apa cerita sudah selesai?
oh tentu belum..
Voús yang sesungguhnya belum memulai apapun..
BRAKK
Suara pintu kamar vous di dobrak oleh seseorang
Vous yang saat itu tengah berdiri menghadap luar jendela dengan melamun pun shock..
"kenapa kakak?" tanya vous bingung
tersirat raut marah di wajah tampan kakaknya itu..
"apa yang sudah kamu katakan pada Evan kemarin?" tanya lino dengan nada dingin
vous mengerutkan keningnya, ia heran, kenapa kakaknya membahas hal itu lagi?
"memangnya kenapa kak?" tanya vous
"kakak tanya apa yang kau katakan pada evan!" bentak lino
BRAKK
hancur sudah pintu kamar vous, sudah dua kali di dobrak oleh para iblis itu.
"Ada apa ini kak? kenapa kakak berteriak?" tanya key pada lino
Lino melirik sekilas ke arah key yang berada di sampingnya, sembari menghela nafas berat.
"Aku tidak akan berteriak jika adikmu menjawab pertanyaan ku" jelas lino
arah pandangan vous yang semula menatap kedua kakaknya, kini beralih ke belakang kakaknya, di sana ada Ray yang menatapnya dari jauh.
"Aku tidak berkata apapun pada Evan, kak" jawab vous yang kembali menatap lino
Key mengernyit bingung, apa yang sebenarnya terjadi?
"kakak tau siapa dirimu sebenarnya vous, tapi janganlah bertindak gegabah, lebih baik kau minta bantuan kakak" ujar lino dengan nada dingin
vous hanya mengangguk-angguk saja, namun kakinya terus saja berjalan ke arah Rey.
"Apa yang sudah kakak katakan pada monster itu?" Bisiknya pada Ray
"kehidupan mu yang dulu sudah menanti mu, vous, kembalilah.." ujar Ray lirih
Vous menatap Ray dengan raut wajah bingung, apa maksudnya?
"apa yang inginkan?" tanya vous, ia yakin ada tujuan dibalik ucapan kakaknya itu
Ray hanya menggeleng, ia tersenyum, namun tangan kanannya menempelkan sebuah kertas putih pada telapak tangan vous.
"Aku ingin ke galery kak, permisi" ucap vous yang langsung mengerti
Lino dan key yang tengah asik berbincang pun langsung menoleh ke arah suara.
"Vous pergi ke galery" ulang Ray pada mereka
"ya" jawab lino
"Aku ingin ke Gramedia kak, boleh?" pamit Ray
"Kenapa harus sekarang?" Tanya key yang curiga
"Aku ingin membeli buku" jawab Ray
"Tidak! Kembali ke kamar!" Ujar Key dengan nada tak bersahabat
"Tapi kan-"
"Pergi ke kamarmu sekarang, Ray!" Suara lino yang membuat Ray langsung kembali ke kamar.
Semoga tuhan melindungi mu, vous. Batin Ray
Di jalanan yang sepi nan basah, vous berjalan kaki dengan menggenggam surat pemberian dari Ray.
Puk
"Ya tuhan!"
Tepukan di bahu kanan vous membuatnya terkejut, ia langsung berbalik badan guna melihat siapa yang sudah mengagetkannya.
"Apa? Kau ingin marah? Kenapa kau menatapku seperti itu hah!?"
Siapa yang memarahi vous? Kenapa lancang sekali?
"Cih, dasar!" Kesal vous
Vous melanjutkan langkahnya, ia masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di mansion tadi.
"Dev!"
Vous berhenti melangkah saat namanya dipanggil.
"Kita kembali ke Jerman sekarang, semua akan kacau jika kau masih disini"
Vous mengangguk begitu saja. Ia juga sudah muak berada di ruang lingkup musuh.
"Arnoldddd..., kemana yang lain?" Tanya vous sedikit manja
"Mereka sudah ada di markas kita di Jerman"
"Ayo cepat.. sebelum ada yang tau" ujar vous menarik Arnold
vous berlari bersama Arnold dengan tangan kanan masih menggenggam pergelangan tangan Arnold.
"bye frances... akan ku tinggalkan seluruh akses dunia gelap di sini" gumam Vous dalam hati
Welcome to Germany's, friends-
In a moment-
KAMU SEDANG MEMBACA
'
Teen FictionSeorang remaja yang merupakan anak tunggal keluarga dari sang ketua mafia, rela hidup sederhana hanya karena tak ingin selalu di kekang. Ia hanya hidup dengan Daddy nya, karena Mommy nya sudah pergi meninggalkannya saat usianya baru menginjak 1 tahu...