44. Tidak Terduga

1.1K 172 5
                                    

Anastasia menyimpan kembali gambar tersebut, ia lalu menyimpan buku tersebut di laci dan menguncinya. Ran sepertinya tidak mau menjelaskan semua ini karena ada hubungannya dengan Pan.

Apa ini semacam cinta segitiga?

Rafael kelihatan sangat dekat dengan Rosieta tapi Pan kelihatan sangat terganggu saat Anastasia mengatakan nama Rosieta. Atau?

Bruk!

Anastasia menoleh. Orang-orang mungkin mengira Anastasia sudah tertidur karena lampu kamarnya yang telah padam. Tapi siapa yang akan masuk dari balkon?

Anastasia berdiri perlahan, dia meraih botol minuman anggur yang ia letakkan di bawah meja, masih ada beberapa, dia berencana memberikan pada tukang kebun buah Peach waktu itu. Karena sekarang sedang genting, dia akan gunakan sebagai jaga-jaga untuk membela diri.

Bersandar pada dinding di sebelah pintu balkon, Anastasia dapat melihat siluet hitam yang tampak berusaha membuka pintu balkon.

Anastasia melihat sedikit cahaya, sepertinya orang itu menggunakan sihir.

Klak!

Pintu itu terbuka, perlahan orang dengan pakaian serba hitam itu berjalan masuk.

"Ding dong!"

Anastasia dengan sekuat tenaga memukul kepala orang dengan jubah serba hitam itu hingga terjatuh di lantai.

Mengusap wajahnya yang terkena percikan dari anggur yang mengenai wajahnya, Anastasia menghela nafas.

Kenapa bisa ada orang seperti ini masuk kemari? Penjagaan rumah ini ketat. Oh.. Apa karena semua mabuk?

Anastasia menghela nafas, ini semua salahnya. Dia akan memberitahukan Rafael agar tidak terjadi hal yang sama.

Anastasia melangkah menuju pintu, tapi kakinya ditahan hingga gadis itu jatuh tersungkur di lantai kamarnya.

Hidungnya mungkin patah sekarang.

"Kau kira hal seperti itu bisa membuat aku pingsan?" Dari suaranya jelas orang berjubah hitam itu adalah laki-laki.

Anastasia mengusap hidungnya yang berdarah, ah, kepalanya terasa berat.

"Kau harus ikut." Laki-laki itu berdiri, dia menarik kaki Anastasia agar gadis itu menjauh dari pintu. "Mereka bilang hidup atau mati, tapi saat hidup hargamu lebih mahal, jadi akan aku buat kau diam sampai tidak bisa melawan."

"Enak saja! Tidak akan!" Segerombolan lebah bergerak masuk dan menyerang laki-laki itu, membuat laki-laki itu bergerak kesembarang arah karena berusaha menghindari seragangan lebah yang menyerangnya.

Anastasia berlari, membuka pintu balkon selebar mungkin. Seperti perkiraan, laki-laki itu jatuh dari balkon kamar Anastasia.

Menatap ke bawah, Anastasia dapat melihat beberapa penjaga yang berlari ke arah orang itu. Tidak tewas, tapi mungkin luka yang diperoleh akan berat.

Mengusap hidungnya dengan gaun tidur yang ia gunakan, Anastasia menyandarkan punggungnya di pagar balkon. Kepalanya sakit dan pandangannya mulai gelap. Dia memang sangat lemah kalau soal fisik.

Dia bahkan tidak menyangka bisa membuka pintu balkon tanpa harus jatuh karena pandangannya buram.

"Ana!"

Anastasia menoleh, dia menatap Rafael yang berlari masuk dengan beberapa penjaga dan pelayan ke dalam kamarnya.

Pecahan kaca dan anggur yang menyeruak diseluruh ruangan, ditambah bercak darah di lantai membuat Rafael panik.

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang