59. Acara

970 147 8
                                        

Anastasia memutuskan untuk kembali ke Hara, dan tidak membalas surat Rafael. Itu terlalu beresiko.

"Apa-apaan ini!"

Anastasia baru saja turun dari kereta yang membawanya, tapi semua hiasan yang ada di depan pintu rumahnya membuat dia tidak bisa berkata-kata.

"Akhirnya kau datang juga!" Anastasia menoleh, menatap Maria yang sedang menumbuhkan sebuah bunga agar melingkar di sekitar pilar-pilar yang ada di rumah mereka. "Aku kira kau akan datang setelah acara berakhir, tapi kau bahkan datang sebelum acaranya mulai."

Anastasia mengerjap. "Hah? Acara? Acara apa?"

"Maria akan menikah!" Edlynne yang berada di lantai dua rumah mereka berteriak dari jendela. "Kau terlalu sibuk dengan urusan misi sampai tidak tau itu."

Anastasia menatap Maria kaget. "Kau? Menikah?"

"Aku bahkan waktu itu jauh-jauh ke Istir untuk mengukurmu, kau kira untuk apa?" Maria melirik Anastasia malas.

"Aku kira itu masih beberapa bulan lagi." Anastasia masih kelihatan bingung. "Dan bukannya Pat yang akan menikah duluan?"

"Kau bahkan sudah pergi sekitar hampir setengah tahun ke Istir." Patricia mendekat dengan Edlynne. "Calonnya sedang pergi melakukan pekerjaan dalam waktu lama, jadi mereka mengundurkan hari pernikahan mereka."

Anastasia mengusap wajahnya. "Aku paham. Aku kira tidak ada apa-apa, Ayah hanya ingin aku datang. Aku tidak tau jika akan ada pernikahan."

"Pakaian apa yang kau kenakan itu?" Countness Hara, Merelisa Dioxazine menatap pakaian yang dipakai oleh Anastasia dengan aneh. "Apa selera pakaianmu seburuk ini?"

"Ibu, aku baru pulang melakukan misi. Jangan terlalu berharap." Anastasia menghela nafas. "Biarkan aku istirahat."

Edlynne dengan senang hati mengantarkan Kakaknya menuju kamar.

***

Maria dan tunangannya akan menikah, acaranya beberapa hari lalu. Ayahnya memang meminta Anastasia untuk datang, Ayahnya hanya ingin memastikan Anastasia baik-baik saja. Tapi nantinya Anastasia akan diminta tinggal untuk acara pernikahan Maria.

Maria kelihatan sangat bahagia, dari sorot mata saja sudah sangat kentara kalau Maria bahagia.

"Ayah."

Edgar sedang berada di ruangannya dengan Wolfy yang tampak mendekat saat Anastasia masuk dan duduk di kursi.

"Hm? Bagaimana di Istir?" Edgar menurunkan berkas yang ia baca. "Kau kelihatan tidak baik."

Anastasia menghela nafas. "Ini agak serius, Ayah."

Edgar menaikkan sebelah alisnya, dia berjalan menuju sofa yang Anastasia duduki. "Katakan."

"Sebenarnya bagaimana keluarga kita terbentuk? Tidak. Marga keluarga kita." Anastasia menatap sang Ayah. "Aku mau dengar yang sebenar-benarnya Ayah."

Edgar tersenyum. "Semua yang kau tau adalah jawabannya, Nak. Itulah."

Anastasia menghela nafas. "Sebenarnya pemberontakan ini semakin lama ada hubungannya dengan Dioxazine, Ayah."

"Kau bertemu dengan yang sama seperti kita, kan? Ayah sudah dengar dari Ibumu."

"Aku bertemu dengannya lagi, dan kali ini dia menceritakan semua. Ada seseorang yang jahat, sengaja memanfaatkan darah kita, memanfaatkan keistimewaan kita."

Bisa terlihat jika wajah Edgar kelihatan berubah. "Apa yang kau bicarakan?"

"Dia sama dengan kita Ayah, tapi dia berasal dari keluarga yang sudah terlalu banyak tercampur. Dia campuran. Dulu saat kejadian kelam itu terjadi, keluarganya pergi dan hidup di suatu tempat tapi beberapa tahun yang lalu keluarga mereka di temukan oleh orang inj dan berakhir seluruh keluarganya di bantai habis. Hanya dia yang tersisa." Anastasia menunduk. "Aku ingin menolongnya, tapi semua informasi dan pilihan yang aku harus lakukan hanya sedikit."

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang