke Roma"
Hening
Seperti tidak ada gravitasi di dalam kamar Vous sekarang ini, bahkan seluruh atmosfer terasa berhenti.
"Jangan gila!" Sarkas Austin
Ray tetap kukuh tak ingin melepaskan Vous, bahkan ia tetap tersenyum remeh.
"Iya atau tidak?"
Austin masih bingung memilih, pikirannya menerawang jauh tentang kehidupan Vous yang bersama orang asing di tempat yang jauh tanpa dirinya.
"Baiklah, dengan satu syarat" Ray mengangguk
"Jaga putraku, jangan lengah menjaganya"
Ray mengangguk yakin, "pasti, thanks Uncle" jawabnya
Austin memilih pergi yang diikuti oleh Bobby, sebelum darahnya naik melihat putranya di peluk oleh orang asing.
Sedangkan di kamar yang sama, kini Vous sudah tertidur di dekapan Ray, netra coklatnya sudah sangat mengangguk.
"Apa seperti ini rasanya mempunyai adik? Sungguh mengesankan" gumam Ray
Dengan menidurkan perlahan Vous di sampingnya, lalu ikut tidur dengan memeluknya, baru pertama kali ini baginya harus berurusan dengan seorang anak kecil.
Apa setelah ini kehidupan Vous berubah? Atau hanya sekedar pemanis yang datang sebagai figur?
Itulah hal yang selalu terbayang di benak Vous saat mendengar jika ia akan dijadikan adik oleh Ray.
.+.
Di malam hari yang indah ini, Vous tengah duduk bermain game di atas ranjang besarnya.
Dimana Ray? Dia pergi karena ada urusan mendadak yang lebih penting untuk saat ini.
Cklek
"Boy, sudah, sekarang makan dan tidurlah"
Vous mendongak guna melihat Daddynya. Austin membawa nampan kaca berisi piring nasi goreng sosis dan segelas susu coklat.
"Nanti dad"
Austin pertama-tama meletakkan nampan itu di meja yang tak jauh dari ranjang Vous. Kemudian mengambil piring tersebut dan duduk di samping Vous yang bermain game.
"Buka mulutmu"
Vous menurut, alhasil ia disuapi oleh Daddynya. Walaupun terkadang ia menggeram marah bahkan ingin sekali mengumpat, namun ia masih menahannya.
"Sekarang minum susu mu dan tidur"
Vous langsung saja mengambil alih gelas susu dari tangan Daddynya dan meneguk isi gelas itu hingga tandas.
"Tidurlah boy"
Vous memberikan Ipad-nya pada Austin kembali, dan tiduran menyamping dengan memeluk guling kesayangannya.
"Selamat tidur boy" Vous mengangguk
Semoga hari esok lebih bahagia tuhan. Batin Vous
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...