60.

658 116 7
                                    

Balkon yang ada dilantai kedua rumah tersebut menjadi lokasi Anastasia dan Rafael, keduanya menatap ke arah taman rumah Keluarga Dioxazine yang penuh dengan bunga berbagai macam warna dan bentuk.

"Lama tidak bertemu."

Anastasia mendengkus geli. "Ini baru sekitar seminggu lebih. Apa kau merindukanku?"

Rafael diam, angin malam membelai lembut rambut laki-laki itu yang bergerak pelan. "Orang itu tidak membalas surat yang aku kirimkan."

Anastasia menatap ke arah lain, ya iyalah. Orang yang harusnya membalas surat itu terlalu bingung bagaimana menjelaskan apa yang terjadi hingga lebih memilih jalan tengah, yaitu tidak membalas apapun.

"Nona Maria kelihatan sangat bahagia." Rafael tersenyum.

Ah, bagaimanapun Anastasia masih memiliki perasaan pada Rafael. Selama seminggu lebih tidak melihat Rafael saja rasanya dia sudah seperti berbulan-bulan, padahal jelas-jelas cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Ya. Semoga kebahagiaan itu tetap ada." Anastasia tersenyum. "Kau pernah bilang kalau Hutan Musim Dingin adalah tempat yang tidak bisa dimasuki sembarangan orang, kan?"

Rafael mengangguk. "Ya. Dan aku tidak bisa mengatakan alasannya."

Jadi sepertinya setiap dari mereka memiliki rahasia masing-masing, yang mungkin saja jika di satukan akan memberikan jawaban yang sebenarnya mereka cari.

"Tunggu aku kembali ke Istir, aku hanya perlu menyiapkan hatiku sebentar." Anastasia menghela nafas. "Semoga kau akan bisa menerimanya."

"Kau selalu mencurigakan tapi aku dengan anehnya aku tetap di sini." Rafael menatap Anastasia yang tertawa.

Anastasia kelihatan berbeda hari ini, tapi ke arah yang baik. Gadis itu jarang menggunakan riasan, dan hari ini gadis itu kelihatan pas dengan riasannya.

Rafael mengulurkan tangannya ke arah Anastasia yang menatap bingung. "Apa ini?"

"Sepertinya pesta dansa sudah dimulai, bagaimana kalau kita lakukan saja disini?" Rafael tersenyum kecil.

Anastasia tersenyum. "Karena aku baik hati, akan aku terima tawaranmu." Anastasia menerima uluran tangan Rafael.

Dengan alunan musik yang terdengar sampai di tempat mereka saat ini, perlahan kaki keduanya bergerak sesuai dengan lantunan musik.

Keduanya tidak sadar, terlalu larut dalam dunia mereka, ada empat pasang mata yang menatap dengan tatapan berbeda-beda ke arah mereka yang berdansa di balkon.

"Mereka kelihatan cocok." Patricia memekik tertahan. "Mereka seperti saling jatuh cinta satu sama lain."

"Tidak!" Itu suara Edgar, si Kepala Keluarga Dioxazine yang mengikuti Putrinya saat mendapatkan informasi dari Zale dan Victor kalau Anastasia diajak oleh Sir Rafael Aesreron untuk pergi.

Patricia awalnya hanya penasaran dengan dua adik laki-lakinya yang berbisik-bisik pada Ayahnya. Ternyata ini alasannya.

"Sepertinya sebentar akan ada pernikahan lagi." Patricia tersenyum lebar sedangkan Edgar, Zale dan Victor kelihatan tidak terima. "Hei, kalian harusnya senang karena dia juga bahagia."

Anak dan Ayah itu hanya memasang wajah masam.

***

Kepala keluarga Dioxazine, Nyonya besar Dioxazine dan semua anak-anak mereka, minus menantu dari anak pertama mereka yang sedang menjaga anak mereka.

Ruangan yang biasa menjadi ruang tamu khusus di rumah mereka kini di isi oleh seluruh anggota keluarga di rumah ini.

Ini adalah hal yang penting, paling penting dalam pernikahan dengan keluarga Dioxazine.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang