Chapter 101$ resign

760 103 4
                                    

💸
💲
💲
💲
💲
💸








Lisa pov;

"Apa ini?" Tanya paman jisoo

"Maaf" ucapku.

"Alasanmu berhenti?" Tanyanya

"Saya sudah tulis di situ" ucapku.

Kenapa sih dia ga baca sampe tuntas?

"Kau mau berhenti padahal kau belum mengungkap kejadian yang menimpa kedua orang tua mu lisa" ucap jisoo yang tiba tiba masuk ruangan pamannya.

Ku lihat raut wajah kesalnya.

"Aku sudah tau siapa orangnya dan siapa dalangnya. Dan mereka sudah mati. Jadi kupikir aku harus menata hidupku tanpa menoleh ke masa lalu"

"Dimana kata katamu yang bilang kalau orang tua mu butuh keadilan"

"Mereka sudah meninggal, dan sepertinya yang butuh keadilan itu aku bukan mereka. Dan aku tak ingin mengusahakannya lagi jika itu nanti bisa berdampak ke masa depan ku" ucap ku

"Oh"

"Ka jisoo, levi tak menanyakanku kan?" Tanyaku. Untuk mengalihkan pembicaraan

"Kau mengalihkan pembicaraan lisa. Kau mau aku berterima kasih karena berhasil membujuk ruto untuk tinggal bersama ku" ucapnya sebal.

"Terimakasih" lanjut nya dengan nada seperti tidak iklas. Terimakasih macam apa itu.

"Bukan itu maksudku, levi terbiasa hidup dengan ku, jadi ku pikir..." ucapku terpotong

"Iyaaa, dia selalu menanyakan mu. Badannya aja yang tinggi namun dia masih manja" ucap nya

"Dia emang manja. Kalau kau tak tahan, biarkan dia kembali padaku"

"Enak aja" ucap nya kesal.









💸💲💲💲💲💸

Aku pulang ke rumahku dan di sana sudah ada jennie yang sedang mengotak atik laptop dan juga kacamata ku.

"Sedang apa?" Tanyaku sambil memeluknya dari belakang 

"Kau mengingatkan ku pada ji chang wook ucapnya.

"Pemain healer itu?" Tanya ku

Dia mengangguk.

"Nanti ku ajarin cara pakainya" ucap ku kemudian mengambil kacamata itu dan menaruhnya.

Dia menoleh dan mencium pipiku. "Sudah selesai urusannya?" Tanya nya

"Udah, aku pengangguran sekarang" ucapku, dan dia terkekeh.

"Ga apa pengangguran yang penting bisa makan enak, jalan jalan keliling dunia dan menikmati hidup bersama ku" ucapnya

"Aku ingin makan enak sekarang" ucapku dan dia langsung tersenyum, kemudian mengambil ponselnya.

"Bawakan makanan kesukaan lisa ke rumah nya, ga pake lama" ucapnya pada orang di sebrang sana 

Aaaahhh ku pikir dia bersedia memasakan makanan untuk ku, ternyata nona muda ini tetap sama. Dia  berfikir buat apa dia bayar koki kalau dia masih harus memasak. Tapi setidak nya masaklah untuk ku.

Aku melepas pelukan ku padanya saat dia beranjak dari kursi.

"Besok kita ke thailand buat nikah" ucap nya, kedua tangannya mengalung di leherku. Jantung ku berdetak lebih kencang saat dia semakin mendekatkan wajahnya padaku.

moneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang