14. Bertemu

1.7K 341 8
                                    

Kepalanya terasa sakit, rasanya dia mendengar suara tangisan lirih. Perlahan Anastasia membuka matanya.

Kurungan kecil mirip kandang serigala dirumahnya namun dengan ukuran jauh lebih besar adalah yang pertama Anastasia lihat.

Matanya menatap seorang gadis yang ada di hadapannya, menangis dengan suara lirih. Ada sebuah kain yang diikat untuk menghalangi suara gadis itu.

Menatap keadaanya sendiri, Anastasia bisa mengambil kesimpulan jika mereka telah ditangkap. Dan mereka sedang dibawa menuju perbatasan.

Zale duduk dihadapannya, adiknya mengangguk pelan. Seakan tau isi pikiran Anastasia.

Kaki dan tangan mereka diikat, mulut mereka juga di berikan penghalang untuk bicara.

Ada beberapa orang bertubuh besar yang duduk di samping kurungan mereka. Itu orang-orang yang sempat Anastasia lihat berada di luar toko.

Sekitar lima orang dengan keadaan yang sama-sama terikat berada di dalam kurungan tersebut.

"Berhenti menangis!" Salah satu penjaga itu memukul jeruji besi hingga berbunyi. Tapi gadis yang menangis itu malah semakin menangis karena dibentak.

"Hei, jangan bersuara. Kita hampir tiba di perbatasan." Suara dari luar membuat penjaga-penjaga itu diam. "Tutup mulutnya kalau dia masih bersuara. Mengganggu saja."

Salah satu penjaga itu masuk ke dalam kurungan dia menutup mulut gadis yang sejak tadi menangis itu. "Kalian semua diam, kalau tidak akan aku bunuh."

Semua orang hanya diam.

Kereta itu berhenti, dan ada beberapa suara yang tampak bertanya beberapa hal.

Semoga saja Count Apoem mengerti surat yang ia kirimkan, karena kalau tidak mereka akan tiba di negara lain.

***

Perbatasan antara Leulal dan Istir yang terpisah oleh jembatan dijaga langsung oleh Count Apoem dan Rafael selaku wakil Ayahnya yang adalah seorang Marquess.

Count Apoem menjaga di jembatan depan sedangkan Rafael menjaga di jembatan belakang.

Sudah sekitar lima belas kereta yang lewat dan tidak ada masalah sama sekali, barang bawaan mereka sesuai dengan yang mereka katakan.

Pemeriksaan dilakukan menyeluruh, mereka tidak mau sampai kecolongan dan berakhir dengan orang-orang itu dibawa ke negeri lain. Karena itu akan jadi masalah lain.

Rafael menyipitkan matanya, dia menatap sebuah kereta yang adalah pembawa kain dari kota sebelah yang katanya akan pergi ke pelabuhan untuk mengantar bahan-bahan mereka.

"Periksa hingga dalam."

Para penjaga bergerak cepat, mereka memeriksa kereta itu tetapi hanya menemukan tumpukan kain.

"Kau bisa lewat." Salah satu penjaga yang telah memeriksa kelengkapan surat-surat kereta itu bersuara.

Rafael hanya melihat, sebenarnya ada yang agak mencurigakan. Sejak tadi, ada beberapa kupu-kupu dan serangga lain yang hinggap di atas kereta itu. Serangga-serangga itu tidak akan dengan biasa saja hinggap. Biasanya.

Hik!

Kuda yang menarik kereta itu berteriak, bahkan bergerak acak sambil melompat-lompat.

"Kenapa ini?" Beberapa penjaga mencoba menenangkan kuda itu.

Kuda yang berada di sebelah kuda tersebut ikut bersuara dan melompat-lompat.

Beberapa lebah lewat dan rupanya meninggalkan sengatnya pada kuda-kuda ini.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang