28. Permulaan Baik

1.5K 296 12
                                    

Setelah mengetahui letak dan telah mendapatkan izin untuk keluar masuk menara, disinilah Anastasia berada.

Selama kurang lebih seminggu yang ia lakukan adalah bolak balik perpustakaan guna mencari informasi sebanyak mungkin tentang sihir, terutama sihir untuk serangga. Ada beberapa buku yang bisa dijadikan referensi, tapi tidak seperti yang Anastasia cari. Semua buku yang ia baca sampai saat ini hanya membahas bagian kulit saja, tidak sampai ke dalam.

Tentang para pemberontak, akhir-akhir ini mereka agak tenang. Sepertinya mereka beristirahat atau mungkin menyiapkan armada baru. Anastasia tidak bisa mendapatkan informasi yang akurat, entah karena ditempat ini sihir sangat sering digunakan hingga para serangga miliknya dapat di singkirkan dengan mudah atau apa.

Inilah kenapa dia harus mendapatkan sesuatu, jika terus begini bisa-bisa para pemberontak itu sudah menyerang istana dan ia tidak tau.

Serangga-serangga ditempat ini lebih jinak dari yang ia bayangkan. Sama halnya dengan makhluk hidup lain, serangga juga bisa merasa asing dengan hal baru. Tapi kebanyakan serangga yang ia temui disini lebih penurut dari yang ia bayangkan. Mereka bahkan seperti tau jika Anastasia bisa mengerti mereka.

Itu salah satu hal yang membuat ia terus membaca buku-buku di tempat ini. Terasa seperti ada yang mencurigakan tapi seperti tidak.

"Anastasia."

Sejak awal berada di perpustakaan ini dia sudah membuat tempatnya sendiri, kedua saudara kembar itu juga tidak mau mengganggu Anastasia. Mereka hanya terkadang mengecek Anastasia, tepatnya Ran yang mengecek Anastasia.

Sudut dimana paling jarang di datangi, buku-buku yang kebanyakan tentang serangga adalah buku yang berada disekitar Anastasia.

Bahkan sedikit memerlukan waktu bagi seseorang yang hapal tempat ini untuk menemukan Anastasia, alasannya karena tempat itu kadang agak terlupakan saking tidak banyak yang ingin tau tentang buku-buku yang tengah Anastasia baca.

"Oh, selamat siang." Anastasia menghentikan kegiatan tulis menulisnya saat menemukan Rafael, si pemimpin daerah ini yang katanya baru kembali dari penyelidikan yang sedang dilakukan, tidak lain dan bukan adalah para pemberontak.

Rambut putih bagai salju yang sedikit panjang diikat menjadi satu secara agak berantakan, mata merah menatap Anastasia dengan meja yang penuh buku.

"Ayo makan siang." Rafael menatap Anastasia. Sejujurnya dia jarang bertemu dengan Anastasia, meskipun mereka satu rumah.

Contohnya saja seminggu ini dia hanya tiga kali bertemu Anastasia. Bahkan ketika makan malam pun yang seharusnya bisa saja mereka bertemu tapi itu tidak pernah terjadi, kadang Rafael memiliki urusan lain dan terkadang Anastasia terlalu berkutat dengan buku-buku sihir.

Anastasia tersenyum. "Tentu." Rambutnya agak berantakan kalau boleh jujur. Para pelayan sudah merapikan rambutnya tadi pagi sebelum ia kemari tapi dia sempat tertidur dan berakhir dengan agak merusak tatanan rambut yang ia miliki.

Anastasia berdiri, berjalan di belakang Rafael. Dia sudah lama tidak bertemu dengan Rafael, jadi tentu saja Anastasia tidak akan menolak ajakan makan siang ini.

"Menemukan apa yang kau cari?" Rafael melambatkan langkahnya agar langkahnya sejajar dengan Anastasia.

"Lumayan, walau masih ada kekurangan." Anastasia tersenyum. "Apa para pemberontak itu masih bersembunyi?"

"Begitulah. Kota ini cukup besar untuk mereka menyebar agar tidak tertangkap." Rafael melirik Anastasia. "Apa ada hal lain yang kau perlukan?"

"Semua baik-baik saja disini." Anastasia tersenyum.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang