Begitu banyak tragedi di hari ini, namun tak ada yang bisa mengulangi waktu agar tidak ada yang celaka, namun tuhan berkehendak lain.
Salah satu contohnya adalah kedua Daddynya, mereka mendapat kabar bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Daddy mereka terjatuh, dan mengakibatkan ledakan yang sangat besar.
Mereka semua dilanda kepanikan, seperti keluarga pada umumnya. Mereka menyusul ke arah Rumania dimana semua orang penumpang pesawat tersebut di evakuasi di sana.
Vous yang tadinya dilarang untuk ikut, akhirnya diperbolehkan oleh Ken, bahkan Ray yang sakit pun ikut bersama mereka, mengabaikan rasa sakitnya.
Saat sampai di sana, begitu banyak orang yang menangis, banyak bunga tulip berserakan di sana, dan ada juga yang membawa anak mereka yang masih kecil.
Langkah mereka kian melambat saat melihat ada dua mayat yang tertutup kain putih, dan tangan yang terdapat jam tangan hitam mirip seperti milik Arthur, dan satunya lagi terdapat jam putih dengan warna hitam di tengah, yang sangat mirip dengan milik Austin.
Langkah mereka yang hanya tinggal lima langkah pun terhenti, saat ada dua polisi yang menghadang mereka.
"Apa anda keluarga dari korban tersebut?" Tanya salah satu polisi
Ken hanya dapat mengangguk, ia tak bisa membuka mulut untuk mengeluarkan suaranya yang begitu berat.
"Siapa mereka?" Tanya Key dengan nada bergetar
Salah satu polisi membuka kain penutup pada bagian kepala, dan memang benar, itu adalah Arthur dan juga Austin. Memang tidak hancur, hanya saja wajah pucatnya membuat mereka hampir tak mengenalinya.
"Kak, itu... tidak mungkin kan..?" Tanya Vous
Key bahkan tak bisa menjawab, ia menarik Vous ke dalam dekapannya bersama Ray. Sungguh, ia juga tak bisa menyangka akan terjadi hal seperti ini untuk waktu secepat ini.
"Kedua korban akan kami otopsi ke Jerman sesuai dengan kartu identitas mereka, dan saya harap kalian sebagai putra mereka dapat mengijinkan kita untuk mengotopsi korban"
"Lakukan apapun itu, dan satu lagi, hilangkan jejak kematian mereka" jawab Ken sedikit pelan
Kedua polisi tersebut mengangguk, dan mempersiapkan semuanya untuk pergi ke Jerman mengotopsi korban dibantu dengan pihak polisi di sana.
00.00
Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam, namun Vous tetap tak bisa tidur, ia masih saja menangis.
Berat hati dirasa Vous, saat ia harus kehilangan kedua Daddynya, dimana seharusnya ia mendapatkan kasih sayang dari mereka.
Dan kini ia harus bisa mandiri, bersama keempat kakaknya yang merupakan psikopat.
Mereka sangat terpukul dengan kejadian itu, sampai mereka melupakan segalanya termasuk makan, mereka hanya sibuk mengurung diri dalam kamar.
Momen dimana mereka seharusnya menikmati jamuan keluarga bersama, kini harus rela berbeda alam demi ketenangan masing-masing.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Vous, namun sang pemilik kamar masih terlarut dalam kesedihannya, ia masih tetap duduk bersandar pada ayunan rotan dengan pandangan lurus.
Click
Suara langkah kaki terdengar menggema di telinga Vous, terdengar horor, namun itulah kenyataannya saat kamar Vous yang besar itu berubah menjadi hening.
"Vous, tadi kakak buat makanan kesukaan mu, gurita asam manis, bukan? Ayo ikut kakak, kita turun makan"
Itu suara dari Virgo, ia sengaja memasak sendiri untuk membuat makanan kesukaan adik kecilnya itu.
Belaian di kepala dirasakan oleh Vous, saat mendongak, matanya berpapasan dengan manik biru nan sendu dari Key yang masih saja tersenyum.
"Ayo turun, kak Virgo udah buat makanan untukmu" ujarnya
Vous menggeleng, ia kembali membuang pandangannya ke arah luar, ia masih saja terbelenggu dalam kesedihannya.
"Bagaikan tanaman yang tak disiram, saat itu juga tanaman itu mati dalam keadaan sakit.."
Mereka semua mengalihkan atensi mereka ke arah sumber suara, yang dimana ada Ken yang baru saja masuk ke kamar Vous dengan membawa sepiring makanan dan juga segelas air putih.
"..seperti itu juga keadaanmu sekarang, terlarut dalam kesedihan, yang berujung luka." Sambungnya
Ken menarik sofa bundar di sisi kanan Vous untuk ia duduki, tepat di depan Vous yang menatapnya.
"Apa maksud kakak?" Tanya Vous serak
Ken tersenyum, "Jika kamu tidak makan, bagaimana jika kedua Daddy kita melihat dari atas sana, mereka juga sedih, termasuk kita. Sekarang makan ya, besok kamu mau sekolah bukan?"
Vous mengangguk, baru setelah itu ia mau dibujuk untuk makan malam. Mereka juga ikut makan di bawah, hanya ada Ken yang di kamar Vous untuk menyuapinya.
March 17 2022|
02:33 PM|
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...