26. Tanpa Pengawalan

1.4K 289 0
                                    

Seperti yang dikatakan oleh Kepala Pelayan sebelumnya, Rafael baru akan kembali saat malam. Saat jam makan malam tiba Rafael sudah kembali, namun tidak ikut makan malam bersama Anastasia.

Anastasia menyukai taman di tempat ini, bunga-bunga yang normal dan berwarna warni. Kalau di rumahnya pasti sudah banyak tanaman yang tumbuh agak abnormal. Apalagi kalau ada Victor.

Serangga-serangga di tempat ini juga sangat tenang, bahkan kata beberapa serangga yang tidak sengaja Anastasia temui disini para serangga di rawat, dalam artian mereka tidak akan dibunuh semena-mena. Apakah Istir menyukai serangga?

"Itu beracun,"

Anastasia menoleh, dia hampir menyentuh sebuah bunga yang merambat di bunga lain. Bunga dengan warna ungu dan biru yang cantik, memang terdapat duri disana, tapi dia tidak menyangka bunga itu aka beracun. Apalagi ini adalah taman.

"Begitukah?" Anastasia menarik tangannya. "Aku tidak begitu tau tentang tanaman."

Rafael berjalan mendekat, dengan kemeja santai dan celana kain. Laki-laki dengan rambut yang agak panjang yang tergerai begitu saja.

"Ini diberikan oleh seseorang." Rafael menatap bunga tersebut. Cantik namum mematikan. "Itu akan membuat mati rasa untuk sesaat."

Anastasia tersenyum. "Aku kira Tuan sedang beristirahat."

"Tadinya," Rafael mengacak rambutnya. "Aku melihatmu dari kamarku."

Anastasia menoleh kebelakang, lokasi kamar mereka memang sangat jauh. Tidak heran jika mereka tidak saling berjumpa di dalam kalaupun secara sengaja.

"Aku bertanya pada beberapa pelayan," Anastasia berjongkok, dia menemukan ulat yang berada di daun. "Katanya di Menara bukan sembarang orang bisa masuk."

"Kau 'kan orang kerajaan." Rafael menatap Anastasia yang kelihatan kaget dengan ucapannya. "Kau datang untuk belajar, jadi itu tidak masalah."

Anastasia mengangguk. "Baiklah. Besok aku akan datang."

"Kau bisa sihir?" Rafael memperhatikan Anastasia yang menatap ulat yang sedang memakan dedaunan.

"Bisa. Tapi aku agak penasaran dengan sihir lain. Kebetulan itu jarang ada, karena itu aku kemari." Anastasia tersenyum, mata ungu dan merah itu saling tatap untuk sesaat. "Makanan disini enak, aku suka."

"Baguslah jika itu sesuai dengan seleramu." Rafael mengangguk.

Anastasia berdiri, dia berdiri dihadapan Rafael. "Sepertinya ada yang mengganggu pikiran Tuan."

Rafael mengerutkan kening. Jarang ada yang bisa tau isi kepalanya karena dia selalu menampilkan wajah datar. "Tidak."

Anastasia tersenyum. "Baiklah. Tapi jika anda penasaran sesuatu katakan saja."

Rafael hanya diam, dia mengikuti Anastasia yang berjalan masuk ke dalam Mansion.

"Apa disini serangga sangat disukai?" Anastasia melambatkan langkahnya dan berjalan disamping Rafael.

"Kenapa?"

"Ya, aku melihat banyak serangga disini, mereka seperti di rawat aku rasa. Banyak kupu-kupu beterbangan disekitar taman, bahkan ulat tadi saja dibiarkan." Anastasia melirik Rafael.

"Ya,"

Anastasia tersenyum. "Aku tidak tau jika Tuan menyukai serangga."

"Tidak juga. Itu hanya pesan dari seseorang." Rafael berhenti, membuat Anastasia juga ikut berhenti. "Jika kau mau pergi ke Menara bawa beberapa pengawal, disini tidak seaman itu."

Anastasia mengangguk, dia hanya diam menatap Rafael yang berjalan menjauh. Rafael aneh, tidak biasanya.

***

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang