10. Laporan

2.2K 350 13
                                        

Hari ini dia akan berkunjung ke Istana, tapi bukan untuk bertemu dengan Putri Estella, namun untuk bertemu Pangeran Pertama.

Informasi yang Maria minta baru bisa dia selesaikan, dia bahkan sampai pergi ke Daisy untuk menyelidiki semua hubungan ini. Karena beberapa minggu belakangan terlalu banyak yang meminta informasi Istana. Walaupun Anastasia tidak tau siapa orang yang menulis surat itu tapi dari tulisan saja bisa menjadi satu bukti.

Pintu ruangan Pangeran Mahkota terbuka, disana ada si pemeran utama kisah ini. Mungkin beberapa tahun lagi Pangeran akan segera bertemu dengan cintanya.

"Salam, Yang Mulia." Anastasia menunduk. Dia menatap Pangeran pertama.

"Kau sudah temukan informasinya?" Pangeran pertama dengan rambut emas dan mata sebiru lautan menatap Anastasia.

Anastasia berjalan mendekat dan memberikan sebuah map berisi informasi-informasi berikut bukti mengenai orang yang Pangeran itu minta.

"Ini saja yang dapat saya temukan." Anastasia melangkah mundur.

Pangeran Eurasia meraih map tersebut dan membaca isinya, dia sudah curiga dan benar kecurigaan itu bukan hanya firasat semata.

"Kau selalu bisa diandalkan." Anastasia tersenyum. "Aku punya satu pertanyaan."

"Silakan, Yang Mulia."

"Kau tidak menjual informasi Istana keluar, kan?"

Anastasia menarik ujung bibirnya, dia menatap Pangeran Mahkota. Mereka memang memiliki hubungan baik dengan Istana, tapi Istana selalu waspada pada mereka. Anastasia tau itu demi keamanan juga.

"Kalau aku mau aku bisa menjual informasi Istana ke negara lain dan membiarkan Kerajaan ini hancur." Anastasia tersenyum. Pangeran Mahkota orang yang teliti, dia tau Pangeran ini hanya mengujinya saja. Karena Dioxazine setia pada Kerajaan meskipun tidak terikat. Tapi mereka tinggal disini dan menyukai tempat ini, mereka tidak mau menghancurkannya.

Pangeran Mahkota tertawa. "Maaf-maaf, aku iseng saja. Jangan terlalu tegang Ana."

Pangeran Eurasia mungkin tipe orang yang dingin, tapi di depan orang-orang tertentu dia tidak menunjukkan itu. Salah satunya keluarga mereka, karena mereka sudah terlalu terikat.

"Aku sudah tau." Anastasia terkekeh. "Hanya itu informasi yang bisa saya dapatkan."

"Bahkan ini lebih dari cukup untuk membuat mereka diam." Pangeran Eurasia menatap map yang berisi informasi dari Anastasia. "Aku punya permintaan, ini agak berat."

Wajah Anastasia agak kelihatan keberatan. "Terakhir kali Yang Mulia meminta sesuatu saya sampai di padang gurun."

Fisik yang ia miliki mungkin tidak sekuat Kakak pertamanya ataupun saudaranya yang lain. Tapi terkadang dia juga di tugaskan untuk menjalankan misi, namun biasanya misi yang ia dapat sekedar mencari informasi.

Jarak dia bisa mengendalikan semua serangganya hanya sekitar lima kilometer, itu sebabnya terkadang jika dia perlu informasi dan jaraknya tidak bisa dia kendalian dia akan pergi ke radius jarak yang mampu dia ambil.

Terakhir dia diminta Pangeran Eurasia untuk mencari informasi di sebuah gurun pasir karena katanya banyak transaksi penjualan barang sihir secara ilegal.

"Anggap saja jalan-jalan." Pangeran Eurasia tersenyum. "Di perbatasan daerah Leulal ada isu jika terjadi perdagangan manusia."

Sedalam-dalamnya mereka berada di dunia bawah, mereka tidak akan menyentuh satu hal itu. Penjualan manusia, bahkan Daisy dan beberapa orang lain adalah yang mereka selamatkan dengan cara dibeli dari hal buruk itu.

Pangeran Eurasia mengulurkan sebuah map. "Ini informasi awal yang didapatkan oleh beberapa mata-mata disana." Pangeran Eurasia bersandar pada sandaran kursinya. "Pergilah dengan Zale, dapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan laporkan. Kembalilah sebelum Akademi dimulai."

Anastasia meraih map tersebut, dia mengangguk pelan. "Baik, Yang Mulia."

Anastasia menunduk sebelum berjalan keluar dari ruangan Pangeran pertama.

"Kau dapat misi?" Sang Kakak pertama, Tristan yang tidak sengaja lewat bertemu dengan Anastasia.

Mengangguk pelan, Anastasia mengangkat map yang ia bawa. "Aku akan pergi bersama Zale."

Rambut hitam milik Tristan dengan mata ungu, semua akan langsung berpikir mereka adalah saudara. "Aku kira Zale pergi dengan Pat."

"Tidak. Pat pergi sendiri." Anastasia menghela nafas pelan. "Kakak tidak berniat pulang? Kau dan Maria selalu saja jarang pulang."

Menjadi Ksatria kerajaan tidak sesibuk itu, lagipula tidak ada perang atau susana yang membuat Kakaknya ini harus tetap di Istana.

"Aku akan kembali besok." Tristan mengangguk. "Hati-hati."

Anastasia mengangguk, dia naik ke dalam kereta kudanya sebelum melambaikan tangan pada Kakaknya itu.

Menatap map tersebut, kalau tidak salah Leulal adalah daerah milik calon tunangan Putri Estella, yang tidak lain dan bukan adalah Count Apoem.

Sepertinya dia harus diam-diam, Count itu mungkin sudah mengenal wajahnya. Jika dia sampai ketahuan ada di sana bisa jadi masalah baru.

***

"Aku malas sebenarnya." Zale menjatuhkan badannya di atas kasur. Kamar milik Zale terdapat banyak ornamen yang berhubungan dengan panah dan alat lain. Ada juga buku-buku dan sebuah aquarium berisi ikan-ikan kesayangan Zale.

"Ini perintah." Anastasia memberikan map berisi informasi awal dari Pangeran Eurasia pada Zale. "Disana ada laut, kau yakin tidak mau kesana?"

Karena bisa mengendalikan air, Zale sangat menyukai laut dan apapun yang berhubungan dengan air. Karena itu ada aquarium besar di kamar adiknya itu.

"Laut? Itu bukan di Leulal, itu di Istir." Zale membaca beberapa lembar kertas di dalam map tersebut.

"Mereka hanya bertetangga, kita bisa kesana setelah semua selesai." Anastasia membuka jendela kamar Zale. Dari sini rumah kacanya masih bisa terlihat. "Kau akan aman dari Pangeran kedua."

"Aku tau." Zale menghela nafas. "Aku akan pergi."

Anastasia tersenyum. "Dua hari lagi kita pergi."

"Kenapa tidak besok saja?" Zale merubah posisinya menjadi duduk.

"Masih banyak surat yang harus aku balas." Anastasia menatap keluar jendela. "Rasanya sudah lama aku tidak melakukan misi."

"Kalau begitu kembali ke kamarmu, aku mau tidur." Zale kembali menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Anastasia mendengkus dia berjalan keluar dari kamar Zale.

Rumahnya agak sepi karena Ayah, Ibu serta Victor pergi untuk mengunjungi pabrik pembuatan wine mereka. Musim panen telah tiba artinya mereka akan menjual lagi wine kualitas terbaik mereka. Bahkan sepertinya kali ini akan sampai keluar, entah di dunia atas maupun dunia bawah.

Sejujurnya dia agak penasaran dengan pengawal Count Apoem, bagaimana bisa dia tau tentang kupu-kupu beracun tersebut. Itu agak mencurigakan.

Dia sudah mencoba mencari informasi tapi belum mendapatkan hasil yang ia inginkan. Berhubung serangga-serangganya tidak bisa sampai ke tempat jauh.

Pengawal itu terlihat biasa saja, tapi tampaknya ada sedikit hal yang berbeda. Entah kenapa aura pengawal itu kuat, sepertinya dia orang yang hebat, buktinya Count Apoem datang ke Istana hanya dengan membawa satu pengawal saja.

Artinya orang itu mungkin kuat. Tapi kenapa tidak ada informasi mengenai orang itu? Rasanya aneh.

Ah, sudahlah. Dia akan pergi ke tempat Count Apoem, dia akan mencari informasi tentang pengawal itu.

Anastasia penasaran.

. . .

Update seminggu sekali, kalau enggak dua minggu sekali.

Selamat menunggu 😘

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang