"Kak, Dad, lihat itu, ada bintang laut!" Seru Vous
Ray dan juga Austin yang baru saja meneguk minuman bersoda nya, kini haru bangkit dan menghampiri Vous.
Yap... Sesuai janji Austin kemarin, Akhirnya Ray bisa mengajak Vous untuk bermain di pantai.
Di sana sangat sepi, karena hari yang masih pagi, dan setiap pagi tidak ada wisatawan yang datang.
"Kamu dapat darimana, Boy?" Tanya Ray
"Tadi di bawah kakiku, untung belum sempat aku injak. Dia masih hidup" jawab Vous
"Lepaskan kembali, Boy"
Vous menggeleng cepat, "Kita bawa pulang ya Dad?"
"Tidak bisa Boy, nanti Daddy belikan saat kita pulang"
"Kak..."
Ray menggeleng, ia tak bisa membantah perkataan Austin walaupun ia sangat berani membantahnya. Untuk saat ini ia menurut.
"Tapi kak-"
"Sudah, taruh kembali, mungkin jika kita kesini lagi bisa bertemu dengannya lagi"
Mustahil! Hanya kata itu yang membuat Vous menggerutu, bagaimana bisa seekor bintang laut akan sama seperti manusia?
"Baiklah. Tapi bisakah kita berkeliling kota, Dad?" Austin mengangguk
"Ayo kak!"
Vous langsung saja menarik tangan Ray, hingga sang empu hampir saja terjatuh.
Austin berdecak dengan kepala menggeleng, ia tak bisa berkata apapun ataupun menghentikan Vous.
Mobil biru tua metalik bertuliskan inisial dari Ray tersebut melaju dengan kecepatan standar.
Austin yang menyetir, Ray dan Vous di belakang menikmati pemandangan kota Aussie yang indah.
"Kakak, lihatlah ke sana"
"Itu di sana juga"
"Itu kak"
Austin tersenyum manis melihat kedua putranya tertawa lepas, mengabaikan dunia gelap yang mengintai mereka.
"Dad, lihatlah di san-"
Vous menoleh ke arah Ray, bahkan Austin hanya diam mendengarkan.
Ray menghentikan ucapannya yang melewati batas, ia lupa jika ia sedang bersama paman Austin bukan Daddynya.
"Tidak masalah Ray, kau bisa memanggilku Daddy, anggap saja aku ayahmu" ujar Austin
Raut wajah ceria Ray, kini menjadi raut wajah sedih. "Andai saja si brengsek itu tidak membunuh orang tuaku, mungkin aku masih bisa bersamanya" gumamnya
"Tidak masalah kak, lebih baik sekarang kita mulai kehidupan baru lagi. Anggap aku sebagai adik, dan Daddy sebagai Daddy kakak"
Ray tersenyum manis, begitu lega ia mendengar kalimat dari adiknya yang membuatnya senang.
"Apakah boleh Paman?" Tanya Ray memastikan
"Tentu saja" jawab Austin
Semoga dengan mereka, kehidupan ku akan berubah, tuhan. Batin Ray
Setelah makan malam, kini Ray tengah duduk di atas tempat tidur bersama Vous yang sedang bermain game di iPad nya.
Click
Austin datang dengan membawa laptop yang terdapat berkas di atas laptopnya.
"Mudah sekali anda membuka pintu kamar hotel begitu saja, Dad" cibir Ray
Austin hanya mengangguk, lalu mengunci pintunya. Ia duduk di samping kanan Ray dan memulai pekerjaannya lagi.
"Kenapa Daddy kesini?" Tanya Vous
"Daddy, hanya ingin menemani kedua putra Daddy" jawabnya
Ray memilih memejamkan matanya dengan kedua tangan dilipat di bawah dada, dan kepala bersandar pada kepala ranjang.
"Kamu kenapa Ray?" Tanya Austin
Ray menggeleng, "Kepalaku hanya pening, aku ingin tidur" jawabnya
"Baiklah, Vous juga harus istirahat" Vous mengangguk
Vous mematikan ponselnya dan berbaring di samping kiri Austin.
Vous tidur di antara Daddy dan juga kakaknya itu.
"Apa kalian sudah membereskan mereka?"
"Sudah tuan"
"Baiklah, tetap awasi sekitar, dan pantau perkembangannya"
"Baik tuan"
"Dia yang mendekat, dia yang akan mati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...