23. Masalah Baru

1.7K 302 12
                                    

Anastasia akan mengunjungi adiknya, si bungsu. Hanya dia yang belum Anastasia temui setelah kembali--untuk di ibu kota--dia sempat pergi menemui si Kakak keduanya tadi, Rastan. Untuk Patricia dan Maria, sepertinya Anastasia tidak berniat bertemu dengan dua saudarinya itu. Mereka masih di mabuk cinta dan Anastasia tidak mau mengganggu, dia akan jadi nyamuk nantinya.

Akademi Kerajaan, tempat para bangsawan bersekolah. Ada juga yang memilih tidak memasukkan anak mereka kemari, tapi ada juga yang memasukkan anak mereka kemari.

Mungkin judulnya saja asrama tempat tinggal, tapi tempat ini sangat mewah. Segala hal yang dibutuhkan ada, kalau tidak ada akan di buat menjadi ada.

Awalnya Victor tidak mau tinggal di asrama, selama ini pun mereka tidak tinggal di asrama. Tapi karena keluarga mereka pindah dan jarak dari Mansion tempat mereka tinggal dulu cukup jauh dan memakan waktu, jadilah Victor tinggal di asrama.

"Kakak!"

Anastasia tau jika pubertas itu sangat berpengaruh, tapi dia tidak tau kalau adiknya akan tumbuh setinggi ini.

Victor tampak lebih tinggi, mungkin tingginya hampir sama dengan tinggi Zale. Victor berkembang dengan pesat.

"Hai," Anastasia tersenyum, dia dapat melihat teman-teman Victor yang menatap dirinya dengan penasaran, pasti karena dia yang jarang kelihatan dan membuat orang jadi penasaran.

"Aku kira Kakak tidak akan datang." Victor mengajak Anastasia ke taman.

Anastasia tidak masuk begitu saja kemari, dia telah mendapatkan izin tentunya. Mudahnya dia meminta Pangeran Mahkota membuat surat agar dia bisa masuk kemari. Dan ya, itu berhasil. Siapa yang akan melawan calon Kaisar masa depan?

"Aku akan pergi lagi, jadi kalau tidak sekarang aku kemari mungkin aku tidak akan datang." Anastasia duduk di kursi taman, begitu juga Victor. "Bagaimana? Sebentar lagi kau akan lulus, kan?"

Victor mengangguk. "Ya, setelah itu aku mungkin akan belajar dari Kak Zale untuk hal lain."

"Sihirmu?"

Victor tersenyum lebar. "Aku semakin bisa mengendalikannya karena buku yang Kakak berikan."

Karena semua sihir yang ada dasarnya sama, beberapa buku yang Anastasia rasa cocok untuk jenis sihir Victor telah Anastasia berikan pada adiknya itu. Kata Zale kemampuan Victor sudah sangat baik.
Syukurlah jika itu membantu.

"Baguslah jika itu membantu." Anastasia tersenyum. "Pilihlah jalanmu, tapi jangan ambil jalan yang sama dengan kami. Itu sudah terlalu kelam."

Victor mengangguk. Dia tau jika keluarganya mati-matian tidak membuat ia memasuki dunia yang telah dilakoni keluarganya sejak awal. Katakan saja dia adalah yang paling jauh dari hal-hal itu. "Ya, aku hanya akan mengikuti hatiku saja."

Anastasia tersenyum. "Kerja bagus." Anastasia mengacak rambut Victor. "Pulanglah jika ada waktu, Ayah dan Ibu kesepian. Ya, tidak juga sih, mereka sibuk liburan dan hal-hal lain."

Victor terkekeh. "Aku akan pulang."

Anastasia tersenyum.

***

Anastasia sudah menduga ini, tapi dia tetap saja tidak menyangka jika pendugaanya benar terjadi. Kenapa juga laki-laki ini.

Surat undangan minum teh yang tentu langsung Anastasia tolak mentah-mentah. Siapa juga yang mau minum teh bersama penjahat dalam novel.

Anastasia menghela nafas, dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dia berada di Istana untuk menyiapkan beberapa hal. Tidak menyangka jika si penjahat itu akan melihatnya di sini dan mengirimkan surat untuk mengajaknya minum teh bersama.

Menjijikkan.

"Kau akan ke Istir?" Rastan, Kakak kedua Anastasia yang sejak tadi jadi teman bicara Anastasia bersuara setelah melihat Anastasia selesai membaca surat dengan wajah masam.

"Ya. Ada informasi jika mereka ada si sana." Anastasia meletakkan surat yang ia baca di atas meja. "Kau sering kesana, kan?"

Rastan mengangguk. "Ya, tapi kau tau 'kan apa yang dicurigai oleh Putra Mahkota?"

"Aku tau," Anastasia mengangguk. "Itulah kenapa aku yang pergi, dan sebagai utusan. Aku yang lemah dan tidak pernah muncul di acara kalangan atas pasti tidak begitu dikenal."

"Berhati-hatilah, mereka adalah penyihir paling berguna tapi juga paling berbahaya."

Dengan adanya Istir sebagai kota yang memiliki penyihir terbaik dan terbanyak tentu akan memberikan untung pada Kerajaan. Pertahanan akan semakin kuat dengan bantuan penyihir yang memberikan sokongan dari belakang, tapi mereka bisa juga jadi tanda kehancuran. Dengan kekuatan dan kemampuan di atas rata-rata dan jumlah lebih unggul, jika terjadi pengkhianatan dan itu diakukan oleh penyihir-penyihir itu maka akan menjadi masalah besar.

"Aku mengerti, Kakak." Anastasia meminum tehnya. "Patricia tampaknya sangat menikmati hidup, dia mengirimkan surat dan beberapa hadiah setelah tau aku kembali."

"Kebun anggur yang dia tanam sudah tumbuh dengan sangat baik, itu membuat kualitas anggur kita semakin baik, itu kenapa dia senang." Meskipun gelar mereka sudah naik, namun mereka tetap menjalankan minuman anggur buatan mereka. Bahkan karena mereka yang kini berada di daerah yang berbeda-beda, luas tahan yang ditanam semakin banyak. Untuk dunia bawahpun sama, bahkan sudah merambah hingga ke negeri lain.

"Aku mungkin akan membawa beberapa untuk ucapan terimakasih pada Marquess Aesreron." Anastasia menyadarkan menghela nafas. "Kenapa Castor itu selalu saja mengganggu?"

"Jangan terlalu dekat dengannya," Rastan bersuara, dia melirik surat yang Anastasia dapatkan. "Mereka memang berpengaruh di kerajaan, tapi mereka licik."

Anastasia tau itu, bahkan dia tau kalau Tarrantlah penjahat di dalam cerita ini. Lagipula siapa yang mau dekat dengan orang itu, dia bahkan menghindari orang itu.

"Aku tau, dia hanya agak mengganggu saja." Anastasia mengangguk.

Rastan berdiri. "Aku harus pergi, sepertinya stok beberapa bahan yang aku minta sudah tiba di menara."

Anastasia mengangguk.

Menghela nafas, Anastasia kini sendiri di ruangan itu. Cuaca hari ini tidak begitu terik, tapi Anastasia tidak ingin keluar walau sekedar berjalan-jalan.

Seekor kupu-kupu dengan warna oranye dan hitam datang mendekat, hinggap di bahu kanan Anastasia.

"Ah, begitu." Anastasia mengangguk. Dari informasi yang diperoleh, sepertinya orang-orang yang berniat melakukan kudeta pada Istana akan segera kembali ke daerah mereka.

Seperti perkiraan, lokasinya adaah Istir. Di dalam novel tidak pernah di jelaskan hal ini, bahkan ini agak jauh dari jalan cerita novel, meskipun dia yakin jika Tarrant adalah penjahatnya. Tapi jika seperti ini rasanya seperti ada penjahat lain yang ikut bermain, tapi Anastasia tidak tau siapa itu.

"Pergilah." Kupu-kupu itu terbang menjauh setelah menyampaikan informasi pada tuannya.

Anastasia tidak mau menyalahkan langsung Marquess Aesreron yang bisa-bisanya membiarkan orang-orang yang ingin melawan Kaisar berada di daerah kekuasaannya, karena daerah Istir juga cukup luas, bisa saja semua disembunyikan dengan baik.

Atau? Apa Rafael tau tentang ini? Karena itukah dia meminta pertolongan Pangeran Eurasia?

Anastasia berdecak. "Kepalaku sakit."

. . .

Ini cerita misteri yang paling banyak teka-teki sih kalau dibandingkan dengan cerita lain.

Masih masa HIATUS jadi selamat menunggu kelanjutan yang entah kapan 😘

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang