57. Hal Mencurigakan

669 112 3
                                    

Memesan satu kamar di sebuah hotel yang katanya bintang tiga di kota itu, Anastasia agak kecewa karena ini tidak sesuai ekspentasinya.

Kota ini buruk sekali.

Menjatuhkan badannya di atas kasur, Anastasia melepaskan semua sihirnya. Rambut yang hanya sebahu perlahan memanjang dengan warna yang ikut berubah lebih gelap.

Mata merah muda itu berubah menjadi ungu, pakaian yang awalnya mewah berubah menjadi sedikit di bawah lutut. Itu pakaiannya di awal, agak lusuh dan ya begitulah.

Anastasia akan mandi dan mencari makanan, mungkin dia hanya akan turun ke bawah. Dia tidak sengaja menemukan cafetaria di bawah, berada di sebelah hotel ini.

Bergegas untuk mandi, Anastasia agak sial hari ini, mungkin seterusnya.

Dia tidak membawa gaun-gaun miliknya, yang ia bawa hanya pakaia-pakain lusuh ini. Dia bisa saja memakai sihir tapi untuk beberapa hal itu mungkin agak tidak baik terus menggunakan sihir. Kalau untuk rambut dan matanya itu hal yang biasa, tapi Anastasia jarang menggunakan sihir pada pakaian. Takutnya jika dia terlalu memakai banyak sihir untuk dirinya sendiri dia akan bingung untuk mengendalikan serangga-serangganya.

Para serangga itu sudah berada di sekitar kota, banyak yang mulai pergi mencari informasi yang bisa menjadi petunjuk.

Selesai mandi dan bersiap, Anastasia terdiam menatap dirinya di cermin. Gadis itu mendengkus geli.

"Aku tidak sadar kalau aku membuat rambutku sama dengan Rosieta." Mungkin dia tidak sengaja teringat gambar atau cerita Rafael tentang Rosieta, dia baru sadar sekarang kalau warna rambutnya sama persis dengan Rosieta.

Memakai sihir untuk merubah gaunnya, Anastasia akan membeli beberapa gaun untuk sementara waktu.

***

Rasanya seperti mengahadiri sebuah pesta, padahal ini hanya cafetaria yang bahkan tidak terlalu besar. Mungkin hanya sebesar kamarnya yang ada di Hara.

Itu terlalu besar untuk sebuah kamar tapi untuk sebuah cafetaria ini biasa saja.

Seperti yang dibayangkan, orang-orang ini memakai pakaian luar biasa. Bahkan perhiasan menjadi hal yang tidak terlupakan.

Anastasia menyentuh kalung dari biji pohon di kuil yang Rafael jadikan kalung untuknya, sedang apa ya laki-laki itu sekarang.

"Apakah Nona baru di kota ini?" Seorang pria dengan pakaian rapi, bahkan beberapa hal di pakaian yang digunakan terdapat emas asli. Lihat saja kancing-kancing itu. "Saya adalah pemilik tempat ini."

Anastasia sudah selesai dengan makanannya, hanya iseng tetap tinggal sementara waktu untuk mengecek keadaan. Tidak menyangka akan ada yang datang untuk menyapanya. "Begitulah. Saya hanya penasaran dengan kota ini dan akhirnya datang."

Pria itu tertawa, mungkin umurnya sama dengan Rafael. "Nona sangat cantik, bahkan sejak tadi banyak yang memperhatikan Nona."

Dia tau itu, malah dia sengaja. Kenapa? Jika ingin mencari jawaban dengan cepat lebih baik dia langsung kelihatan saja, biar jadi pusat perhatian. Buktinya laki-laki ini datang.

"Ah, aku tidak memperhatikan sekitar." Anastasia tersenyum. "Aku suka dengan kota ini, semuanya terlihat luar biasa."

Pria itu mengangguk semangat. "Ya. Kota ini sangat luar biasa. Tidak ada orang miskin yang berpakaian buruk disini."

Anastasia menaikkan sebelah alisnya, dia lalu tersenyum. "Benar, aku juga baru menyadari saat memasuki tempat ini. Rasanya seperti sedang menghadiri sebuah pesta saja, semua berpakaian sangat cantik."

"Karena kau baru disini akan aku ceritakan sesuatu." Pria itu tampak bersemangat. "Raja tidak mau ada yang berpakaian jelek di Ibu Kota ini. Dia bilang semua harus luar biasa."

"Ini memang luar biasa." Anastasia mengangguk.

"Sebenarnya kota ini yang harusnya menjadi Ibu Kota Pusat bukan yang kita kenal sekarang ini." Pria itu tampak menggebu-gebu. "Raja kota ini yang harusnya jadi pusat utama. Lihat saja, tidak ada yang berpakaian jelek dan semuanya luar biasa. Kemewahan adalah kunci utama!"

Bagaimana bisa Kerajaaan yang hanya sebesar sebuah daerah kekuasaan bangsawan setinggi Duke akan menjadi sebuah Ibu Kota Pusat yang mengalahkan Ibu Kota yang dipimpin oleh Kekaisaran?

Tapi sepertinya itu menjadi jawaban mengapa para penjaga sampai mengejar-ngejar Anastasia hanya karena pakaian yang ia kenakan.

"Tapi tadi tidak sengaja aku dengar ada orang luar yang berpakaian lusuh datang, penjaga bahkan masih mencari-carinya." Anastasia meminum tehnya. "Bagaimana kalau orang itu tidak ditemukan?"

"Dia akan ditemukan." Pria itu tersenyum. "Dia adalah pengotor, perusak keindahan yang telah ada. Dia harus dihukum berat."

"Itu masuk akal, dia memang harus dihukum berat." Anastasia mengangguk.

"Jarang sekali orang yang baru datang akan setuju dengan ideologi kota ini. Nona memang sangat luar biasa." Laki-laki itu tertawa. "Aku harap orang itu secepatnya ditangkap, dan diberi hukuman yang pantas."

"Aku setuju."

"Paling kepalanya akan jadi hiasan di gerbang kota."

Anastasia yang hendak meminum tehnya langsung kaku, terdiam. Hah? Hanya karena pakaian mereka bisa sampai menghabisi nyawa seseorang? Ini gila namanya.

"Kota ini memang luar biasa." Anastasia tersenyum, dia meminum tehnya agar bisa lebih tenang. Kalau Istana tau tentang ini kota ini akan benar-benar kena masalah.

Laki-laki itu tersenyum. "Nona, kalau tidak keberatan bagaimana jika besok kita makan malam bersama. Cara berpikir Nona yang sama dengan kami rasanya sangat luar biasa."

Selama Anastasia melakukan misi, dia telah bertemu dengan berbagai jenis orang. Sifat, perilaku bahkan watak, tapi ini yang paling gila.

Sampai rasanya menjijikkan.

"Maaf, aku sudah punya seseorang." Anastasia menunjukkan cincin di jari manisnya. "Dia akan lewat kota ini, itu kenapa aku berkunjung kemari." Anastasia tersenyum.

"Sayang sekali. Tapi senang rasanya bisa menemukan orang yang sepemikiran." Laki-laki itu berdiri. "Semoga Nona betah di kita cantik ini."

Anastasia tersenyum, dia lalu kembali meminum tehnya hingga habis sebelum pergi keluar dari cafetaria tersebut.

Gila.

Kota ini bukan hanya pemimpinnya yang terobsesi dengan orang lain, tapi juga rakyatnya sendiri. Padahal kota ini terkenal dengan hasil buminya, tapi kenapa malah seperti ini?

Anastasia mulai curiga. Wanita yang Anastasia bertemu untuk kali pertama, si peternak itu. Sepertinya sengaja, padahal pakaian yang dipakai Anastasia dan wanita itu hampir sama.

Memasuki sebuah toko dan mengambil beberapa gan secara acak, Anastasia hendak tertawa.

Kualitas bahan ini agak buruk kalau boleh dikatakan, harganya juga cukup mahal.

Kota ini benar-benar sampah di mata Anastasia.

Ibunya pasti akan langsung membuat gaun ini jika gaun ini ada di dalam lemari Anastasia. Bahan gaunnya terlalu biasa.

Agak kasar bahkan. Padahal harganya cukup menguras kantong.

Setelah berbelanja Anastasia kembali ke hotel tempat ia bermalam.

Jadi dia mendapatkan beberapa kesimpulan, salah satunya adalah kota ini aneh.

Dan bagaimana bisa ini lepas dari Kekaisaran? Ya, Kaisar memang tidak memiliki urusan pada kota ini atau Kerajaan ini. Tapi keanehan kota ini bisa menjadi tanda tanya.

Apa tidak ada orang Istana yang pernah kemari? Rasanya seperti kota ini adalah perangkap dan ini buruk.

Anastasia menghela nafas. Besok dia akan mencari tau lagi.

.. ..

Sesuai janji ya

Tandai typoooo

14 Juli 2024

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang