Chapter 52

838 50 10
                                    

Hari sudah berganti pagi, kembali. Banyak orang berjajar duduk di kursi tunggu di seujung lorong dimana salah satu kamarnya merupakan tempat Virgo di rawat, setelah menjalani operasi kemarin.

"Kak? Makan dulu kak, nanti kakak sakit" ujar Vous sedikit lirih

Ia sedih melihat kakaknya yang tengah duduk dengan menopang dagunya. Pandangan lurusnya membuat Vous merasa bersalah, jika bukan karena ia kemarin pergi, pasti tidak kan terjadi seperti ini.

Klek

"K-kak, maaf mengganggu, tadi kak Ken membawakan ku roti untuk diberikan kepada kakak jika kakak tidak mau memakan nasi"

Siapa dia? Kenapa suaranya begitu familiar?

Itulah yang dipikirkan oleh Lino sekarang. Ia menurunkan pandangan nya menatap lekat kedua sepatu yang sangat tak asing. Seperti milik... Ray?

Lino dengan cepat mendongak, ia melihat Ray yang tengah menatapnya dengan tatapan sedih. Ia dengan cepat berdiri dan memeluk adik sepupunya itu.

"Kapan kau pulang? Kenapa baru sekarang kau menemui kakak? Apa kau marah denganku?" Tanya Lino di dengan beruntun

Ray masih tetap diam, ia tak mungkin mengatakan alasan sesungguhnya kepada kakaknya itu.

"Aku.. bulan kemarin aku keluar negri untuk cek kesehatan bersama kak Ken, dan saat kembali bertemu virgo, aku langsung mendapat kabar jika ia sakit" jawabnya sedikit berbohong.

Lino yakin ada yang salah, namun ia tetap memasang mimik wajah percaya kepada adiknya itu.

"Duduk, dan makanlah bersama Vous, kakak akan ke bandara menjemput Key dulu" ujarnya dengan sedikit senyuman

Ray mengangguk, ia senang melihat senyuman kakaknya, walaupun hanya sekilas.

Selepas kepergian Lino, Ray yang selaku kakak di sana, mencoba mengajak adiknya itu untuk mengisi perut, ia yakin adiknya itu juga shock akan kebenaran yang ada (walaupun masih setengah).

"Vous, apa kau mau kakak suapi?" Vous menggeleng dengan senyuman

"Kakak pikir aku itu anak kecil? Aku ini ketu-" hampir kelepasan, ia langsung tersenyum canggung ke arah Ray.

"Aku mau makan sendiri, tapi yang ada keju nya" sambung Vous dengan sedikit egois

"Dasar berandalan! Di kasih hati maunya ampela!" Gerutu Ray lirih

Klek

Sang dokter muda, yang bername tag "Daren Ares" tersebut masuk ke ruangan dengan sedikit menunduk.

"Ren?" Panggil Ray

Apa mereka saling mengenal? Atau mereka teman? Ataukah rival?

Daren, mengangkat pelan kepalanya menatap Ray dengan penuh rasa takut.

"Lakukan tugasmu dengan baik, jangan sampai adikku kenapa-napa!" Perintahnya pada Daren

"Ba-baik, Ray" jawabnya sedikit bergetar.

Setelah Daren memeriksa perkembangan dari Virgo, ia langsung saja menghampiri Ray yang tengah bercanda kepada adiknya!?

"R-ray?"

Ray pun menoleh, ia mengangkat kedua  alisnya sekilas, seperti bertanya 'apa'

"Sebentar lagi Virgo akan sadar, dan jika ia sudah sadar tolong suapi dia makan" ujarnya pelan

Ray mengangguk, ia lantas keluar diikuti oleh Daren di belakangnya. Dan kembali lagi beberapa menit, dengan membawa semangkuk bubur ayam yang ia beli di kedai kota.

Saat Ray memasuki ruang inap Virgo, ia langsung saja tersenyum lebar. Apa yang terjadi? Tentu saja karena melihat Virgo sudah siuman.

" Tumben Dateng? Ada apa gerangan?" Sindir Virgo penuh dengan tekanan

Ray tertawa kecil mendengar itu, walaupun adiknya itu sedang sakit, namun tetap saja bisa meledek nya.

"Kau pikir aku apa hah? Aku datang jauh-jauh kesini, untukmu, apa kau mau aku suntik mati!?" Jawab Ray tatkala ketusnya

Damn!
Virgo terdiam mendengarnya. apa kata nya? Suntik mati? Lebih baik ia di terkam singa daripada harus di suntik mati oleh saudaranya sendiri.

"Lu! Gue! End!" Kesal Virgo

Ray tak habis pikir dengan Virgo, kenapa dari dulu sampai sekarang sifatnya masih sama, dan parahnya itu menular ke Vous.

"Lu mau makan sendiri, apa gue suapi hah!?" Ujar Ray dengan sedikit memaksa

Virgo menatap Ray dengan tatapan tajam, apa katanya? Disuapi? Hey dia itu sudah besar bukan bayi!!

"Lu pikir gue bayi? Gue aduin lu ke kakak ntar, awas lu!" Tunjuk Virgo dengan kesal

"Lah, kan emang masih bayi, kemarin aja di telfon nangis, sekarang marah-marah" goda nya

"Awas lu!" Ancam Virgo

"Kan lu yang- shit!" Ucapan Ray terpotong saat punggung tangan kanannya terkena goresan.. pisau?

Mereka berdua menoleh ke arah Vous, dan sang empu, hanya menatap ke arah mereka dengan sedikit tajam.

"Apa? Kenapa nggak diterusin? Apa mau aku potong tuh pita suara hah? Perasaan kayak tom and Jerry aja, ngga pernah akur!" Kesal Vous, hingga berani berkata seperti itu di hadapan dua singa.

"Bukan aku, tapi dia" tunjuk Virgo pada Ray, yang tak mau disalahkan

"Ya Tuhan, kenapa adikku berbeda" batin Ray

'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang