2. Informasi

3.4K 487 5
                                    

Jika perlu di ceritakan rumah mereka mirip hutan, iya hutan. Semua karena sihir yang dimiliki oleh Patricia dan si bungsu Victor.

"Hentikan."

Anastasia menghela nafas saat Victor yang menumbuhkan tanaman Ibu mereka melebihi yang seharusnya. Bahkan kini sudah setinggi kamarnya yang berada di lantai dua.

"Ibu akan memukulmu." Anastasia melipat kedua tangannya di depan dada. Dia terbangun secara tidak sengaja karena adiknya membuat ulah lagi.

Victor yang duduk di salah sulur tanaman milik ibunya yang terlalu tubuh dengan kelebihan rata-rata. "Kau seperti mayat yang di kerubuni kupu-kupu."

Karena tidak ada ruangan, biasanya kamar Anastasia menjadi tempat para kupu-kupu dan beberapa serangga lain tinggal. Serangga-serangga itu akan hinggap di sekitar perabotan Anastasia.

"Diamlah." Anastasia menarik selimutnya. "Tutup jendelaku kalau kau mau pergi."

"Oke." Victor menutup jendela kamar Kakaknya. Dia hanya iseng ingin melihat-lihat kamar para Kakaknya ketika malam hari.

"Tanganmu!"

"Apa!" Victor yang baru menutup jendela kaget dengan suara Anastasia. "Oh, maaf."

Victor mengangkat tangannya, dia tidak sengaja memegang semut milik sang Kakak.

Membuat ukuran bunga mawar sang Ibu kembali keukuran semula, Victor dikagetkan dengan Kakaknya yang lain.

"Kau membuat keributan, tetangga akan kompalain lagi." Si nomor dua, yang sangat mencintai seni. "Pergi tidur."

"Iya, iya." Victor mengangguk berjalan masuk ke dalam rumah. Padahal awalnya dia mau sedikit iseng pada Kakak-kakaknya.

Rastan menghela nafas, adik-adiknya ini memang kadang bertingkah terlalu berlebihan.

***

Istana yang luas dengan taman yang selalu Anastasia sukai, taman disini sangat indah, itu semua karena sang Kakak yang memiliki sihir tanaman sama seperti Victor bekerja disini namun terkadang memperhatikan para tanaman. Sayangnya halaman rumah mereka kurang luas untuk membuat keindahan itu datang ke rumah mereka.

Gaun biru dengan selendang berwarna putih adalah yang Anastasia pakai sekarang, di rumah mereka tidak ada pelayan jadi mereka mengatur diri mereka sendiri. Walau judulnya mereka bangsawan dan terkenal tapi mengambil pelayan hanya akan memperumit masalah jika mereka tidak sengaja membocorkan identitas mereka.

"Anastasia!"

Anastasia kemari bukan tanpa alasan, dia di undang pesta teh yang sering dibuat oleh salah satu Putri kerajaan mereka yang kebetulan seumuran dengan Anastasia. Dia juga lebih bisa berekspresi di depan keluarga kerajaan karena mereka sudah tau tentang rahasia keluarga mereka.

"Selamat pagi, Tuan Putri." Anastasia memberikan salamnya dengan sedikit membungkuk sebelum duduk di hadapan Putri kedua kerajaan mereka.

"Selamat pagi!" Putri Estella adalah Putri yang paling dekat dengan Anastasia, Putri pertama berumur sedikit lebih tua dari Anastasia dan Putri ketiga seumuran dengan adik bungsu mereka.

Anastasia sejujurnya senang berada didekat Estella, Putri satu ini seperti menyebarkan aura positif yang membuat orang lain merasa senang.

"Tuan Putri kelihatan senang." Taman mawar merah yang mengelilingi paviliun kecil tempat mereka bersantai. Para pelayan berdiri agak jauh dari tempat mereka karena Estella tau jika Anastasia tidak akan bisa berbicara lepas jika pelayan terlalu dekat. "Apa karena kabar itu?"

Estella tersenyum. "Kau pasti selalu tau." Estella meminum tehnya. "Oh, apa itu jenis baru?"

Seekor kupu-kupu dengan warna ungu mirip dengan mata Anastasia yang berwarna ungu. "Ya. Aku baru mendapatkan bibitnya dan mereka akhirnya menetas dan menjadi kepompong, baru beberapa yang menjadi kupu-kupu."

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang