15. Kembali

1.7K 311 10
                                    

Utusan dari Istana tiba esok harinya, orang yang diutus adalah salah satu prajurit dari Istana yang adalah tangan kanan kepercayaan Pangeran mahkota.

Tristan Dioxazine.

Yang akan kembali ke Ibu Kota hanya Anastasia dan Zale, sisanya akan tinggal di Istir karena akan mendapatkan pekerjaaan.

Barak yang menjadi tempat tidur sementara mereka hanya ada Anastasia dan Zale. Keduanya diminta menunggu karena utusan Istana sedang membicarakan tentang kejadian kemarin yang akan dilaporkan pada Pangeran Mahkota dan Kaisar.

Rafael yang menyelamatkan mereka sama dengan Rafael yang jadi pengawal Count Apoem. Katanya itu cara paling mudah agar bisa datang. Alias menyamar.

"Kakak lama sekali sih." Zale berbaring di atas ranjang kecil yang jadi tempat mereka tidur semalam. "Aku ingin cepat pulang!"

"Jangan bersuara terlalu keras. Orang-orang akan dengar." Anastasia memukul kepala Zale. "Hentikan."

Zale memajukan bibirnya ke depan. "Menyebalkan."

Seseorang yang mereka kenal beserta pemimpin kota ini datang mendekat. Sepertinya mereka akan kembali.

"Saya akan membawa mereka kembali ke Ibu kota." Tristan meminta beberapa prajurit untuk mengantar dua orang yang akan berangkat ke Ibu kota ke kereta mereka. "Terimakasih Sir Rafael."

"Itu sudah jadi kewajiban." Rafael mengangguk pelan. "Apa portal sudah disiapkan?" Rafael melirik seorang prajuritnya yang mengangguk.

Tristan berjalan di samping Rafael. "Berkat Tuan kami akan sampai dengan cepat ke Ibu kota."

"Itu bukan masalah."

Selain disebut kota pelabuhan dan tempat paling ramai kedua dari Ibu Kota. Istir adalah kota sihir, mereka memiliki separuh pasokan batu sihir ke seluruh benua maupun benua lain.

Sebuah portal besar terbuka, telah disiapkan oleh beberapa penyihir di kota itu.

Perbatasan dengan negara lain di pisahkan oleh lautan, karena itulah Istir memiliki penyihir kuat untuk melindungi perbatasan jika nantinya ada hal yang tidak diinginkan.

"Terimakasih." Tristan dan Rafael berjabat tangan. "Sampaikan salam saya pada Marquess dan Marchioness."

Rafael mengangguk.

Rombongan Istana itu masuk ke dalam portal.

***

Istana adalah tujuan portal tersebut. Perjalanan dua hari yang sangat singkat bisa dihabiskan dalam beberapa menit menggunakan portal.

Anastasia dan Zale turun dari kereta, mereka akan diantar ke daerah yang menjadi tempat mereka tinggal--tentu bohong. Mereka bisa saja langsung pulang ke rumah mereka, tapi ada beberapa orang dari Istir yang ikut jadi mereka tidak bisa melakukan itu.

"Badanku seperti hampir lepas." Anastasia berjalan dibelakang Zale, bahunya terasa sakit karena orang-orang itu mengikat tangannya kebelakang.

"Aku lapar." Zale berjalan sedikit lebih cepat, mereka masih menggunakan penyamaran mereka.

Penutup kepala menutupi setengah wajah mereka. Sebenarnya tidak perlu khawatir ada yang mencurigai mereka. Walaupun mirip dengan para bangsawan sekalipun tidak akan ada masalah, semua orang ditempat ini hanya bekerja sebagai apa pekerjaan mereka. Tidak terlalu peduli dengan orang lain. Karena itu juga mereka tidak khawatir saat bekerja sekalipun mereka kelihatan mencurigakan.

"Oh, kalian kembali cepat juga." Daisy menatap kedua orang itu. Si Kakak tampak kelelahan dan adiknya tampak mengantuk. "Kalian akan langsung kembali atau?" Daisy meletakkan jam ditangannya.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang