35. GHEA

243 53 4
                                    

Jakarta, 2013

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 2013

Caleb tidak mengajakku tinggal di apartemennya, maupun rumah barunya yang baru selesai sebulan sebelum pernikahan kami. Aku menduga rumah itu sejak semula dipersiapkan untuk perkawinannya dengan Padma. Ia juga tidak mau tinggal di apartemenku. Alih-alih menyewa rumah seperti yang kuusulkan sebagai jalan tengah, ia menerima tawaran orangtuanya untuk mengisi salah satu apartemen mereka di dekat kawasan bisnis, di mana firma hukum mereka berada.

Pada dasarnya, aku tidak mengharapkan apa-apa atas perkawinan ini. Kami sudah saling mengerti, bahwa ini hanya sandiwara. Caleb boleh saja mengejar Padma lagi, memohon-mohon agar mantan tunangannya mau menunggu sampai perkawinan kami akhirnya bubar―yang akan terjadi jika Elias menceraikan istrinya. Aku juga tidak sudi menahan diri untuk berhenti bertemu dengan Elias.

Ya. Seminggu setelah pernikahanku, kami bertemu diam-diam di sebuah hotel. Sesungguhnya, aku masih belum memaafkannya karena bukan ia yang menikahiku, dan karena ia tak sedikit pun sudi mempertimbangkan kemungkinan untuk menceraikan istrinya.

“Tidak, Sayang. Aku sangat mencintaimu. Tetapi, menceraikan Alana itu sangat tidak mungkin bagiku.”

“Kenapa?” tuntutku. “Kau bilang kau mencintaiku. Lalu, kenapa ngotot sekali mempertahankan perkawinanmu dengan dia, El?”

“Aku tidak bisa memperlakukannya seperti benda yang kubuang karena rusak. Bagaimana pun, kami sudah menikah bertahun-tahun. Aku punya reputasi yang harus kujaga. Demikian juga keluargaku dan biro hukum kami. Skandal akan mempengaruhi kepercayaan klien-klien kami.”

Bullshit!” umpatku. “Kau mencemaskan skandal? Lalu apa yang kau lakukan denganku bukan menciptakan skandal? Kau ini lelaki munafik, Elias!”

Hari itu aku meninggalkannya dengan marah. Merasa sakit hati karena alasannya yang tidak kupahami. Kalau dia mencintaiku, seharusnya ia tidak menyuruh adiknya menikahiku. Seharusnya ia berjuang memiliki anak ini sepenuhnya, atas namanya. Bukan membiarkan adiknya kelak dipanggil papa oleh anaknya. Dan, kenapa ia begitu keras mempertahankan Alana? Seharusnya, apa pun yang pernah ia rasakan terhadap istrinya, sekarang sudah terhapus oleh keberadaanku, kalau benar ia mencintai aku.

Aku mengendarai mobilku, menyusuri jalanan Jakarta tanpa arah hari itu. Lalu tiba di apartemen pada pukul satu pagi. Caleb sudah tidur di kamar lain, karena memang seperti itulah kesepakatan kami sejak awal. Aku menghempaskan diri di atas kasur, dan untuk pertama kalinya aku menangis. Aku menangisi cintaku pada seorang lelaki yang tak terbalas, menangisi seluruh hidupku yang gersang. Merasa Tuhan bahkan tidak mencintaiku, seperti Ia mencintai orang-orang lain. Seperti Ia mencintai Padma, yang hidupnya selalu begitu hangat, dikaruniai orang-orang yang mempedulikan dan melindunginya.

Suara ketukan di pintu kamar, menghentikan isak tangisku di bawah bantal. Aku buru-buru menghapus air mataku. “Ya?” sahutku.

Pintu kamar terbuka secelah, kudengar suara Caleb. “Kau baru pulang?”

Along Comes Mariana Cornelia (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang