Jadi, kak Ray saudara ku?. Batin Vous
Eh tunggu, ada yang salah. Lanjutnya dalam hati
Vous berdehem mengalihkan pandangan mereka semua yang kini menatapnya datar.
"Nama Daddy kan Austin Arthur Hayden, bagaimana bisa menjadi Dito?"
Key mendekati adik kecilnya tersebut dan mengusak rambut adiknya gemas.
"Nama Daddy memang Arthur, tapi mereka memanggil Daddy Dito karena itu nama depan dari kak Ken" jelasnya
Vous hanya mengangguk faham, "jadi nama kak Ken adalah Alditho Ken Hayden?". Ken mengangguk
" Oh, jadi Dito itu diambil dari namamu?" Ken mengangguk
Sungguh, walaupun dalam situasi seperti ini Ray masih bisa bertingkah seperti anak kecil, lalu bagaimana bisa ia menjadi pembunuh berdarah dingin?.
Ken sedari tadi memperhatikan Ray yang menurutnya aneh, baru kali ini ia melihat wajah Ray pucat dan sepertinya ia juga sudah tak bisa berdiri lama.
"Kalian turun dan makanlah, kecuali kau Ray" Ray mengangguk lemas
Walaupun ia mempertahankan agar tak lemas, namun itu tetap tidak bisa.
Saat mereka sudah turun ke bawah untuk makan malam, Ken mendekati Ray yang terduduk lemas di pinggiran tempat tidur.
Ken berjongkok di depan Ray dengan tangan kanan yang menyisir surai hitam Ray yang menutupi wajahnya.
"Ada apa? Apa yang sakit Ray?"
Ray menggeleng. Rasa sakit di perutnya seperti tusukan pisau membuatnya ingin menangis.
"Kakak panggilkan Hino?" Ray menggeleng cepat
Ken berdiri dan membantu Ray untuk tiduran, namun bukannya menurut, Ray menolaknya.
"Sakit" lirihnya hampir tak terdengar oleh Ken
Ken tersenyum tipis, ia duduk bersandar di kepala ranjang dengan kepala Ray yang bersandar di dada bidangnya.
"Kakak ambilkan makanan ya?" Ray menggeleng
Ray menutup matanya merasakan elusan di kepalanya yang mulai nyaman, tangannya ia lipat di bawah dada.
Ken sebenarnya ingin memindahkan Ray, namun anak itu belum benar-benar tertidur, alhasil ia pun tidak jadi.
Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana, dan menakan nomor seseorang di sana.
'Halo tuan?'
"Cari info tentang adikku, Ray, letakkan di meja kerja ku"
'baik tuan'
Beep
Terdengar dengkuran halus dari Ray membuat Ken memindahkan Ray dengan hati-hati.
Ia mengecup kening adiknya dengan lembut, "Sleep tight, Baby Ray".
Ken berbalik dan menatap seseorang yang berpakaian serba hitam yang tengah berdiri di samping pintu.
"Tidurlah di sofa, jaga adikku, jika ada apapun panggil aku"
"Baik tuan"
Setelah keadaan mansion yang tenang, Vous memutuskan untuk tidur sendiri, karena Virgo sakit dan harus di temani oleh Key.
Vous menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sendu.
"Dad, Vous kangen, kenapa Daddy pergi secepat itu? Apa Daddy tidak sayang Vous?" Gumamnya
Vous tersenyum sesaat, "Selamat malam dad".
Di kamar Ray, yang tadinya tenang kini menjadi ricuh.
Ian, Bodyguard yang menjaga Ray pun ikut panik, pasalnya tuan mudanya dengan tiba-tiba Bagun dan muntah-muntah di kamar mandi.
Ian dengan cepat pergi ke kamar Ken yang ada di lantai 2.
Click
Sebenarnya takut, namun ia juga butuh agar Ken bisa menemani tuan mudanya
"Tuan Ken, ada kabar darurat"
Ken yang sebelumnya tidur pun langsung saja terduduk dengan mata yang menatap Ian tajam walaupun masih mengantuk.
"Apa!?"
"Tuan muda Ray muntah tuan, saya sudah menghubungi Dokter agar datang" jawab Ian
Ken langsung saja turun dari tempat tidur dan lari ke arah lift disusul oleh Ian.
Click
Ken bisa melihat Ray yang tengah tiduran dengan tengkurap dan air mata yang membasahi sprei warna biru tua nya
Ken menarik lengan kiri Ray hingga Ray sedikit bangkit.
"Jangan tengkurap, berbaringlah Ray"
Ray menggeleng, ia menyentak tangan Ken yang masih di lengannya dan kembali tengkurap dengan tangan yang mencengkram bantal di sampingnya.
Ken mengelus kepala belakang Ray, dan menatap Ian, "Telfon lagi Hino". Ian mengangguk.
Namun baru saja ingin melangkah keluar kamar, mereka dikagetkan dengan Key yang terburu-buru masuk ke kamar Ray.
"Kak, Virgo sakit"
"Apa!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...