Meninggalkan seluruh acara hari ini, Vous memilih pergi ke suatu tempat untuk menangkan Pikirannya yang kacau selama beberapa hari belakangan, belum juga ia kemarin habis di teror oleh musuh dari kakaknya.
Ia duduk sendiri di bangku taman. Taman yang berhadapan langsung dengan danau jernih yang berada tak jauh dari mansion kakaknya.
Ia sengaja pergi sendiri dengan berjalan kaki, ia tak mau mengajak siapapun, bahkan diantar oleh siapapun itu.
Tangan kiri yang terpasang gelang rantai putih, dan kalung salib putih membuat Vous mudah dikenali oleh para bodyguard yang memantau dari jauh.
Saat Vous menoleh karena sedikit terkejut melihat seorang anak seumurannya, mungkin masih lima belas tahunan, datang ke arahnya.
"Apa anda tuan muda Vous?" Tanya remaja itu
Vous mengangguk sekilas, ia kembali ke atensinya yang menatap danau dengan tatapan kosong.
"Saya sangat beruntung bisa bertemu dengan anda tuan, saya ingin menjadi seperti anda yang tak pernah sekalipun menyerah dalam menghadapi musuh, saya salut terhadap anda tuan."
Vous masih diam, ia mendengar semua pujian itu. Namun satu yang tak membuatnya harus tetap diam, yaitu perkataan remaja itu yang menginginkan menjadi sepertinya.
"Kau gila?" Sarkas Vous datar
Remaja itu menggeleng, ia masih saja tersenyum menatap Vous yang juga menatapnya datar.
"Saya jujur ingin menjadi seperti anda yang menjadi seorang pemberani, anda bahkan bisa mengalahkan musuh sendiri. Apa saya boleh bergabung dengan anda, menjadi apapun, asalkan bersama anda"
Sudah bisa Vous tebak, ia sangat benci jika ada yang ingin ikut dengannya. Jelas-jelas jika ia adalah petarung handal, tapi malahan ada yang belum mengerti itu.
"Tidak!" Tolak Vous
Remaja itu masih setia berdiri dengan menatap Vous bingung. Hingga Vous menghembus nafas lelahnya.
"Dimana orang tua mu yang membiarkan anak itiknya keluar sendiri?" Sindir Vous
Remaja itu tersenyum lebar, ia pikir Vous marah padanya, tetapi memang benar benar membingungkan.
"Ibuku sedang bekerja, dan juga ayahku." Jawabnya cepat
Remaja itu mengulurkan tangan kanannya, ingin berjabat tangan dengan Vous, namun Vous masih diam menatap remaja itu bingung.
"Oh maaf.. namaku Yoshi Geraldine, kau bisa memanggilku Yoshi."
Vous membalas jabat tangan remaja itu yang bernama Yoshi.
"Apa kita bisa menjadi teman?" Tanya Yoshi sedikit waspada
Vous mengangguk sekilas, "Ku harap begitu" jawabnya lirih, karena ia tak bisa memberi jawaban.
"Baiklah kita teman mulai sekarang. Dan tuan, apa kau mau aku ajak ke kedai roti Reys?"
Vous mengangguk saja, ia belum pernah ke kedai itu. Ia juga sedikit ingin tau tentang kita ini.
Mereka berjalan beriringan, namun di pinggir jembatan, Yoshi menarik tangan kanan Vous.
"Tuan, kita bawa sepeda ku saja"
Sepeda? Aku bahkan tidak pernah naik sepeda. Batin Vous tertawa.
"Baiklah"
Vous hanya menurut saja, ia disuruh berdiri, kakinya bertumpu pada ring panjang yang Yoshi pasang di sisi roda, tangannya berpegangan di pundak Yoshi.
"Hati-hati" ucap Vous singkat dan hanya dibalas anggukan oleh Yoshi.
Dari kejauhan dapat dilihat jika para bodyguard berpencar, sebagian mengikuti Vous dan lainnya kembali ke mansion.
′•′
Di mansion Leonardo, tengah sepi, pasalnya belum ada yang pulang, hanya ada Virgo yang memang tetap di rumah karena masih sakit.
Tok tok tok
"Masuk!"
Seorang bodyguard bertubuh besar masuk dengan sedikit menunduk. Ia melihat Virgo yang tengah tiduran.
"Maaf mengganggu tuan muda, saya hanya ingin menyampaikan jika tuan muda Vous tengah pergi ke kedai roti Reys bersama teman barunya"
Virgo yang semula masih menutup matanya kini langsung duduk, ia mengerutkan keningnya bingung. "Teman baru?" Ulangnya
"Benar tuan, tadi ada remaja yang berbicara dengan tuan muda Vous, dan mereka berjabat tangan satu sama lain, lalu pergi ke arah kedai Reys" jelasnya.
Virgo mengangguk, "baiklah, tetap awasi, jika ada apapun kabari"
"Baik tuan, saya permisi" Virgo mengangguk
Setelah pintu tertutup, ia langsung saja mengabari Lino yang masih di kantor jika adiknya tengah di kedai Reys bersama teman barunya.
Teman? That so impossible. Batin Virgo
Kembali lagi ke Vous yang kini sudah ada di Kedai tersebut bersama Yoshi. Vous tersenyum melihat interaksi Yoshi dengan sepasang suami istri yang tengah sibuk dengan pengunjung.
"Ini tuan, silahkan di coba. Ini buatan ibuku" ujar Yoshi memberikan sepotong roti yang terbungkus kertas roti.
" Terimakasih" ujar Vous yang dibalas anggukan senang dari Yoshi
"Oh ya, apa mereka orang tua mu?" Yoshi mengangguk
"Jadi Kedai ini milikmu?" Yoshi mengangguk lagi.
"Ini kedai milik kakekku dulu, setelah meninggal, kakekku memberikannya pada ayah dan ibuku. Dan hanya ada beberapa pelayan yang bertugas menyajikan dan juga membantu ibuku di dapur, sedangkan ayahku dibantu dengan paman Robert untuk mengawasi toko" jelas Yoshi
"Yoshi, bisakah kau antarkan roti ini ke mansion Leonardo?"
Ibunya datang dengan membawa keranjang yang didalamnya terdapat beberapa potong roti yang harus diantar ke mansion Leonardo.
"Tidak usah, biar saya saja" ujar Vous sedikit lirih
Ibunya menoleh ke sumber suara, ia langsung saja menundukkan kepalanya dan membungkuk hormat. "Maaf tuan muda, saya tidak tau jika ada anda di sini" ujarnya
Vous menggeleng, "tidak masalah, saya kesini karena ingin mencoba langsung roti buatan bibi" jawab Vous.
Yoshi mengangguk saat ibunya menatapnya meminta penjelasan, "iya ibu, dia teman baru ku. Aku mengajaknya ke sini karena aku lihat tuan muda sendirian di bangku taman" jawab Yoshi dengan polosnya
"Maaf tuan muda, anak saya tidak pantas untuk berteman dengan anda, kami hanya pemilik kedai kecil-"
"Tidak-tidak, aku tidak pernah diajari untuk merendahkan seseorang, aku senang bisa bertemu teman baru yang baik" potong Vous.
"Saya mohon jangan gusur kedai saya tuan muda" ujar ibu Yoshi memohon
Terdengar suara deheman dari seseorang, mereka menoleh dengan cepat.
"Apa sudah selesai?" Tanya seseorang yang merupakan kakak Vous, key
Vous tersenyum tipis, "belum, ada apa kak?" Tanyanya
"Hari hampir siang, mari kita pulang" ajak key
Vous menggeleng, "aku nanti pulang sendiri, aku masih ingin disini boleh kan?"
Key melihat ke arah wanita paruh baya dan remaja yang merupakan teman baru adiknya itu.
"Baiklah, jika sudah langsung pulang" Vous mengangguk
Sepeninggal key, mereka melanjutkan acara mengobrol mereka yang tertunda tadi.
Key tidak marah, ia hanya heran mengapa adiknya bisa bertemu dengan remaja itu dan berteman dengan cepat?
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...