Panik.
Tentu saja.
Anastasia itu utusan dari Istana, jika terjadi sesuatu akan jadi masalah. Apalagi berurusan dengan nama Dioxazine. Setelah mendapatkan daerah sendiri dan kekuasaan baru, keluarga itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika terjadi sesuatu pada salah satu anggota keluarga mereka akan jadi berbahaya.
Tristan Dioxazine adalah Kepala Keamanan Kerajaan, bisa menjadi masalah besar jika terjadi sesuatu pada adiknya.
Jejak Anastasia benar-benar hilang, padahal perginya gadis itu hanya berselang beberapa menit dari Rafael tapi gadis itu menghilang begitu saja. Rafael dan pasukannya menyebar sepenuhnya untuk mencari Anastasia.
Rafael berhenti pada sebuah pohon yang dipenuhi oleh kupu-kupu, ada sekitar sepuluh pohon dengan keadaan sama. Seperti memberikan, kode?
Perlahan Rafael mengikuti kupu-kupu itu, sampai dia menemukan kuda yang ditunggangi oleh Anastasia. Ada banyak kupu-kupu yang beterbangan disekitar air terjun.
Rafael turun dari kudanya, dengan agak sedikit berlari mendekat pada air terjun tersebut.
"Ini sihir." Rafael sensitif dengan sihir. Air terjun ini hanya ilusi semata, seingatnya tidak ada air terjun di hutan ini.
Rafael masuk ke dalam air terjun itu, terdapat gua yang cukup luas. Cahaya dari batuan sihir yang ada di disana memberikan cahaya agar Rafael dapat melihat.
Mata Rafael berhenti pada seseorang yang terbaring di atas tanah, lalu beberapa batu sihir yang tergeletak begitu saja.
"Lama sekali."
Rafael menoleh, agak kaget dengan keadaan Anastasia yang bersandar pada mutiara-mutiara hitam dibelakangnya.
Dahi gadis itu memerah, bahkan membiru. Pakaian gadis itu kotor, bahkan rambut gadis itu kentara terdapat debu.
"Kau baik-baik saja?" Rafael mendekat, membantu Anastasia untuk berdiri.
"Kepalaku sakit." Anastasia meringis, memegang kepalanya. "Depan belakang terhantam benda padat, pasti sakit tentu saja."
"Kau melawan mereka semua?" Rafael membantu Anastasia berjalan keluar dari gua.
"Siapa lagi?" Anastasia meringis, dia berhenti sebentar. "Sepertinya aku mimisan."
Anastasia meraih ujung jubahnya dan memakai menutup hidungnya yang mengalirkan darah.
"Hei, kau baik-baik saja, kan!" Rafael panik. Bukan hal baru ketika di lapangan melihat darah, tapi masalahnya ini terjadi pada seorang perempuan dan adalah utusan Istana.
"Tenanglah." Anastasia mengusap hidungnya dan agak mengangkat kepalanya ke atas. "Ini biasa."
"Tunggu diluar, akan aku sembuhkan dengan sihir." Rafael membantu Anastasia berjalan hingga mereka sampai di dekat kuda yang Anastasia ikat di pohon.
Rafael mendudukkan Anastasia di rerumputan.
"Mereka sepertinya mengambil batu sihir secara ilegal." Anastasia memberikan tangannya pada Rafael. "Kau benar-benar penyihir hebat."
"Kau lagi-lagi tidak sopan padaku." Rafael menggunakan sihir penyembuh untuk menyembuhkan luka-luka di tubuh Anastasia. "Kepalamu berdarah."
"Benarkah? Aku tidak sadar." Anastasia menyentuh kepala belakangnya. "Pasti karena tadi."
"Kau benar-benar melawan mereka?" Rafael masih agak tidak percaya Anastasia melawan mereka semua. "Aku tidak menyangka."
"Apa kebanyakan Nona yang kau temui sangat lemah, ya?" Rafael mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWS (3) - Anastasia
FantasiaThe Another World Series (3) - Anastasia Cerita berdiri sendiri. Dioxazine. Pada umumnya orang lain hanya akan menganggap itu nama dari salah satu keluarga bangsawan yang tidak terlalu kaya dan tidak terlalu kekurangan, biasa. Tapi bagi yang menge...