Mereka sampai di sebuah bukit terjal, dibawah sana terdapat jurang yang sangat dalam.
"Kira-kira yang menang pengawal kamu apa para mafia itu?" Tanya jisoo ke jennie.
"Ga tau" jawab jennie.
"Levi sini ponsel" pinta lisa ke levi.
Beberapa saat mengotak atik hp.
Lisa berdecih kesal.
"Mereka menuju kesini" ucap lisa.
Baru saja mengucapkan itu, beberapa orang datang mengepung mereka.
"Sial" umpat lisa.
Lisa mengetik sebuah pesan di hp haruto.
"Cio, bantu aku". Itulah isi pesannya.
💸💲💲💲💲💸
Di benua yang berbeda. Mashiho melotot kaget melihat isi pesan haruto.
"Kakek, aku harus ke korea sekarang". Ucap mashiho ke kakeknya, kemudian bergegas.
💸💲💲💲💲💸
Lisa, pon, haruto, jennie, jisoo dan anna sudah diikat di pohon oleh mafia.
Beberapa mobil berdatangan, dikegelapan malam lisa masih jelas melihat siapa yang datang, diantaranya ada park jin young, si ketua tua bangka musuhnya keluarga jennie. Ada si ketua partai yang ia lihat waktu nemenin jennie main kuda dan seorang pria tampan yang ia lihat waktu nemenin jennie kepesta. Dan yang paling menyebalkan ada si yoon sang hyun si pecundang yang gagal jadi presiden.
"Kalian licin seperti belut saudara saudara" ucap park jin young.
"Tapi kalian tak bisa lari dari kami". Tambah park jin young.
"Mau mati dengan cara apa kalian hah?. Apakah dengan timah panas atau racun seperti kalian membunuh pengikut kami". Ucap lelaki tampan yang bisa dipastikan jika itu adalah ketua mafia. Dan dari logatnya dia orang jepang.
"Lee-sa putri lee jin-uk, kau ingin tau siapa yang menembak mati kedua orang tuamu?" Tanya sang hyun.
"Itu adalah aku" tambahnya.
Lisa menggeram seperti macan. Tangannya mengepal, matanya memerah, keringat mengucur diseluruh tubuhnya.
Semua orang menoleh kearah lisa.
Anna dan Jennie tak kuasa membendung air mata. Mereka menangis tersedu mendengar pengakuan sang hyun. Ingin rasanya mereka memeluk lisa.
"Aku gagal dapat hadiahku karena kau lisa, kau menggagalkannya". Sanghyun geram, karena dia gagal jadi presiden padahal imbalan dari membunuh lee jin-uk adalah menjadi pejabat negara yang kemudian dicalonkan jadi presiden.
"BERENGSEK" umpat lisa penuh amarah.
Jeritan itu nampak mengaum dibukit itu.
"Ah ya, aku penasaran? Apa benar angin puting beliung itu kau yang buat?" Tanya park jin young.
"Benar". Jawab lisa dengan nada dingin.
Jawaban dari lisa ini cukup mengejutkan bagi semua orang, termasuk pon dan juga haruto.
Haruto mengingat saat mereka berdua main drone waktu itu
"Apa mungkin?" gumam haruto memandang lisa penuh tanya dalam hati dia penuh rasa bangga pada lisa karena mampu membuat alat seperti itu
Tak jauh berbeda dengan haruto, pon pun merasa demikian namun terselip rasa khawatir lisa melebihi batas, dia khawatir lisa menjadi sosok monster mengerikan.
"Dan aku bisa saja meratakan seluruh korea jika aku mau". Tambah lisa.
"Sombong sekali kamu anak kecil". Ucap ketua mafia.
"Kesombonganmu cukup sampai disini. Kau akan mati sekarang". Tambah ketua mafia.
Haruto memandang penuh kebencian pada ketua mafia, dia masih ingat betul kalau orangtuanya dibunuh oleh dia.
Park jin young mendekat kearah jennie. Kemudian mencengkeram pipi jennie dengan kuat. Lisa makin mengeraskan rahangnya saat melihat jennie meringis kesakitan.
"Kau mencintai dia lisa?" Tanya park jin young.
"JANGAN SENTUH DIA KEPARAT" ancam lisa.
"Kenapa kau buta karena cinta, mau aku kasih tau sebuah kebenaran?" Ucap park jin young menjeda kalimatnya.
"Ayahnya menyembunyikan CCTV yang membuktikan jika orang tuamu dibunuh, hanya karena dia takut pada kami". Park jin young melanjutkan kalimat nya.
Hati jennie menjadi tak karuan, rasa bersalah itu muncul begitu saja padahal dia tak salah apapun. Yang salah adalah ayahnya.
Ketua mafia mendekat ke arah haruto. Karena dia risih melihat haruto terus memandangnya.
Matanya memicing memperlihatkan sesuatu yang janggal dengan leher haruto.
SRETTT
Topeng kulit milik haruto dirobek oleh ketua mafia. Semua orang tercengang kecuali lisa, Anna dan jisoo.
To be continue ~~~💰~~~ ¤sabtu 15-10-2022¤ 07:10AM
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
