9. Kunjungan

2K 372 3
                                    

Kunjungan dari Count Apoem membuat Anastasia menjauh sejauh-jauhnya ke area yang lain.

Count Apoem hanya pergi dengan seorang pengawal yang kemarin hadir di pesta teh. Keduanya berada di ruangan sang Ayah.

Anastasia duduk di bawah pohon, rumah kaca miliknya semakin ramai saja. Kupu-kupu ungu miliknya semua sudah sepenuhnya jadi kupu-kupu. Orang yang melihat isi ruangan ini pasti mengira jika tempat ini adalah penangkaran kupu-kupu.

Ada berbagai warna kupu-kupu dan berbagai ukuran. Sejujurnya dia tidak begitu menggunakan kupu-kupu, tapi mereka bisa di gunakan untuk pengecoh. Karena itu kebanyakan kupu-kupu yang Anastasia punya memiliki warna mencolok.

Beberapa kupu-kupunya yang lain sudah bertelur lagi. Sebentar lagi dedaunan di tempat ini pasti akan terdapat bekas.

Biasanya dia menggunakan lebah dan semut. Semut sangat efisien karena bisa berada di mana saja dan pandai bersembunyi. Lebah cepat, jadi bisa menghindar dengan baik. Itu kenapa dia menambah rumah lebahnya.

"Kau disini."

Mata Anastasia melirik Zale yang berjalan mendekat. "Tumben kau kemari." Anastasia menengadahkan tangannya dan beberapa kupu-kupu hinggap di tangannya. "Kenapa?"

"Ibu bilang akan menjamu tamu dengan makan malam, kau harus bersiap-siap." Zale meraih buah anggur yang sudah tampak matang. "Kenapa tidak di panen saja?"

"Kalau kau mau ambil saja." Anastasia berdiri, menepuk roknya.

"Okay." Zale memetik beberapa buah anggur yang telah matang.

"Selamat sore."

Anastasia menoleh, menunduk memberikan salamnya pada Count Apoem dan pengawalnya yang tampak tidak mau lepas dari Count itu.

"Selamat sore, Count." Anastasia tersenyum.

Count Apoem melihat sekitar, agak takjub karena berbagai kupu-kupi yang beterbangan, beberapa capung dengan beragam warna juga sibuk beterbangan.

"Banyak sekali kupu-kupunya." Count Apoem tersenyum.

"Mereka indah, jadi aku pelihara." Satu kupu-kupu hinggap di bahu Anastasia. "Bagaimana kunjungan anda disini? Menyenangkan?"

Count Apoem terkekeh. "Ini menyenangkan."

Mata Anastasia melirik pengawal Count Apoem, mata merah itu tajam menusuk.

"Saya mencari anda." Maria berjalan masuk ke dalam rumah kaca. "Ah, kalian juga disini."

Anastasia yang sibuk dengan kupu-kupu yang hinggap dipakaiannya dan Zale yang sibuk memakan anggur hanya melirik Kakak mereka itu.

"Nona Maria." Count Apoem tersenyum. "Nona Anastasia tampaknya sangat disukai oleh kupu-kupu."

"Dia yang membesarkan mereka." Maria menutup setengah wajahnya dengan kipas. "Ayo kita kembali Count." Count Apoem mengangguk dan berjalan pergi bersama Maria.

"Itu beracun."

Anastasia menoleh kaget pada pengawal Count Apoem yang masih ada di sana, dia kira pengawal itu sudah pergi. "Beracun?"

"Kupu-kupu hijau itu." Pengawal itu menunjuk kupu-kupu bersayap hijau yang terbang menjauh dari Anastasia. "Dia memiliki efek racun."

"Kau tau banyak tentang kupu-kupu?" Anastasia menatap mata merah itu. "Menarik."

"Saya hanya tau sedikit." Pengawal itu menunduk sebelum pergi dari rumah kaca itu.

"Bagaimana dia bisa tau?" Zale menatap panggung pengawal itu.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang