chapter 25$ renang

2K 275 6
                                    

Thank buat 100 voter.
Sesuai janji, saya akan up tanpa menunggu hari yang di tentukan

Selamat malam minggu guys 😊
💸
💲
💲
💲
💲
💸







Jennie melihat lisa sedang berenang.

"Kenapa dia serba bisa, aku ga bisa berhenti mengagumi nya" ucap jennie dalam hati. Dia tersenyum mengingat kala lisa mengajarinya berenang. Jennie memang payah dalam hal itu. Saat itu lisa umur 13 tahun sedang berenang bersama kakeknya. Jennie hanya memperhatikan. Setelah kakeknya menyudahi acara renang nya jennie masih memperhatikan lisa. Jennie duduk di tepi kolam, lisa menghampiri nya.

"Mau aku ajari renang?" Tawar lisa.

"Ga mau" jawab jennie"

"Tapi aku mau ikut renang sama kamu". Tambahnya.

Lisa tersenyum kemudian menggendong jennie di punggung nya dan mengajak jennie keliling kolam. Hal yang menyenangkan bagi mereka berdua




⏪Flashback⏩
💸masa kecil jenlisa💸

Jennie pov;

Sepulang sekolah aku selalu menyelinap ke luar rumah di bantu agus supir pribadi ku, aku berhasil menaklukan si agus saat aku memergokinya mencium pembantu tetangga. Dan itu ku jadikan alat untuk memerasnya agar dia mau menuruti perintahku. "Pa agus, biasaaaa" ucap ku. Dia langsung mengerti dengan kata 'biasa' yang aku ucapkan. Dia membantuku menyelinap ke rumah lisa. Saat sampai di rumah lisa, tidak ada tanda tanda kehidupan di sana. Kemana si abu nawas itu membawa  lisa?. Aku ga pernah suka sama paman lisa yang berandalan itu, aku merasa dia akan membawa pengaruh buruk untuk lisa. Mungkinkah si abu nawas itu mengajak lisa memancing siang siang begini. Biasanya kan menjelang sore baru berangkat. Karena aku terlalu penasaran, aku putuskan untuk pergi ke danau untuk memastikan. Jalan kaki ke sana itu sungguh melelahkan, aku lupa berfikir jika rasa penasaranku ini butuh perjuangan dan kerja ektra. Harusnya aku naik sepeda saja, tapi kalo balik ke rumah, nanti ketauan dong aku lagi kabur sementara.

Aku menghembuskan nafas. Bukan hanya karena lelah berjalan tapi juga karena rasa kecewa. Karena usaha ku sia sia. Lisa ga ada di danau tempat biasa dia menemani pamannya memancing. Saat aku hendak berbalik, pandangan ku melihat kedua sosok yang aku cari di sisi lain danau. Sedang apa mereka disana bukankah itu berbahaya?. Disana terlalu curam.

Aku mendekat ke arah mereka. Sesaat aku seperti kehilangan udara. Sesak memenuhi rongga dada, aku melihat dengan jelas bagaimana si abu nawas itu mendorong lisa ke arah danau. Aku dengar jelas teriakan lisa saat tubuhnya melayang ke arah danau yang aku tau pasti kedalamannya bisa membunuh lisa.

Lisa tak bisa berenang, tubuhku melemas, hingga duduk di rerumputan, kemungkinan kemungkinan buruk terus berputar di kepala ku, aku ga mau kehilangan lisa, aku benci dengan paman lisa karena begitu tega mencelakai keponakannya sendiri.

Setelahnya pandanganku menggelap. Aku tak ingat apapun lagi. Dan saat aku bangun, aku sudah ada di kamarku. Apa aku bermimpi? Mungkin kah itu hanya mimpi, tapi kenapa begitu nyata. "Berapa lama aku tidur?" Tanyaku pada chahee pengasuh.

"Saya tidak tau, karena pa suga udah menggendongmu dari luar rumah. Mungkin kamu tertidur di taman belakang" ucap nya. Pa agus menggendongku. Aku harus cari tau dari pa agus. Memastikan apa aku bermimpi atau tidak. Aku segera mencari pa agus. Ahhh maju yang aku pakai sama seperti yang di mimpi. Aku berjalan mencari pa agus.

moneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang