31. Pertemuan Tidak Disangka

1.5K 299 14
                                    

Hutan lebat yang agak gelap. Awalnya Anastasia kira tidak akan seperti ini, meskipun merupakan perbatasan tapi ia kira tidak akan seperti ini. Hutan ini masih masuk dalam daerah Istir sepenuhnya, namun sepuluh meter dari ujung hutan ini adalah batas daerah dengan kerajaan kecil yang terkenal akan pertanian mereka yang subur.

Mata Anastasia memperhatikan sekitar, cahaya matahari tidak begitu masuk ke dalam hutan ini tapi masih cukup terang.

"Tuan!"

Prajurit yang tadinya berpisah dengan mereka ternyata sedang mengecek daerah hutan ini dan tidak sengaja bertemu dengan Rafael dan Anastasia, serta Irion yang membawa dua kuda sekaligus.

Rafael mengangguk. "Apa kalian dapat sesuatu?"

"Sampai saat ini belum, Tuan." Prajurit itu dan beberapa lainnya telah berkeliling di bagian pinggir hutan namun belum mendapatkan hal yang mereka cari.

Anastasia sejak awal telah melepaskan serangga-serangganya untuk memeriksa sekitar. Di bagian pinggir hutan memang tidak ada yang mencurigakan.

Beberapa buku yang ia baca di perpustakaan benar-benar membantu Anastasia, pasalnya karena buku-buku itu dia jadi memiliki sihir yang bisa ia gunakan pada serangga-serangganya. Contohnya seperti dia bisa meminjam mata ataupun mendengar hal yang sama dengan apa yang serangganya dengar. Namun hanya beberapa saja yang bisa seperti itu. Dia agak kesulitan untuk menerapkan ke semua serangganya, selain harus lebih berkonsentrasi, dan itu agak sulit di situasi seperti sekarang.

"Kita tidak memeriksa sampai dalam?" Anastasia melirik Rafael.

"Tidak." Rafael menggeleng.

"Kenapa tidak?" Anastasia mengerutkan kening.

"Daerah ini berbatasan dengan kerajaan Urusua, jadi kita akan memeriksa sampai disini saja." Irion menjawab. "Ada banyak hal meyeramkan di hutan ini."

Anastasia melirik Irion agak gemas, orang-orang ini benar-benar memperlakukannya seperti dia sangat lemah dan tidak bisa apa-apa. Zale pasti akan tertawa kuat jika tau Anastasia diperlakukan seperti ini.

Rafael turun dari kuda, dia tidak sengaja melihat sesuatu yang aneh di bawah daun kering di tanah.

"Mereka ada disini." Rafael meraih sebuah mutiara dengan ukuran sebesar kepalan tangan yang sedikit ditanam pada tanah. "Ini pelindung mereka."

"Tapi sepertinya mutiara itu sudah tidak aktif lagi." Irion ikut melihat mutiara yang dipegang oleh Rafael. "Mereka pasti baru pergi."

Hik!

Kuda berwarna hitam yang ditunggangi oleh Anastasia berlari dengan cepat. Semua orang fokus pada mutiara hitam yang baru ditemukan sampai tidak sadar jika Anastasia kabur.

Rafael menatap tidak percaya pada kuda yang pergi menjauh bersama dengan Anastasia.

"Apa semua wanita seperti ini?"

***

Ada sebuah air terjun, dimana terdapat gua di baliknya. Beberapa orang-orang itu berada di sana. Seperti apa yang dikatakan Irion, mereka memang berniat untuk pindah dari lokasi ini.

Anastasia mengikat tali kudanya pada sebuah dahan pohon, sedangkan ia sedikit berlari mendekat pada sebuah batu besar.

Air terjun yang berada di sebuah tebing cukup tinggi, memang benar-benar menutupi gua tersebut. Tapi dari penglihatan lebah yang ia lihat ada sekitar dua orang berada di dalam gua itu. Sepertinya mereka bersembunyi sementara waktu disini, dan sekarang berniat untuk pergi.

"Orang-orang itu sudah menemukan mutiara itu." Dua orang laki-laki kekuar dari air terjun tersebut, tanpa basah. Apa air terjun ini hanya ilusi?

"Kita harus bergegas." Laki-laki itu membawa seekor kuda dari dalam gua.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang