18. Ibu Kota

1.6K 342 18
                                    

Dalam kurun waktu beberapa tahun, Istir menciptakan suatu inovasi berupa kertas transportasi. Yaitu sebuah kertas yang akan memindahkan seseorang ataupun benda saat di robek, hanya perlu menuliskan koordinat tempat yang diinginkan. Kertas itu laku keras dipasaran bahkan hingga kini permintaan pasar masih tinggi.

Anastasia tidak perlu itu, dia bisa membuat portal setelah sekian lama berlatih dan mencari informasi. Portal yang bukan hanya ia yang menggunakan tapi juga serangga-serangganya, jadi Anastasia akan mengirim serangga-serangganya pada target yang dia inginkan, lalu aka membuka portal kembali ke posisi semula. Dengan sihir dia mengendalikan serangganya agar bisa mengerti isyarat yang Anastasia berikan. Tapi dia jarang menggunakan portal, itu agak melelahkan untuknya.

Dikota mereka ini ada sebuah portal yang dibuat dari ribuan batu sihir yang hanya akan dinyalakan atau difungsikan saat benar-benar diperlukan. Anastasia bisa saja mengendarai kereta sampai di Ibu Kota, tapi berhubung kedua orang tuanya mengizinkan dia untuk pergi kesana menggunakan portal, dia akhirnya menggunakan benda itu.

Portal yang ada di Mansion lama mereka, tepatnya tempat tinggal lama mereka yang kini menjadi rumah Kakak pertamanya dan istrinya.

Terakhir dia dengar istri sang Kakak sudah hamil beberapa minggu, tidak lama lagi dia akan menjadi seorang bibi.

Kereta kuda itu memasuki portal setelah di setel koordinatnya oleh penyihir yang menjaga portal.

Waktu singkat yang terasa sedetik, padahal pada aslinya selama beberapa menit, akhirnya mereka tiba di Mansion.

Taman Mansion yang sengaja dibuat portal, dan di tambahkan penjagaan. Semenjak Kakak tertua yang tinggal di sini, penjagaan yang ada semakin ketat dan baik. Semua orang-orang itu tentu sudah di seleksi, walau Kakaknya bukan orang yang ikut dalam dunia bawah, demi keluarga hal tersebut tidak bisa diabaikan, karena jika sampai ada kebocoran sedikit saja nyawa mereka bisa terancam. Tristan tidak mau ambil risiko untuk itu.

"Anastasia."

Kakak iparnya memiliki rambut coklat tua yang cantik, ditambah mata hazel yang hangat. Abigael juga sangat baik.

"Selamat siang, Kakak ipar." Anastasia tersenyum dia berjalan mendekat ke arah Kakak Iparnya. "Selamat atas kabar bahagianya, aku sangat senang mendengar cerita baik itu."

Mungkin pandangan orang luar tidak akan baik saat tau jika keluarga mereka memiliki relasi dengan dunia bawah dan bahkan saat mereka menjelaskan jika mereka bukan bekerja seperti yang ada di pikiran orang-orang tidak akan ada yang percaya. Awalnya Abigael juga seperti itu, namun lama-kelamaan Abigael paham dan akhirnya menerima.

Mereka hanya bisa mengatakan identitas asli mereka saat pasangan mereka benar-benar bisa di percaya, dan biasanya hubungan pernikahan adalah salah satu kuncinya. Saat mereka menikah fakta ini akan dikatakan pada pasangan mereka, dan sekali didengar maka mereka harus bersama selamanya. Karena tidak menutup kemungkinan jika informasi akan bocor, karena itu walaupun mereka menikah biasanya mereka tidak akan mau tinggal di rumah mertua mereka atau di sekitar orang yang tidak bisa mereka percaya. Terlalu berisiko.

Karena itu Patricia dan Maria belum menikah, mereka masih merundingkan beberapa hal. Apalagi untuk tempat tinggal dan orang-orang. Calon keduanya setuju saja mereka tinggal dimana saja. Inilah kenapa mereka harus mencari orang yang benar-benar mencintai mereka dan jadi orang yang akan melindungi mereka bukan menusuk.

Abigael tersenyum. "Aku jadi suka makan kue setelah hamil, aku takut jadi gemuk." Abigael memegang kedua pipinya.

"Kak Tristan akan tetap menyukai Kakak seperti apapun Kakak Ipar." Anastasia terkekeh pelan.

"Jangan bilang begitu. Aku malu." Wajah Abigael memerah. Walau Tristan kelihatan cuek, nyatanya Kakak sulungnya itu sangat peduli. Apalagi pada orang yang dia sayangi.

Mansion ini tidak banyak yang berubah, ini pertama kalinya dia kemari setelah sekian lama. Paling yang berbeda hanya beberapa interior yang diatur oleh Kakak Iparnya. Tidak buruk.

"Bagaimana perjalananmu di negeri seberang." Abigael duduk di kursi, di ikuti Anastasia.

Para pelayan mengeluarkan beberapa camilan dan teh, para bangsawan menyukai hal seperti ini.

"Menyenangkan, ada beberapa hal yang berbeda. Tapi semuanya bisa diatasi dengan baik." Anastasia meminum tehnya. "Mungkin aku sudah memberikan hadiah saat aku kembali, tapi yang satu ini untuk berita baik yang membahagiakan."

Salah satu pelayan yang Anastasia bawa dari Mansion Dioxazine meletakkan sebuah kotak di atas meja.

"Aku juga tidak tau kenapa aku membelinya, seperti ada yang mengatakan jika aku harus membelinya. Dan ternyata dia memang akan ada pemiliknya." Anastasia mendorong kotak itu ke hadapan Abigael. "Mungkin tidak seberapa."

Abigael meraih kotak itu, ada sebuah gelang dengan batu berwarna warni menghiasi ada seperti lambang bunga dari emas menjadi hiasan gelang tersebut. "Ini cantik."

"Disana ini dikatakan gelang obat, dia terbuat dari mineral yang mampu memaparkan radiasi baik. Semoga bisa membantu." Anastasia tersenyum, dia memanggil lagi pelayan untuk membawa hal yang ingin dia berikan pada Iparnya.

"Ini sangat cantik." Abigael tersenyum. "Terimakasih."

Anastasia mengangguk. Pelayan sekali lagi membawa sesuatu. Kali ini agak berukuran besar. "Katakan saja ini salah satu buah ciri khas di negara seberang. Harganya jika disini sangat mahal, karena itu aku sekalian membeli di sana."

Sebuah buah dengan bentuk oval dan dengan warna yang lembut ada di dalam kotak. "Aku pernah dengar tentang buah ini. Katanya bijinya baik untuk kesehatan."

"Ya. Karena itu dia akan baik untuk Kakak Ipar." Anastasia memakan kuenya. "Kakak Ipar hanya perlu sehat saja."

"Terimakasih, Ana. Aku tidak menyangka kau akan memberikan banyak hal seperti ini." Abigael terkekeh pelan, dia meminta pelayan untuk menyimpan buah tersebut. "Aku akan memakannya nanti."

Anastasia mengangguk pelan. "Nanti saat dia lahir akan aku berikan lebih banyak hal lagi."

"Tristan akan marah kalau kau terlalu memanjakannya nanti." Abigael terkekeh pelan.

"Aku mau jadi Bibi kesayangan semua keponakanku nantinya, jadi aku akan memanjakan mereka semua." Anastasia meminum tehnya.

Seekor kupu-kupu, dengan sayap berwarna biru hinggap di tangan Abigael. "Mereka sangat cantik."

Kupu-kupu dan serangga-serangga lain beberapa ada yang tinggak di Mansion ini. Awalnya Abigael takut pada serangga namun lama kelamaan sudah tidak lagi.

Saat tau Anastasia yang mengendalikan mereka semua dan tidak perlu khawatir akan di serang tiba-tiba, Abigael pelan-pelan menerima.

"Aku jadi ingat saat hari pernikahan kami, aku kira kupu-kupu itu datang sendiri untuk menyambut kami saat di altar, ternyata kau mengendalikannya." Anastasia sempat pulang, namun hanya saat acara-acara penting, salah satunya pernikahan saudaranya.

Itu saran Maria, akhirnya Anastasia menurut. Hasilnya tidak buruk. Ada sekitar seratus lebih kupu-kupu yang dia panggil untuk memeriahkan acara pernikahan itu.

"Nantinya saat dia lahir aku akan membuat hal lain, mungkin aku akan membuat taman penuh kupu-kupu."

Abigael terkekeh. "Itu akan sangat indah."

. . .

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang